mempengaruhi output dan harga bahkan dengan memberikan pengaruh yang kecil sekalipun dan dalam waktu yang lebih panjang. Mempertimbangkan perubahan yang
mungkin dalam keefektifan kebijakan moneter dalam regim yang berbeda, dan hal tersebut penting untuk menguji kekuatan relatif dari jalur nilai tukar dalam dua regim nilai
tukar.
6. Exchange Rate 2 Channel
Jalur nilai tukar 2 ini tidak berbeda jauh jika dibandingkan dengan variabel yang dianggap variabel eksogen kecuali variabel interest rate tingkat suku bunga yang tidak
dimasukkan ke dalam variabel yang dipertimbangkan dalam jalur mekanisme transmisi ang Undang no. 23 tahun 1999 Bank Indonesia
alami dan negara pindah ke sistem nilai moneter. Sesuai dengan Und
melaksanakan kebijakan nilai tukar berdasarkan sistem nilai tukar yang telah ditetapkan. Undang Undang Bank Indonesia tersebut dimaksudkan memberikan kewenangan bagi
Bank Indonesia untuk mengelola cadangan devisa serta menerima pinjaman luarnegeri dalam rangka pengelolaan cadangan devisa.
Sistem nilai tukar akan memiliki dampak pada bidang moneter dan sektor keuangan tetapi juga pada kegiatan ekonomi riil baik konsumsi, investasi maupun
ekspor dan impor. Setelah masa krisis, bagaimanapun juga, sistem keuangan dan ekonomi memiliki perubahan struktural yang
tukar mengambang. Hal ini memiliki implikasi mendasar bagi bekerjanya mekanisme transmisi moneter. Pergerakan nilai tukar menjadi lebih nyata tegas dalam
mempengaruhi ekonomi riil dan harga sementara keefektifan kebijakan moneter untuk mempengaruhi nilai tukar telah merusak kenyataan bahwa pergerakan nilai tukar
dikendalikan oleh lebih banyak faktor non ekonomis. Mekanisme transmisi kebijakan moneter melalui jalur nilai tukar bekerja dengan
sangat lemah. Tindakan otoritas moneter untuk mempertahankan variabilitas nilai tukar
dalam rentang tertentu akan membuat nilai tukar relatif stabil dan dapat diprediksi. Dalam kondisi demikian, tingkat sukubunga pada instrumen sertifikat Bank Indonesia
7. Direct Monetary Channel
Kebijakan moneter merupakan kebijakan bank sentral sebagai otoritas moneter dalam bentuk pengendalian besaran moneter untuk mencapai perkembangan kinerja
perekonomian yang diharapkan. Kelompok monetaris beranggapan bahwa mekanisme mian dapat berjalan secara sempurna sehingga harga-
uang dan memiliki pengaruh langsung pada perputaran uang dalam perekonomian. SBI tidak memiliki pengaruh yang signifikan pada nilai tukar dan nilai tukar itu sendiri
bukan merupakan determinan penting bagi inflasi. Sepanjang implementasi dari sistem mengambang setelah perioda krisis, mekanisme transmisi kebijakan moneter terlihat
bekerja dengan baik tetapi sistem perbankan di Indonesia tidak dapat mendukungnya dan faktor resiko masih cukup tinggi, menyebabkan mekanisme pasar dalam sistem
bebas mengambang tidak dapat bekerja dengan efisien
pasar dalam suatu perekono harga dapat segera menyesuaikan pada kondisi di pasar dan perkembangan harga di
pasar sepenuhnya dipengaruhi oleh perubahan jumlah uang beredar JUB dalam suatu perekonomian yang diakibatkan oleh kebijakan moneter yang ditempuh oleh otoritas
moneter dan kelompok monetaris berpendapat bahwa kebijakan moneter hanya berpengaruh terhadap nilai nominal permintaan agregat dan pada tingkat inflasi serta
pertumbuhan ekonomi riil. Kerangka kebijakan moneter otoritas moneter yang dikenal dengan mekanisme transmisi kebijakan moneter banyak dipengaruhi oleh keyakinan
bank sentral yang bersangkutan terhadap suatu proses tentang kebijakan moneter mempengaruhi pertumbuhan ekonomi dan inflasi.
