y = -0.4070x + 9.387 R
2
= 0.9495 y = -0.3807x + 9.429
R
2
= 0.9347 y = -0.3914x + 9.481
R
2
= 0.9363 y = -0.3859x + 9.341
R
2
= 0.9488 y = -0.6099x + 8.908
R
2
= 0.9346
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
11 12
13 14
hari ni
lai
─
PP 2 lubang terbuka
─
piring + tutup cling film
─
PP 1 lubang terbuka
─
piring tanpa tutup
─
PP 2 lubang tertutup
Gambar 28. Grafik penurunan nilai organoleptik tekstur buah semangka terolah minimal selama penyimpanan dingin
Pada Gambar 27 dan 28 dapat dilihat bahwa laju penurunan nilai organoletik tekstur buah pada wadah berpenutup relatif sama, sedangkan laju
penurunan nilai organoletik tekstur pada buah yang disimpan dalam wadah piring tanpa tutup relatif tinggi. Hal ini sesuai dengan pengujian kelunakan daging buah
pada wadah piring tanpa tutup yang menunjukkan nilai paling tinggi dibandingkan pada wadah lain.
C. EFEKTIVITAS KEMASAN
Pada penyimpanan buah pepaya terolah minimal dalam wadah polipropilen dua lubang tertutup, nilai laju peningkatan total mikroba, peningkatan
kadar air, penurunan total gula, dan kelunakan daging buah relatif lebih rendah dibandingkan pada wadah polipropilen lainnya. Buah pepaya yang digunakan
dalam penelitian ini masih dalam kondisi belum matang. Hal tersebut menunjukkan bahwa penggunaan wadah polipropilen dua lubang tertutup lebih
efektif untuk penyimpanan buah yang belum matang.
Pada penyimpanan buah semangka terolah minimal dalam wadah polipropilen satu lubang terbuka, laju peningkatan total asam dan total mikroba
relatif lebih rendah, sedangkan beberapa parameter lainnya menunjukkan laju perubahan yang relatif sama. Buah semangka yang digunakan dalam penelitian
kondisinya sudah matang. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan wadah polipropilen satu lubang terbuka untuk buah yang sudah matang lebih efektif
dalam mengurangi resiko kerusakan buah, terutama akibat pengaruh mikroba selama penyimpanan dingin.
Pada penyimpanan buah dalam wadah piring dengan tutup plastik cling film, penurunan total gula dan peningkatan total mikroba relatif lebih tinggi. Di
samping itu, penggunaan plastik cling film untuk penyimpanan dalam waktu lama dinilai kurang praktis karena lembaran plastik memiliki bentuk yang tidak kaku
dan gampang sobek. Pada penyimpanan buah menggunakan wadah piring tanpa tutup, laju
peningkatan total mikroba, penurunan kadar air, penurunan kecerahan, dan peningkatan kelunakan buah lebih tinggi dibanding pada wadah lain sehingga
menyebabkan perbedaan penampakan yang cukup jelas pada buah.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Pengukuran dan perhitungan karakteristik wadah menunjukkan bahwa nilai ketebalan, gramatur dan densitas wadah polipropilen rigid lebih besar
sehingga memiliki bentuk yang lebih kaku dibandingkan kemasan plastik cling film. Nilai transmisi rata-rata O
2,
CO
2,
dan H
2
O polipropilene rigid lebih rendah dibandingkan dengan plastik cling film.
Karakteristik buah pepaya dan semangka menunjukkan bahwa nilai kadar air keduanya relatif besar 80, daging buah semangka lebih lunak
dibandingkan daging buah pepaya., Nilai pH dalam kisaran netral 6,10 untuk pepaya dan 5,60 untuk semangka, sedangkan nilai aw pepaya dan semangka
sebesar 0,82 dan 0,80. Dalam buah pepaya dan semangka juga terdapat karbohidrat, protein dan lemak dalam jumlah yang relatif rendah.
Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa selama penyimpanan terjadi peningkatan jumlah total mikroba. Hal tersebut menyebabkan terjadinya
peningkatan kadar air kecuali pada B5, penurunan total gula, peningkatan total asam dan penurunan pH, peningkatan kecerahan warna buah kecuali pada B5
dan Hue kecuali pada B5 buah semangka, serta peningkatan kelunakan daging
buah. Berdasarkan uji organoleptik warna, aroma, dan tekstur, penerimaan
panelis terhadap buah yang disimpan dalam wadah polipropilen berkisar antara sembilan hingga 12 hari. Penerimaan panelis terhadap buah yang disimpan dalam
wadah piring dengan tutup cling film berkisar antara delapan sampai sebelas hari, sedangkan penerimaan panelis terhadap buah yang disimpan dalam wadah piring
tanpa tutup berkisar antara lima hingga tujuh hari penyimpanan. Berdasarkan perubahan-perubahan parameter mutu buah selama
penyimpanan, seperti total mikroba, kadar air, total gula, total asam, warna, dan kelunakan daging buah maka, penggunaan wadah polipropilen dua lubang tertutup
untuk penyimpanan buah yang belum matang dan penggunaan wadah polipropilen satu lubang terbuka untuk buah yang sudah matang dinilai lebih efektif
dibandingkan wadah yang lainnya.