63
Lemak Yang Dihasilkan
Kapasitas Pengempaan
gmenit Konsumsi
Energi KWh nib
Pasta Kasar Pasta Halus
Gambar 14. Diagram batang perbandingan lemak kakao dan kinerja pengempaan dari ketiga jenis bahan umpan.
C. PENGARUH KERAGAMAN BERAT BAHAN UMPAN TERHADAP KINERJA PENGEMPAAN MEKANIK
Proses Pengempaan Pasta Kasar 1000 g :
Proses pengempaan pasta kasar dengan bobot 1000 g sebagai salah satu dari variasi bobot masukan dilakukan pada suhu lingkungan atau ruangan 28.3 ºC
serta suhu mesin pengempa 31.8ºC.
1. Persentase berat
a. Berat masukan pada proses pengempaan = 1000 g
b. Berat lemak yang dihasilkanpersentasenya = 325.6 g 32.56
c. Berat bungkil yang dihasilkan persentasenya
= 672.3 g 67.23 2.
Waktu yang dibutuhkan Waktu yang dibutuhkan dalam pengempaan bobot masukan sebesar 1000
g ini adalah selama 34 menit. 3.
Kapasitas Pengempaan Kapasitas pengempaan dari pengempaan bobot masukan sebesar 1000 g
ini adalah 1000 g 34 menit atau 29.41 g menit.
64 4. Kebutuhan Energi motor tiga fase
a. V tegangan mesin pengempa = 380 volt
b. I arus rata-rata = 4.47 ampere
c. Waktu pengempaan yang dibutuhkan = 34 menit
d. Kebutuhan energi yang digunakan
= √3 380 v x 4.47 A x 34 menit 60 menit
= 1.7321 x 0.963 kWh = 1.668 kWh
Proses Pengempaan Pasta Kasar 750 g:
Proses pengempaan pasta kasar dengan bobot 750 g sebagai salah satu dari variasi bobot masukan dilakukan pada suhu lingkungan atau ruangan 29.2 ºC
serta suhu mesin pengempa 34.5 ºC.
1. Persentase berat
a. Berat masukan pada proses pengempaan = 750 g
b. Berat lemak yang dihasilkanpersentasenya = 255.0 g 34.00
c. Berat bungkil yang dihasilkan persentasenya
= 493.0 g 65.73 2.
Waktu yang dibutuhkan Waktu yang dibutuhkan dalam pengempaan dengan bobot masukan 750 g
ini adalah 23 menit. 3.
Kapasitas Pengempaan Kapasitas pengempaan dari pengempaan dengan bobot masukan 750 g ini
adalah 750 g 23 menit atau 32.61 g menit. 4. Kebutuhan Energi motor tiga fase
a. V tegangan mesin pengempa =380 volt
b. I arus rata-rata = 4.40 ampere
c. Waktu pengempaan yang dibutuhkan = 23 menit
d. Kebutuhan energi yang digunakan
= √3 380 v x 4.40 A x 23 menit 60 menit
= 1.7321 x 0.641 kWh = 1.110 kWh
65
Proses Pengempaan Pasta Kasar 500 g:
Proses pengempaan pasta kasar dengan bobot 500 g sebagai salah satu dari variasi bobot masukan dilakukan pada suhu lingkungan atau ruangan 29.2 ºC
serta suhu mesin pengempa 33.4C.
1. Persentase berat a.
Berat masukan pada proses pengempaan = 500 g b.
Berat lemak yang dihasilkanpersentasenya = 166.1 g 33.22 c.
Berat bungkil yang dihasilkan persentasenya = 330.9 g 66.18
2. Waktu yang dibutuhkan Waktu yang dibutuhkan dalam pengempaan dengan bobot masukan 500 g
ini adalah selama 13 menit. 3.