Kajian tentang mekanisme transmisi jalur langsung direct monetary channel mengacu pada peranan uang dalam perekonomian yang dijelaskan oleh teori kuantitas
Teori ini menggambarkan analisis hubungan langsung yang sistematis antara pertumbuhan jumlah uang yang beredar dan inflasi. Berdasarkan mekanisme transmisi
ional, dan sasaran antara yang dipergunakan untuk mencapai sasaran ini pertumbuhan jumlah uang beredar hanya mempengaruhi perkembangan output riil
dan dalam jangka menengah pertumbuhan jumlah uang beredar mendorong kenaikan tingkat inflasi harga sedangkan dalam jangka panjang pertumbuhan jumlah uang
beredar tidak berpengaruh pada perkembangan output riil tetapi mendorong kenaikan tingkat inflasi.
Kerangka kerja operasional kebijakan moneter ditentukan oleh pendekatan yang dianut. Pendekatan berdasarkan kuantitas dilakukan dengan menetapkan sasaran
operasional uang primer dan sasaran antara jumlah uang beredar atau kredit. Umumnya kerangka kerja operasional kebijakan moneter mencakup instrumen kebijakan moneter,
sasaran operas akhir yang diharapkan. Instrumen moneter adalah instrumen yang dimiliki oleh otoritas
moneter yang digunakan untuk mempengaruhi sasaran operasional yang diharapkan. Sasaran operasional adalah sasaran yang perlu dicapai oleh otoritas moneter agar
proses mekanisme transmisi dapat tercapai dan sasaran operasional yang dipilih hendaknya memiliki kestabilan hubungan dengan sasaran antara dan dapat
dikendalikan oleh otoritas moneter dan umumnya digunakan uang primer M0 BASE MONEY. Sasaran antara diperlukan untuk mencapai sasaran akhir yang ditetapkan.
Oleh karena itu diperlukan adanya indikator yang cepat dapat diteliti untuk mengetahui indikasi arah pergerakan ekonomi dan inflasi serta respon kebijakan moneter. Sasaran
antara hendaknya memiliki kestabilan hubungan dengan sasaran akhir yang umumnya digunakan besaran agregat moneter seperti M1, M2 atau kredit. Bank sentral sebagai
otoritas moneter melakukan operasi moneter untuk mengendalikan uang beredar M1,M2 melalui pencapaian sasaran uang primer M0 BASE MONEY sesuai dengan
sasaran akhir target ekonomi makro. Kemudian uang primer ini ditransmisikan menjadi
jumlah uang beredar M1,M2 melalui proses money multiplier sesuai permintaan masyarakat.
Simulasi tersebut diatas diaplikasikan pada model umum yang dikembangkan dan ketujuh model mekanisme transmisi moneter yang terdiri dari model mekanisme
transmisi jalur kredit, model mekanisme transmisi jalur sukubunga, model mekanisme transmisi jalur ekspektasi, model mekanisme transmisi jalur neraca dan model
mekanisme transmisi jalur nilai tukar. Simulasi mekanisme transmisi moneter ini
anisme transmisi kebijakan moneter penting untuk terus
elevan untuk kasus di Indonesia.
dilakukan dengan menggoncang variabel-variabel utama yang ada pada setiap jalur mekanisme yang dianalisa untuk melihat besar perubahan yang terjadi pada kinerja
perekonomian terutama pada Produk Domestik Bruto Indonesia. Variabel-variabel utama pada setiap jalur mekanisme tersebut dinaikan dan diturunkan sebesar 50
dengan asumsi bahwa besar perubahan tersebut merupakan perubahan yang rata-rata terbesar yang pernah terjadi dalam perekonomian Indonesia dan dari besar perubahan
tersebut akan dianalisa besar perubahan variabel ekonomi lainnya terutama pada tujuan makroekonomi yaitu pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi yang stabil, dan neraca
pembayaran yang berimbang. Jenis mekanisme transmisi moneter yang dianalisa dikombinasikan dengan
empat periode analisa dan kombinasi jenis mekanisme transmisi moneter dan periode analisa tersebut dapat dilihat pada Tabel 6.
