38
2. Proses Penyangraian Biji Kakao
Biji Kakao Fermentasi 1.
Persentase berat hasil penyangraian a.
Berat sebelum sangrai = 8.00 kg b.
Berat persentase setelah sangrai = 7.66 kg 95.75 c.
Berat persentase yamg hilang = 0.34 kg 4.25 2.
Keperluan Bahan bakar bensin p = 804 kgliter a.
Berat tabung sebelum penyangraian m = 11.520 kg b.
Berat tabung setelah penyangraian m` = 11.157 kg c.
Berat terpakai m-m` = 0.363 kg d.
v = 0.363 kg 804 kgliter = 0.00045 liter
= 0.45 ml Liter 3.
RPM Dalam pengukuran RPM mesin sangrai ini dilakukan di dua tempat yang
berbeda yaitu pada silinder dan belt mesin sangrai yang sedang beroperasi. Proses pengukurannya sendiri dilakukan tiap sepuluh menit sekali,
pengukuran menggunakan Tachometer. Didapat nilai RPM terbesar pada silinder adalah 46.28 dan nilai putaran terkecilnya 42.14 putaran per menit.
Sedangkan untuk nilai RPM pada belt mesin penyangrai nilai terbesarnya adalah 469.30 dan 460.80 untuk nilai terkecilnya. Hasil pengukuran
selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 9.
39 Tabel 9. Data pengukuran RPM mesin sangrai pada proses penyangraian
biji kakao fermentasi
4. Waktu Penyangraian
Waktu yang dibutuhkan dalam proses penyangraian biji kakao fermentasi ini adalah 47 menit.
5. Kebutuhan Energi motor satu fase
a. Kebutuhan Energi KWh = V x I x t 60
b. V mesin sangrai = 220 volt
c. I rata-rata = 2.7 ampere
d. Waktu penyangraian = 47 menit
e. Kebutuhan energi = 220 v x 2.7 A x 47 menit 60 menit
= 0.465 kWh. 6.
Pengukuran kadar air Pengukuran kadar air setelah proses penyangraian dilakukan dengan
menggunakan metode oven, dimana persentase kadar air dinilai dari jumlah air yang hilang selama proses penyangraian. Dari data pengukuaran Tabel 10
didapat nilai kadar air rata-rata setelah proses penyangraian adalah 4.33 .
Waktu menit RPM Silinder
RPM Belt
0 44.82 469.30
1 42.14 460.80
10 42.37 461.50
20 44.18 465.20
30 45.92 464.73
40 45.97 465.80
47 46.28 467.19
40 Tabel 10. Data pengukuran kadar air biji kakao fermentasi setelah proses
penyangraian
Sampel Berat
Cawan,m0
g
Berat Cawan dan Sampel Sebelum
Penyangraian,m1 g
Berat Cawan dan Sampel Setelah
Penyangraian,m2 g
Kadar Air
1 59.7 69.7
69.3 4.0
2 58.0 68.0
67.5 5.0
3 60.1 70.1
69.7 4.0
7. Pengukuran suhu pada ruang sangrai
Pengukuran suhu pada mesin penyangrai ini menggunakan alat termokopel yang tersambung dengan fluks 20 chanel, pengukuaran dilakukan setiap 2
menit sekali. Di peroleh data pengukuran seperti pada tabel 11, dimana suhu tertinggi ruang sangrai adalah 150 °C sedangkan suhu terendah adalah 125 °C.