Kapasitas Pengempaan Kapasitas pengempaan dari pengempaan dengan bobot masukan 500 g ini
adalah 500 g 13 menit atau 38.46 g menit. 4. Kebutuhan Energi motor tiga fase
a. V tegangan mesin pengempa = 380 volt
b. I arus rata-rata = 4.325 ampere
c. Waktu pengempaan yang dibutuhkan = 13 menit
d. Kebutuhan energi yang digunakan
= √3 380 v x 4.325 A x 13 menit 60 menit
= 1.7321 x 0.356 kWh = 0.617 kWh
Proses Pengempaan Pasta Kasar 400 g:
Proses pengempaan pasta kasar dengan bobot 400 g sebagai salah satu dari variasi bobot masukan dilakukan pada suhu lingkungan atau ruangan 26.2 ºC
serta suhu mesin pengempa 33.5 ºC.
1. Persentase berat
a. Berat masukan pada proses pengempaan = 400 g
b. Berat lemak yang dihasilkanpersentasenya = 133.6 g 33.40
c. Berat bungkil yang dihasilkan persentasenya
= 274.1 g 68.5
66 2.
Waktu yang dibutuhkan Waktu yang dibutuhkan dalam pengempaan dengan bobot masukan 400 g
ini adalah 12 menit. 3.
Kapasitas Pengempaan Kapasitas pengempaan dari pengempaan dengan bobot masukan 400 g
ini adalah 400 g 12 menit atau 33.33 g menit. 4. Kebutuhan Energi motor tiga fase
a. V tegangan mesin pengempa = 380 volt
b. I arus rata-rata = 4.58 ampere
c. Waktu pengempaan yang dibutuhkan = 12 menit
d. Kebutuhan energi yang digunakan
= √3 380 v x 4.58A x 12 menit 60 menit
= 1.7321 x 0.348 kWh = 0.603 kWh
Proses Pengempaan Pasta Kasar 300 g:
Proses pengempaan pasta kasar dengan bobot 300 g sebagai salah satu dari variasi bobot masukan dilakukan pada suhu lingkungan atau ruangan 27.9 ºC
serta suhu mesin pengempa 29.4 ºC.
1. Persentase berat
a. Berat masukan pada proses pengempaan = 300 g
b. Berat lemak yang dihasilkanpersentasenya = 97.9 g 32.6
c. Berat bungkil yang dihasilkan persentasenya
= 209.5 g 69.8 2.
Waktu yang dibutuhkan Waktu yang dibutuhkan dalam pengempaan dengan bobot masukan 300 g
ini adalah selama 10 menit. 3.
Kapasitas Pengempaan Kapasitas pengempaan dari pengempaan dengan masukan 300 g ini adalah
300 g 10 menit atau 30.0 g menit. 4. Kebutuhan Energi motor tiga fase
a. V teganganmesin pengempa = 380 volt
b. I arus rata-rata = 4.575 ampere
c. Waktu pengempaan yang dibutuhkan = 10 menit
67 d.
Kebutuhan energi yang digunakan =
√3 380 v x 4.575A x 10 menit 60 menit = 1.7321 x 0.290 kWh = 0.502 kWh
Proses Pengempaan Pasta Kasar 200 g:
Proses pengempaan pasta kasar dengan bobot 200 g sebagai salah satu dari variasi bobot masukan dilakukan pada suhu lingkungan atau ruangan 28.2 ºC
serta suhu mesin pengempa 31.7ºC.
1. Persentase berat
a. Berat masukan pada proses pengempaan = 200 g
b. Berat lemak yang dihasilkanpersentasenya = 64.1 g 32.05
c. Berat bungkil yang dihasilkan persentasenya
= 134.3 g 67.15 2.
Waktu yang dibutuhkan Waktu yang dibutuhkan dalam pengempaan yang bahan masukannya
disimpan pada suhu 40ºC adalah selama 8 menit. Waktu yang dibutuhkan lebih lama dibandingkan dengan proses pengempaan suhu penyimpanan 45ºC,
hal itu disebabkan pada suhu 40ºC lemak kakao belum seluruhnya terpisah atau mengendap dari padatan pasta kakao. Pada suhu 40ºC lemak kakao masih
sulit atau membutuhkan waktu yang lebih lama untuk seluruhnya mencair. 3.
