minimum, indeks harga konsumen dan tingkat sukubunga sertifikat bank Indonesia sebesar 50 persen lebih tinggi.
Pada periode krisis kondisi dunia usaha menunjukkan kondisi yang sulit diantisipasi dan belum banyak menjanjikan harapan untuk berkembang sehingga
meskipun terjadi peningkatan tingkat sukubunga sertipikat bank Indonesia yang berpengaruh akhirnya pada sukubunga kredit, jumlah kredit yang disalurkan masih
cukup tinggi sebesar 393.69 persen karena disinyalir terdapat kebutuhan dana yang mendesak untuk mempertahankan hidup usahanya. Dari hasil simulasi variabel produk
domestik bruto Indonesia naik sebesar 38.24 persen karena terdapat pertumbuhan yang positif pada neraca perdagangan 670.64 persen meskipun komponen yang
membentuknya menunjukkan terjadi penurunan baik pada variabel impor -438.90 persen maupun ekspor -138.45 persen serta terdapat pula penurunan investasi baik
swasta -51.72 persen dan pemerintah -296.21 persen. Produk domestik bruto Indonesia yang tumbuh secara positif disinyalir banyak dipengaruhi oleh pertumbuhan dari variabel
konsumsi yang tumbuh sebesar 429.86 persen yang dipicu oleh pertumbuhan pendapatan disposabel 51.57 persen dibandingkan komponen lainnya.
5. Jalur Exchange Rate Channel 1 Var Shock ER, INT, RR, MS,dan BASE
Pada periode krisis peningkatan variabel utama yang digoncang ER,INT,RR,MS dan BASE cukup memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap variabel ekspor
dan impor. Variabel ekspor akan meningkat 188.38 persen dan variabel impor menurun -143.36 persen dalam hal ini diperkirakan terdapat pengaruh dari depresiasi nilai tukar
50 persen kebijakan pemerintah dan secara menyeluruh neraca perdagangan masih menunjukkan pertumbuhan yang baik 775.38 persen serta hal tersebut cukup
memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan produk domestik bruto Indonesia 111.72 persen disamping konsumsi pun memberikan kontribusi yang paling besar 900.26
persen yang diperkirakan oleh karena terjadi peningkatan dalam pendapatan disposabel sebesar 138.74 persen dan kredit 449.28 persen. Naiknya sukubunga sebesar 50
persen lebih tinggi pun memberikan dampak negatif pada pertumbuhan tabungan dan deposito sebanyak -62.33 persen dan peningkatan suku bunga tersebut cenderung
memberikan pengaruh pada pertumbuhan negatif investasi baik pada sektor swasta - 33.97 persen dan sektor pemerintah -337.53 persen, namun hal tersebut tidak terlalu
memberikan pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan produk domestik bruto Indonesia dibandingkan dengan pengaruh dari sektor konsumsi .
6. Jalur Exchange Rate Channel 2 Var Shock ER, RR, MS, dan BASE
Pada jalur nilai tukar 2 ini terjadi perubahan negatif yang cukup besar pada variabel tingkat sukubunga -188.63 persen, investasi pemerintah -433.65 persen, impor
-242.71 persen dan indeks harga konsumen -15.89 persen. Perubahan positif yang cukup besar terjadi pada variabel kredit 605.75 persen, konsumsi 861.70 persen, uang
khartal 250.40 persen dan ekspor 169.76 persen. Perubahan-perubahan variabel tersebut memberikan pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan produk domestik
bruto 93.15 persen disamping tingkap pertumbuhan pendapatan disposabel meningkat 116.16 persen yang secara umum menunjukkan peningkatan daya beli masyarakat
sehingga hal tersebut memiliki pengaruh langsung terhadap peningkatan konsumsi masyarakat yang akhirnya berakibat pada pertumbuhan produk domestik bruto
Indonesia yang merupakan salah satu indikator kinerja perekonomian.
7. Jalur Direct Monetary Channel Var Shock RR, SBI dan BASE