Salah satu skenario terpenting adalah peranan sukubunga dalam mekanisme trasnsmisi moneter. Kajian Mek
meningkatkan efektivitas kebijakan moneter. Transmisi kebijakan moneter melalui jalur moneter langsung mempengaruhi kinerja perekonomian melalui uang primer M0 dan
uang beredar M1 dan M2 masih dianggap r
Tabel 6. Kerangka Kerja Validasi dan Simulasi Jalur Mekanisme Transmisi Moneter berdasarkan Periode Waktu
Indonesia mengalami peningkatan aliran masuk modal luarnegeri yang sangat tinggi dan pada akhirnya mempengaruhi pertumbuhan kinerja ekonomi. Dalam kondisi ini, jalur
sukubunga bekerja cukup baik dalam mentransmisikan pengaruh kebijakan moneter pada perubahan sukubunga simpanan dan pinjaman kredit dan perubahan sukubunga
tersebut bukan merupakan faktor dominan dalam mempengaruhi besarnya pengeluaran investasi dan konsumsi tetapi juga faktor pertumbuhan ekonomi dan dana yang berasal
dari luar negeri. Instrumen kebijakan moneter utama yang dipergunakan oleh Bank Indonesia
untuk mempengaruhi sasaran operasional tersebut adalah Operasi Pasar Terbuka, Giro Wajib Minimum, Fasilitas Diskonto, dan Moral Suasion. Instrumen kebijakan moneter
NO. Validasi
Perioda SIM-1 SIM-2 SIM-3 SIM-4 SIM-5 SIM-6 SIM-7
3 3
2 1997 - 2000
Masa Krisis
B
3 3
3 3
3 3
3
3 2001 - 2005
Masa Transisi C
3 3
3 3
3 3
3
KETERANGAN SIM-1 Interest Rate Channel
SIM-2 Bank Lending Channel SIM-3 Balance Sheet Channel
SIM-4 Expectation Channel SIM-5 Exchange Rate 1 Channel
SIM-6 Exchange Rate 2 Channel SIM-7 Direct Monetary Channel
1 1988 - 1996
Masa Sebelum Krisis A
3 3
3 3
3
4 2007 - 2010
Peramalan D
3 3
3 3
3 3
3
Bekerjanya mekanisme transmisi kebijakan moneter Indonesia dalam mencapai target makroekonomi dipengaruhi pula oleh perubahan struktural ekonomi dan kebijakan non
ekonomi. Pada periode sebelum krisis, sejalan dengan liberalisasi sektor keuangan di
Operasi Pasar Terbuka dilakukan melalui lelang surat-surat berharga yang ditujukan untuk menambah atau mengurangi likuiditas di pasar uang dan untuk mencapai sasaran
eter dapat mengendalikan jumlah uang
lumnya dengan periode waktu tahun 1988 sampai engan 2005 selama 18 tahun n . Adapun data-data sekunder yang dibutuhkan
data Nilai tukar mata uang, Jumlah penawaran uang, Permi
operasional uang primer yang telah ditetapkan. Fasilitas diskonto adalah fasilitas kredit yang diberikan kepada bank dengan
tingkat diskonto yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia yang diharapkan dapat memberikan kontribusi positif bagi perekonomian. Giro wajib minimum adalah jumlah
alat likuid minimum yang wajib dipelihara oleh bank dalam rekening gironya di Bank Indonesia, dengan demikian otoritas mon
beredar yang dikelola oleh perbankan. Moral Suasion digunakan oleh Bank Indonesia dengan tujuan agar semua bank dapat mengikuti langkah kebijakan moneter yang
diinginkan oleh Bank Indonesia.
4.5. Data dan Klasifikasi Data