Kapasitas Pengempaan Kapasitas pengempaan dari pengempaan dengan bobot masukan 200 g ini
adalah 200 g 8 menit atau 25.00 g menit. 4. Kebutuhan Energi motor tiga fase
a. V tegangan mesin pengempa = 380 volt
b. I arus rata-rata = 4.008 ampere
c. Waktu pengempaan yang dibutuhkan = 8 menit
d. Kebutuhan energi yang digunakan
= √3 380 v x 4.408 A x 8 menit 60 menit
= 1.7321 x 0. .203 kWh = 0.352 kWh
68
Proses Pengempaan Pasta Kasar 100 g:
Proses pengempaan pasta kasar dengan bobot 100 g sebagai salah satu dari variasi bobot masukan dilakukan pada suhu lingkungan atau ruangan 27.9 ºC
serta suhu mesin pengempa 32.1ºC.
1. Persentase berat
a. Berat masukan pada proses pengempaan = 100 g
b. Berat lemak yang dihasilkanpersentasenya = 29.3 g 29.30
c. Berat bungkil yang dihasilkan persentasenya
= 70.1 g 70.10 2.
Waktu yang dibutuhkan Waktu yang dibutuhkan dalam pengempaan dengan bobot bahan masukan
100 g ini adalah selama 5 menit. 3.
Kapasitas Pengempaan Kapasitas pengempaan dari pengempaan dengan bobot bahan masukan
100 g ini adalah 100 g 5 menit atau 20.0 g menit. 4. Kebutuhan Energi motor tiga fase
a. V tegangan mesin pengempa = 380 volt
b. I arus rata-rata = 4.430 ampere
c. Waktu pengempaan yang dibutuhkan = 5 menit
d. Kebutuhan energi yang digunakan
= √3 380 v x 4.430 A x 5 menit 60 menit
= 1.7321 x 0.140 kWh = 0.243 kWh
Data ArusTekanan Pada Proses Pengempaan Proses Pengempaan Pasta Kasar 1000 g:
Dari data yang diperoleh dapat dilihat bahwa besarnya arus tanpa beban atau tekanan 0 KPa sebesar 2.7 A, sedangkan pada tekanan yang maksimal pada
pengempaan ini yaitu sebesar 16 892.2 KPa arus yang dibutuhkan adalah sebesar 6.6 A. Untuk nilai perbedaan selisih kebutuhan arus setiap tekanan terdapat
beberapa selisih kebutuhan arus yang memiliki nilai paling besar yaitu antara tekanan 15 513.2 dengan 16 892.2 KPa yang memiliki nilai kenaikan arus sebesar
0.7 A.
69
Proses Pengempaan Pasta Kasar 750 g:
Dari data yang diperoleh dapat dilihat bahwa besarnya arus tanpa beban atau tekanan 0 KPa sebesar 2.6 A, sedangkan pada tekanan yang maksimal pada
pengempaan ini yaitu sebesar 16 892.2 KPa arus yang dibutuhkan adalah sebesar 6.4 A. Untuk nilai perbedaan selisih kebutuhan arus setiap tekanan terdapat
beberapa selisih kebutuhan arus yang memiliki nilai paling besar yaitu antara tekanan 15 513.2 dengan 16 892.2 KPa yang memiliki nilai kenaikan arus sebesar
0.7 A.
Proses Pengempaan Pasta Kasar 500 g:
Dari data yang diperoleh dapat dilihat bahwa besarnya arus tanpa beban atau tekanan 0 KPa sebesar 2.5 A, sedangkan pada tekanan yang maksimal pada
pengempaan ini yaitu sebesar 16 892.2 KPa arus yang dibutuhkan adalah sebesar 6.2 A. Untuk nilai perbedaan selisih kebutuhan arus setiap tekanan terdapat
beberapa selisih kebutuhan arus yang memiliki nilai paling besar yaitu antara tekanan 6 894.7 dengan 8 618.5 KPa dan antara tekanan 10 342.1 dengan 12
342.1 yang memiliki nilai kenaikan arus sebesar 0.7 A. Proses Pengempaan Pasta Kasar 400 g:
Dari data yang diperoleh dapat dilihat bahwa besarnya arus tanpa beban atau tekanan 0 KPa sebesar 2.9 A, sedangkan pada tekanan yang maksimal pada
pengempaan ini yaitu sebesar 16 892.2 KPa arus yang dibutuhkan adalah sebesar 6.6 A. Untuk nilai perbedaan selisih kebutuhan arus setiap tekanan terdapat
beberapa selisih kebutuhan arus yang memiliki nilai paling besar yaitu antara tekanan 12 342.1 dengan 13 789.5 yang memiliki nilai kenaikan arus sebesar 0.6
A.
