CONS = Konsumsi ISWA = Investasi Swasta
IPEM = Investasi Pemerintah GEXP = Pengeluaran Pemerintah
EXPO = Ekspor IMPO = Impor
PENDAPATAN DISPOSIBEL YD
YD = PDBI – TAX ……..………………………………………………………...…. 22 dimana :
YD = Disposable Income PDBI = Pendapatan Domestik Bruto Indonesia
TAX = Pajak
4.2. Identifikasi dan Estimasi Model
Untuk memilih metode yang digunakan dalam menduga parameter-parameter suatu model, maka model perlu diidentifikasikan terlebih dahulu. Identifikasi dilakukan
dengan menggunakan order condition sebagai syarat keharusan, dan metode rank condition sebagai syarat kecukupan. Berdasarkan kriteria rank condition, maka suatu
persamaan akan teridentifikasi jika dan hanya jika dimungkinkan untuk membentuk paling sedikit satu determinan bukan nol pada order G - 1 dari parameter struktural,
pada variabel yang tidak termasuk dalam persamaan yang bersangkutan. Sementara itu berdasarkan kriteria order condition, agar setiap persamaan dapat teridentfikasikan,
maka harus dipenuhi persyaratan sebagai berikut Koutsoyianis, 1977 :
K – M G – 1
Dimana :
K = Jumlah total variabel didalam model endogen dan eksogen M = Jumlah variabel dalam suatu persamaan endogen dan eksogen yang
sedang diuji dan diidentifikasi G = Jumlah persamaan atau jumlah total variabel endogen
Identifikasi terhadap model seperti diatas menggunakan rumus yang memenuhi syarat keharusan necessary condition atau order condition yaitu Koutsoyiannis, 1977:
K - M G – 1 unidentified K - M = G – 1 exacly identified
K - M G – 1 over identified
Model yang dikembangkan dalam penelitian ini merupakan model yang tersusun dari 22 persamaan, yang terdiri dari 18 persamaan struktural dan 4 persamaan identitas
serta memiliki 22 variabel endogen G, dengan variabel predetermined sebanyak 24 variabel yang terdiri atas variabel-variabel eksogen dan lag endogen, dengan demikian
total variabel didalam model K adalah sebanyak 46 variabel. Pada Tabel 4 kelihatan bahwa mulai dari persamaan [1] sampai dengan
persamaan [22] semuanya ternyata teridentifikasi dengan kriteria over identified dan dengan mempertimbangkan ketersediaan data sampel yang terbatas n =18 dan
adanya respesifikasi model yang dibangun ketika dilakukan analisis simulasi maka digunakan metode 2SLS two stage least squares method untuk mengestimasi
parameter struktural Sinaga, 1989. 4.3. Validasi Model
Model ”makroekonometrika mekanisme transmisi moneter perekonomian Indonesia” perlu diuji tentang validitasnya bila digunakan untuk simulasi kebijakan
nonkebijakan dan guna peruntukan peramalan. Untuk tujuan tersebut, maka digunakan beberapa kriteria statistik seperti yang ditunjukkan pada Tabel 4:
Tabel 4 : Identifikasi Persamaan Model Dampak Instrumen Kebijakan Moneter Terhadap Perekonomian Indonesia berdasarkan Order
Condition
No. Persamaan
K - M G – 1
Identifikasi
1. Nilai Tukar
37 21
Over identified 2.
Tingkat Sukubunga 36
21 Over identified
3. Permintaan Uang
40 21
Over identified 4.
Indeks Harga Umum 37 21
Over identified
5. Ekspor 39
21 Over identified
6. Impor 40
21 Over identified
7 Investasi Swasta
39 21
Over identified 8
Investasi Pemerintah 39
21 Over identified
9 Uang Khartal
40 21
Over identified 10
Uang Giral 40
21 Over identified
11 Tabungan dan Deposito
40 21
Over identified 12
Total Penawaran Uang 35
21 Over identified
13 Uang Primer
34 21
Over identified 14 Konsumsi
40 21 Over
identified 15
Pengeluaran Pemerintah 39
21 Over identified
16 Penerimaan Pemerintah
42 21
Over identified 17 Pajak
41 21 Over
identified 18 Kredit
40 21 Over
identified
Root Mean Squares Error RMSE dan Root Mean Squares Percentage Error RMSPE
Statistik RMSE dan RMSPE menggambarkan seberapa jauh nilai-nilai dugaan
variabel endogen tersebut menyimpang dari nilai-nilai aktual, baik itu dalam angka nominal RMSE maupun persentase RMSPE.
0.5 T
1 t
2 t
t
A P
T 1
RMSE ⎥
⎦ ⎤
⎢ ⎣
⎡ −
=
∑
= 0.5
T 1
t 2
t t
t
A A
P T
1 100
RMSPE ⎥
⎦ ⎤
⎢ ⎣
⎡ −
=
∑
=
DImana RMSE = Root Mean Square Error
RMSPE = Root Mean Square Percentage Error T = Jumlah pengamatan dalam simulasi
P = Nilai dugaan model predict value A = Nilai pengamatan actual value
Theil Inequality U
Suatu statistik yang menggambarkan besarnya penyimpangan dari nilai-nilai dugaan tersebut prediksi error, dimana ukuran statistik ini digunakan dalam rangka menilai
kemampuan model untuk menganalisis peramalan ex-ante. Sebenarnya U-Theil ini memiliki kelemahan, karena merupakan fungsi dari prediktor itu sendiri yang merupakan
salah satu unsur didalam penyebutnya, sehingga tidak dapat digunakan sebagai kriteria untuk membandingkan serta me-ranking model alternatif. Untuk mengatasi hal ini sering
kali digunakan juga U1 yang merupakan modifikasi dari U-Theil. Nilai koefisien U berkisar antara 0 dan 1, sedangkan U1 diantara 0 dan
∼ tak terhingga. Makin kecil nilai U ataupun U1, termasuk juga RMSPE, menunjukkan kualitas model yang makin baik.
Adapun untuk mengukur U-Theil dan UI adalah sebagai berikut :
tara itu Mean Squares Error dapat juga didekomposisi atas 3 komponen
atau Biased proportion, mengindikasikan systematic error merupakan deviasi
2. n deviasi slope regresi dari nilai-
3. ng menangkap unsystematic error.
gan satu. Nilai
nisme Transmisi Moneter
atif kebijakan dan non ∑
= ∑
= +
∑ =
− =
− T
1 t
2 t
A T
1 T
1 t
2 t
P T
1 T
1 t
2 t
A t
P T
1 Theil
U
∑ =
∑ =
+ ∑
= −
= −
T 1
t 2
t A
T 1
T 1
t 2
t P
T 1
T 1
t 2
t A
t P
T 1
Theil U
Semen yaitu :
1. UM antara rata-rata nilai prediksi dengan nilai aktual.
UR atau Regression Component, mengindikasika nilai aktual dengan nilai prediksi.
UD atau Residual Componen, ya Jumlah koefisien dari ketiga komponen tersebut adalah sama den
UM dan UR yang makin kecil menunjukkan bahwa model makin baik, sedangkan untuk UD bila nilainya makin besar mendekati 1 berarti model makin baik.
4.4. Skenario Simulasi Jalur Meka