Tabel 11. Data pengukuran suhu ruang sangrai pada proses penyangraian biji kakao fermentasi
Waktu menit
Suhu °C
Waktu menit
Suhu °C 140
22 140
2 130
24 135
4 130
26 140
6 140
28 130
8 135
30 150
10 140
32 140
12
140
34
145
14
135
36
140
16
140
38
135
18 125
40 140
20 135
42 140
41 Biji Kakao Non Fermentasi
1. Persentase berat hasil penyangraian
a. Berat sebelum sangrai = 8.00 kg
b. Berat persentase setelah proses penyangraian = 7.70 kg 96.25
c. Berat persentase yang hilang = 0.30 kg 3.75
2. Keperluan Bahan bakar bensin p = 804 kgliter
a. Berat tabung sebelum penyangraian m = 6.420 kg b. Berat tabung setelah penyangraian m` = 6.050 kg
c. Berat terpakai m-m` = 0.370 kg d. v = 0.370 kg 804 kgliter
= 0.000460 liter = 0.460 ml Liter
3. RPM
Dalam pengukuran RPM mesin sangrai pada proses penyangraian biji kakao non fermentasi dilakukan pada silinder dan belt mesin sangrai yang
sedang beroperasi. Proses pengukurannya dilakukan tiap sepuluh menit sekali, pengukuran menggunakan Tachometer. Didapat nilai RPM terbesar pada
silinder adalah 50.82 dan nilai putaran terkecilnya 42.60 putaran per menit. Sedangkan untuk nilai RPM pada belt mesin sangrai ini nilai terbesarnya
adalah 467.88 dan 463.26 untuk nilai terkecilnya. Hasil pengukuran dapat dilihat pada Tabel 12.
Tabel 12. Data pengukuran RPM mesin sangrai pada proses penyangraian biji kakao non fermentasi
Waktu menit RPM Silinder
RPM Belt
0 50.82 467.88
1 43.62 466.08
10 42.18 466.58
20 42.60 463.26
30 43.74 466.44
40 44.58 467.64
45 45.40 464.76
42 4.
Waktu Penyangraian Waktu yang dibutuhkan dalam proses penyangraian biji kakao non
fernmentasi ini adalah 45 menit. Waktu tersebut lebih singkat dibandingkan dengan penyangraian biji kakao fermentasi hal ini disebabkan ukuran biji
kakao non fermentasi yang relatif lebih kecil, sehingga proses penyangraiannya cenderung lebih cepat dan mudah dilakukan.
5. Kebutuhan Energi motor satu fase
a. Kebutuhan Energi kWh = V x I x t 60
b. V mesin sangrai = 220 volt
c. I rata-rata = 2.688 ampere
d. Waktu penyangraian = 45 menit
e. Kebutuhan energi = 220 v x 2.688 A x 45 menit 60 menit
= 0.443 kWh 6.
Pengukuran kadar air Pengukuran kadar air biji kakao non fermentasi setelah proses
penyangraian dilakukan dengan menggunakan metode oven, dimana persentase kadar air dinilai dari jumlah air yang hilang selama proses
penyangraian. Dari data pengukuran Tabel 13 didapat nilai kadar air rata- rata setelah proses penyangraian adalah 4.33 .
Tabel 13. Data pengukuran kadar air biji kakao non fermentasi setelah proses penyangraian
Sampel Berat
Cawan,m0
g
Berat Cawan dan Sampel Sebelum
Penyangraian,m1 g
Berat Cawan dan Sampel Setelah
Penyangraian,m2 g
Kadar Air
1 59.0 69.0
68.5 5.0
2 58.4 68.4
68.0 4.0
3 60.0 70.0
69.6 4.0
43 7.
Pengukuran suhu ruang sangrai Pengukuran suhu pada mesin penyangrai ini menggunakan alat termokopel
yang tersambung dengan data logger 20 saluran, pengukuaran dilakukan setiap 2 menit sekali. Di peroleh data pengukuran suhu runag sangrai pada proses
penyangraian biji kakao non fermentasi seperti pada tabel 14, dimana suhu tertinggi ruang sangrai adalah 160 °C sedangkan suhu terendah adalah 120 °C.
Tabel 14. Data pengukuran suhu ruang sangrai pada proses penyangraian biji kakao non fermentasi
Waktu menit
Suhu °C Waktu
menit
Suhu °C 135
24 150
2 130
26 120
4 155
28 170
6 135
30 125
8
150
32
135
10
145
34
150
12
145
36
160
14 145
38 135
16 140
40 120
18 145
42 130
20 150
44 135
22 120
45 120
44
3. Proses Pemisahan Kulit Biji Kakao