Proses Pengempaan Pasta Kasar 300 g:
Dari data yang diperoleh dapat dilihat bahwa besarnya arus tanpa beban atau tekanan 0 KPa sebesar 2.9 A, sedangkan pada tekanan yang maksimal pada
pengempaan ini yaitu sebesar 16 892.2 KPa arus yang dibutuhkan adalah sebesar 6.4 A. Untuk nilai perbedaan selisih kebutuhan arus setiap tekanan terdapat
beberapa selisih kebutuhan arus yang memiliki nilai paling besar yaitu antara tekanan 13 789.5 dengan 15 513.2 yang memiliki nilai kenaikan arus sebesar 0.6
A.
70
Proses Pengempaan Pasta Kasar 200 g:
Dari data yang diperoleh dapat dilihat bahwa besarnya arus tanpa beban atau tekanan 0 KPa sebesar 2.7 A, sedangkan pada tekanan yang maksimal pada
pengempaan ini yaitu sebesar 16 892.2 KPa arus yang dibutuhkan adalah sebesar 6.4 A. Untuk nilai perbedaan selisih kebutuhan arus setiap tekanan terdapat
beberapa selisih kebutuhan arus yang memiliki nilai paling besar yaitu antara tekanan 12 342.1 dengan 13 789.5 yang memiliki nilai kenaikan arus sebesar 0.6
A.
Proses Pengempaan Pasta Kasar 100 g:
Dari data yang diperoleh dapat dilihat bahwa besarnya arus tanpa beban atau tekanan 0 KPa sebesar 2.6 A, sedangkan pada tekanan yang maksimal pada
pengempaan ini yaitu sebesar 16 892.2 KPa arus yang dibutuhkan adalah sebesar 6.4 A. Untuk nilai perbedaan selisih kebutuhan arus setiap tekanan terdapat
beberapa selisih kebutuhan arus yang memiliki nilai paling besar yaitu antara tekanan 13 789.5 dengan 15 513.2 yang memiliki nilai kenaikan arus sebesar 0.6
A. Sedangkan grafik perubahan arus terhadap berbagai tekanan pada pengempaan variasi berat umpan terdapat pada Gambar 15.
2 3
4 5
6 7
2000 4000
6000 8000
10000 12000
14000 16000 18000
Tekanan kPa Ar
u s
Am p
e re
1000 Gram 750 Gram
500 Gram 400 Gram
300 Gram 200 Gram
100 Gram
Gambar 15. Perubahan arus mesin pengempa pada berbagai tekanan hidrolik dan berat umpan.
71
Data Ketebalan Bungkil KakaoTekanan Pada Proses Pengempaan Proses Pengempaan Pasta Kasar 1000 g:
Pengukuran ini melihat perubahan ketebalan kantung masukan yang sedang dilakukan pengempaan. Pengukuran perubahan ketebalan kantung dilihat
setiap kenaikan tekanan sebesar 723.7 KPa hingga mencapai tekanan maksimal mesin yaitu sebesar 16 892.2 KPa. Dapat dilihat ketebalan kantung yang berisi
pasta kasar seberat 1000 g memiliki ketebalan awal 5.0 cm dan ketebalan akhir 2.9 cm. Perubahan ketebalan terjadi paling besar pada proses penekanan awal
yaitu terjadi perubahan ketebalan kantung masukan sebesar 0.7 cm, sedangkan proses akhir pengempaan mengalami perubahan ketebalan sebesar 0.6 cm.
