Jalur Balance Sheet Channel Var Shock INT, RR, MS, INV, SBI dan BASE Jalur Expectation Channel Var Shock INT, RR, INDEX, dan SBI

sebesar -21.16 persen dan hal tersebut mempengaruhi pertumbuhan dari uang khartal 260.11 persen, uang giral 71.37 persen dan jumlah tabungan dan deposito -58.66 persen yang dapat dihimpun oleh Bank Sentral dalam rangka meningkatkan pertumbuhan kinerja perekonomian melalui jumlah kredit yang dapat disalurkan.

3. Jalur Balance Sheet Channel Var Shock INT, RR, MS, INV, SBI dan BASE

Variabel kredit meningkat cukup besar yaitu rata-rata sebesar 393.69 atau hampir 4 kali lebih tinggi dibandingkan dengan sebelum terjadi peningkatan variabel tingkat sukubunga, cadangan wajib minimum, penawaran uang, investasi, sertipikat bank Indonesia, dan uang primer sebesar 50 persen lebih tinggi. Produk Domestik Bruto Indonesia menunjukkan peningkatan sebesar 25 kali lipat lebih tinggi dibandingkan dengan sebelumnya. Disinyalir peningkatan PDBI tersebut dikarenakan adanya peningkatan beberapa variabel konsumsi 17.191 persen, ekspor 1.345 persen dan impor 667.40 persen dan peningkatan pengeluaran pemerintah sebesar 363.35 persen yang memberikan kontribusi pada kinerja perekonomian dan dapatlah dikatakan bahwa dengan adanya peningkatan dari aspek investasi baik swasta maupun pemerintah sebagai salah satu komponen dari produk domestik bruto Indonesia 50 persen lebih besar dibandingkan sebelum dilakukannya kebijakan moneter tersebut membawa perubahan yang positif terhadap kinerja perekonomian, disamping adanya peningkatan daya beli masyarakat yang ditunjukkan dengan adanya peningkatan dari pendapatan disposabel.

4. Jalur Expectation Channel Var Shock INT, RR, INDEX, dan SBI

Peningkatan terkecil sebesar 3.05 persen terjadi pada variabel pendapatan pemerintah dan peningkatan terbesar terjadi pada variabel neraca pembayaran BOP 670 persen jika dilakukan peningkatan pada tingkat sukubunga, cadangan wajib minimum, indeks harga konsumen dan tingkat sukubunga sertifikat bank Indonesia sebesar 50 persen lebih tinggi. Pada periode krisis kondisi dunia usaha menunjukkan kondisi yang sulit diantisipasi dan belum banyak menjanjikan harapan untuk berkembang sehingga meskipun terjadi peningkatan tingkat sukubunga sertipikat bank Indonesia yang berpengaruh akhirnya pada sukubunga kredit, jumlah kredit yang disalurkan masih cukup tinggi sebesar 393.69 persen karena disinyalir terdapat kebutuhan dana yang mendesak untuk mempertahankan hidup usahanya. Dari hasil simulasi variabel produk domestik bruto Indonesia naik sebesar 38.24 persen karena terdapat pertumbuhan yang positif pada neraca perdagangan 670.64 persen meskipun komponen yang membentuknya menunjukkan terjadi penurunan baik pada variabel impor -438.90 persen maupun ekspor -138.45 persen serta terdapat pula penurunan investasi baik swasta -51.72 persen dan pemerintah -296.21 persen. Produk domestik bruto Indonesia yang tumbuh secara positif disinyalir banyak dipengaruhi oleh pertumbuhan dari variabel konsumsi yang tumbuh sebesar 429.86 persen yang dipicu oleh pertumbuhan pendapatan disposabel 51.57 persen dibandingkan komponen lainnya.

5. Jalur Exchange Rate Channel 1 Var Shock ER, INT, RR, MS,dan BASE