Deily dan Rizvi 1981, menyatakan bahwa konsentrasi gas berhubungan dengan kegiatan respirasi dari dalam kemasan. Hal ini tergantung dari nilai
permeabilitas plastik, laju respirasi dan suhu penyimpanan. Perbandingan nilai permeabilitas udara dan uap air pada beberapa jenis kemasan plastik yang biasa
dipakai untuk pengemasan buah segar dapat dilihat pada Tabel 3.
1. Kemasan Polipropilen PP
Polipropilen yang mempunyai rumus kimia -CHCH
3
-CH
2
-
n
cukup sesuai digunakan sebagai kemasan rigid. Plastik polipropilen dihasilkan dari polimerisasi
propilen. Plastik tersebut lebih kaku, terang, dan kuat dibanding polietilen, mempunyai permeabilitas air yang rendah, stabil pada suhu tinggi, memiliki
ketahanan yang baik terhadap lemak, permeabilitas gas yang rendah, serta titik leburnya yang tinggi sehingga sulit dibuat kantong dengan sifat rekat panas yang
baik. Menurut Robertson 1993, polipropilen mempunyai densitas yang sangat rendah, yaitu sekitar 0,9 gcm
3
, kekuatan tarik tinggi, kekakuan, dan ketahanan kikis yang lebih besar, transparan, lebih mengkilap, dan permukaannya halus.
Ketahanan polipropilen terhadap minyak, lemak, dan pelarut lebih baik bila dibandingkan dengan high density polyetylene HDPE. Menurut Syarief 1989,
sifat-sifat utama dari polipropilen yaitu : a.
Ringan densitas 0,9 gcm
3
, mudah dibentuk, tembus pandang dan jernih dalam bentuk film, tidak transparan dalam bentuk kaku.
b. Mempunyai kekuatan tarik lebih besar dari PE. Pada suhu rendah akan rapuh,
dalam bentuk murni pada suhu -30 C mudah pecah sehingga perlu
ditambahkan PE atau bahan lain untuk memperbaiki ketahanan terhadap benturan. Tidak dapat digunakan untuk kemasan beku.
c. Lebih kaku dari PE dan tidak gampang sobek sehingga mudah dalam
penanganan dan distribusi. d.
Permeabilitas uap air rendah, permeabilitas gas sedang, tidak baik untuk makanan yang peka terhadap oksigen.
e. Tahan terhadap suhu tinggi sampai dengan 150
C, sehingga dapat dipakai untuk makanan yang harus disterilisasi.
f. Titik leburnya tinggi, sehingga sulit dibuat kantung dengan sifat kelim panas
yang baik.
g. Tahan terhadap asam kuat, basa dan minyak. Baik untuk kemasan sari buah
dan minyak.
2. Kemasan Poli Vinil Chlorida PVC
Poli Vinil Chlorida PVC dibuat dari polimerisasi monomer vinil klorida
CH
2
= CHCl. Plastik PVC memiliki densitas sekitar 1,35 - 1,4 g cm
-3
. Plastik PVC sangat baik, sebab sifatnya yang mudah direntang, jernih dan bening
Syarief, 1989. Dalam dunia perdagangan, plastik PVC fleksibel dikenal dengan nama
plastik cling film. Sifat-sifat umum PVC adalah sebagai berikut : a.
Tembus pandang, ada juga yang memliki permukaan keruh. b.
Mempunyai permeabilitas uap air dan gas yang rendah c.
Kekuatan tarik tinggi dan tidak mudah sobek. d.
Densitasnya berkisar 1,35 sampai 1,4 g cm
-3
Syarief, 1989. Tabel 3. Nilai permeabilitas terhadap O
2
dan CO
2
dari berbagai jenis plastik Permeabilitas ml. mmm
2
. hari. atm Jenis film
O
2
CO
2
Perbandingan O
2
dan CO
2
PELD PVC
Poly propilene 7,700-7,7000
4,263-8,133 7,700-21,000
3,900-1,3000 0,620-2,248
1,300-6,400 2,0-5,9
3,6-6,9 3,3-5,9
Sumber : Zagory dan Kader 1988 Menurut Smock 1979, penyimpanan dingin merupakan salah satu cara
untuk menghambat turunnya mutu buah segar, disamping pengaturan kelembaban dan kondisi udara. Penyimpanan dingin chilling storage dilakukan dibawah suhu
15 C dan di atas titik beku, sedangkan Syarief 1989, menyatakan bahwa
pendinginan atau refrigasi adalah penyimpanan produk pangan pada suhu 0 - 10 C.
Tujuan penggunaan suhu dingin selama penyimpanan buah segar adalah untuk mengurangi kelayuan karena kehilangan air, menurunkan laju reaksi kimia
dan laju pertumbuhan mikroba pada bahan yang disimpan serta memperpanjang daya simpan Smock, 1979. Daya simpan buah dapat diperpanjang karena selama
penyimpanan pada suhu pada suhu dingin, reaksi-reaksi akan menurun
kecepatannya, misalnya proses respirasi atau metabolisme dalam jaringan tanaman Wirakartakusumah et al., 1989.
Dalam penyimpanan dingin perlu diperhatikan mengenai mutu bahan yang akan didinginkan, suhu ruang pendingin, kelembaban udara di dalam ruang
pendingin, dan sirkulasi udara serta jarak tumpukan di dalam ruang pendingin. Tiap jenis buah-buahan memiliki sifat karakteristik penyimpanan tersendiri. Sifat-
sifat buah segar selama penyimpanan dipengaruhi oleh faktor varietas, iklim tempat tumbuh, kondisi tanah dan cara budidaya tanaman, derajat kematangan dan
cara penanganan sebelum disimpan Muchtadi dan Sugiyono, 1992. Suhu penyimpanan sangat berpengaruh secara signifikan terhadap laju
respirasi. Pantastico 1975 menyebutkan bahwa antara suhu 0 - 30
C laju respirasi meningkat 2 - 2,5 kali tiap kenaikan suhu 8
C. Ashari 1995 menyebutkan beberapa kondisi penyimpanan buah dalam Tabel 4.
Tabel 4. Penyimpanan hasil buah-buahan Komoditi Suhu
penyimpanan C
Kelembaban relatif
C Perkiraan
ketahanan minggu
Mangga Pisang
Pepaya Semangka
Melon 13
12-15 7
4-10 5-10
85-90 85-90
85-90 85-90
90 2-3
1,5-2 1-3
2-3 1-4
Sumber : Ashari 1995
III. METODE PENELITIAN