Proses Pengempaan Pasta Kasar 750 g:
Pengukuran ini melihat perubahan ketebalan kantung masukan yang sedang dilakukan pengempaan. Pengukuran perubahan ketebalan kantung dilihat
setiap kenaikan tekanan sebesar 723.7 KPa hingga mencapai tekanan maksimal mesin yaitu sebesar 16 892.2 KPa. Dapat dilihat ketebalan kantung yang berisi
pasta kasar seberat 750 g memiliki ketebalan awal 3.8 cm dan ketebalan akhir 2.5 cm. Perubahan ketebalan terjadi paling besar pada proses penekanan awal yaitu
terjadi perubahan ketebalan kantung masukan sebesar 0.3 cm, sedangkan proses akhir pengempaan mengalami perubahan ketebalan sebesar 0.2 cm.
Proses Pengempaan Pasta Kasar 500 g:
Pengukuran ini melihat perubahan ketebalan kantung masukan yang sedang dilakukan pengempaan. Pengukuran perubahan ketebalan kantung dilihat
setiap kenaikan tekanan sebesar 723.7 KPa hingga mencapai tekanan maksimal mesin yaitu sebesar 16 892.2 KPa. Dapat dilihat ketebalan kantung yang berisi
pasta kasar seberat 500 g memiliki ketebalan awal 2.6 cm dan ketebalan akhir 1.5 cm. Perubahan ketebalan terjadi paling besar pada proses penekanan awal yaitu
terjadi perubahan ketebalan kantung masukan sebesar 0.3 cm, sedangkan proses akhir pengempaan mengalami perubahan ketebalan sebesar 0.2 cm.
72
Proses Pengempaan Pasta Kasar 400 g:
Pengukuran ini melihat perubahan ketebalan kantung masukan yang sedang dilakukan pengempaan. Pengukuran perubahan ketebalan kantung dilihat setiap
kenaikan tekanan sebesar 723.7 KPa hingga mencapai tekanan maksimal mesin yaitu sebesar 16 892.2 KPa. Dapat dilihat ketebalan kantung yang berisi pasta
kasar seberat 400 g memiliki ketebalan awal 2.3 cm dan ketebalan akhir 1.4 cm. Perubahan ketebalan terjadi paling besar pada proses penekanan awal yaitu terjadi
perubahan ketebalan kantung masukan sebesar 0.4 cm, sedangkan proses akhir pengempaan mengalami perubahan ketebalan sebesar 0.1 cm.
Proses Pengempaan Pasta Kasar 300 g:
Pengukuran ini melihat perubahan ketebalan kantung masukan yang sedang dilakukan pengempaan. Pengukuran perubahan ketebalan kantung dilihat
setiap kenaikan tekanan sebesar 723.7 KPa hingga mencapai tekanan maksimal mesin yaitu sebesar 16 892.2 KPa. Dapat dilihat ketebalan kantung yang berisi
pasta kasar seberat 300 g memiliki ketebalan awal 1.7 cm dan ketebalan akhir 0.8 cm. Perubahan ketebalan terjadi paling besar pada proses penekanan awal yaitu
terjadi perubahan ketebalan kantung masukan sebesar 0.3 cm, sedangkan proses akhir pengempaan mengalami perubahan ketebalan sebesar 0.1 cm.
Proses Pengempaan Pasta Kasar 200 g:
Pengukuran ini melihat perubahan ketebalan kantung masukan yang sedang dilakukan pengempaan. Pengukuran perubahan ketebalan kantung dilihat
setiap kenaikan tekanan sebesar 723.7 KPa hingga mencapai tekanan maksimal mesin yaitu sebesar 16 892.2 KPa. Dapat dilihat ketebalan kantung yang berisi
pasta kasar seberat 200 g memiliki ketebalan awal 1.3 cm dan ketebalan akhir 0.5 cm. Perubahan ketebalan terjadi paling besar pada proses penekanan awal yaitu
terjadi perubahan ketebalan kantung masukan sebesar 0.4 cm, sedangkan proses akhir pengempaan mengalami perubahan ketebalan sebesar 0.1 cm.
73
Proses Pengempaan Pasta Kasar 100 g:
Pengukuran ini melihat perubahan ketebalan kantung masukan yang sedang dilakukan pengempaan. Pengukuran perubahan ketebalan kantung dilihat setiap
kenaikan tekanan sebesar 723.7 KPa hingga mencapai tekanan maksimal mesin yaitu sebesar 16 892.2 KPa. Dapat dilihat ketebalan kantung yang berisi pasta
kasar seberat 100 g memiliki ketebalan awal 0.8 cm dan ketebalan akhir 0.4 cm. Perubahan ketebalan terjadi paling besar pada proses penekanan awal yaitu terjadi
perubahan ketebalan kantung masukan sebesar 0.2 cm, sedangkan proses akhir pengempaan mengalami perubahan ketebalan sebesar 0.1 cm. Sedangkan grafik
perbandingan perubahan ketebalan bungkil terhadap berbagai tekanan pada pengempaan variasi berat umpan terdapat pada Gambar 16.
1 2
3 4
5 6
2000 4000
6000 8000 10000 12000 14000 16000 18000
Te kanan kPa K
e te
b a
la n c
m
1000 Gram 750 Gram
500 Gram 400 Gram
300 Gram 200 Gram
100 Gram
Gambar 16. Perubahan ketebalan bungkil pada berbagai tekanan hidrolik dan berat umpan.
Data RPM Motor Mesin PengempaTekanan Pada Proses Pengempaan Proses Pengempaan Pasta Kasar 1000 g:
Pengukuran ini dilakukan untuk mengetahui perubahan kinerja motor pada mesin pengempa diliihat dari ukuran rotasi motor per menit RPM terhadap
penimgkatan tekanan mesin dalam proses pengempaan. Rotasi motor pada mesin pengempa akan cenderung mengalami penurunan RPM jika harus menekan
dengan tekanan yang lebih besar. Hal ini dapat dilihat pada tekanan 0 KPa motor dapat berputar 1494.6 RPM, sedangkan pada tekanan puncak sebesar 16 892.2
74 KPa motor hanya berputar 1412.0 RPM. Hal ini disebabkan dengan meningkatnya
beban kerja dari motor sejalan dengan meningkatnya tekanan yang dilakukan oleh mesin pengempa.
Proses Pengempaan Pasta Kasar 750 g:
Pengukuran ini dilakukan untuk mengetahui perubahan kinerja motor pada mesin pengempa diliihat dari ukuran rotasi motor per menit RPM terhadap
penimgkatan tekanan mesin dalam proses pengempaan. Rotasi motor pada mesin pengempa akan cenderung mengalami penurunan RPM jika harus menekan
dengan tekanan yang lebih besar. Hal ini dapat dilihat pada tekanan 0 KPa motor dapat berputar 1495.6 RPM, sedangkan pada tekanan puncak sebesar 16 892.2
KPa motor hanya berputar 1402.0 RPM.
Proses Pengempaan Pasta Kasar 500 g:
Pengukuran ini dilakukan untuk mengetahui perubahan kinerja motor pada mesin pengempa diliihat dari ukuran rotasi motor per menit RPM terhadap
penimgkatan tekanan mesin dalam proses pengempaan. Rotasi motor pada mesin pengempa akan cenderung mengalami penurunan RPM jika harus menekan
dengan tekanan yang lebih besar. Hal ini dapat dilihat pada tekanan 0 KPa motor dapat berputar 1503.5 RPM, sedangkan pada tekanan puncak sebesar 16 892.2
KPa motor hanya berputar 1411.3 RPM.
Proses Pengempaan Pasta Kasar 400 g:
Pengukuran ini dilakukan untuk mengetahui perubahan kinerja motor pada mesin pengempa diliihat dari ukuran rotasi motor per menit RPM terhadap
penimgkatan tekanan mesin dalam proses pengempaan. Rotasi motor pada mesin pengempa akan cenderung mengalami penurunan RPM jika harus menekan
dengan tekanan yang lebih besar. Hal ini dapat dilihat pada tekanan 0 KPa motor dapat berputar 1491.1 RPM, sedangkan pada tekanan puncak sebesar 16 892.2
KPa motor hanya berputar 1412.9 RPM.
75
Proses Pengempaan Pasta Kasar 300 g:
Pengukuran ini dilakukan untuk mengetahui perubahan kinerja motor pada mesin pengempa diliihat dari ukuran rotasi motor per menit RPM terhadap
penimgkatan tekanan mesin dalam proses pengempaan. Rotasi motor pada mesin pengempa akan cenderung mengalami penurunan RPM jika harus menekan
dengan tekanan yang lebih besar. Hal ini dapat dilihat pada tekanan 0 KPa motor dapat berputar 1494.0 RPM, sedangkan pada tekanan puncak sebesar 16 892.2
KPa motor hanya berputar 1410.5 RPM.
Proses Pengempaan Pasta Kasar 200 g:
Pengukuran ini dilakukan untuk mengetahui perubahan kinerja motor pada mesin pengempa diliihat dari ukuran rotasi motor per menit RPM terhadap
penimgkatan tekanan mesin dalam proses pengempaan. Rotasi motor pada mesin pengempa akan cenderung mengalami penurunan RPM jika harus menekan
dengan tekanan yang lebih besar. Hal ini dapat dilihat pada tekanan 0 KPa motor dapat berputar 1494.6 RPM, sedangkan pada tekanan puncak sebesar 16 892.2
KPa motor hanya berputar 1385.7 RPM.
Proses Pengempaan Pasta Kasar 100 g:
Pengukuran ini dilakukan untuk mengetahui perubahan kinerja motor pada mesin pengempa diliihat dari ukuran rotasi motor per menit RPM terhadap
penimgkatan tekanan mesin dalam proses pengempaan. Rotasi motor pada mesin pengempa akan cenderung mengalami penurunan RPM jika harus menekan
dengan tekanan yang lebih besar. Hal ini dapat dilihat pada tekanan 0 KPa motor dapat berputar 1494.3 RPM, sedangkan pada tekanan puncak sebesar 16 892.2
KPa motor hanya berputar 1406.7 RPM. Hal ini disebabkan dengan meningkatnya beban kerja dari motor sejalan dengan meningkatnya tekanan yang dilakukan oleh
mesin pengempa. Untuk melihat grafik perubahan kecepatan motor mesin pengempa terhadap berbagai tekanan pada pengempaan variasi berat umpan
terdapat pada Gambar 17.
76
1360 1380
1400 1420
1440 1460
1480 1500
1520
2000 4000
6000 8000 10000 12000 14000 16000 18000
Te kanan kPa RP
M M
o to
r
1000 Gram 750 Gram
500 Gram 400 Gram
300 Gram 200 Gram
100 Gram
Gambar 17. Perubahan RPM motor pada berbagai tekanan hidrolik dan berat umpan.
Kandungan Lemak Yang Dihasilkan dan Kinerja Pengempaan Pada Keragaman Jenis Bahan Umpan
Dalam perbandingan hasil pengempaan dengan variasi bobot masukan terlihat perbandingan antara persentase lemak dan kapasitas masing-masing
variasi bobot masukan tidak terlihat perbedaan terlalu signifikan. Dengan demikian dipilih pengempaan dengan bobot masukan seberat 200 g sebagai
variasi bobot yang terbaik. Hal ini dilihat bahwa hasil persentase lamak yang dihasilkan sudah baik yaitu sekitar 32.05 dari bobot masukan, selain itu
kapasitas pengempaan yang baik pula yaitu 28.57g per menit, dan yang paling penting kebutuhan energi yang digunakan untuk sekali pengempaan kecil hanya
0.308 kWh. Pengempaan dengan bobot 100 g tidak dipilih sebagai yang terbaik dikarenakan kapasitas pengempaannya terlalu kecil yaitu hanya 20.00 g per menit.
Selain itu faktor ketebalan akhir dari pengempaan menjadi faktor utama pula, untuk jenis pengempaan yang memiliki nilai ketebalan bahan akhir yang besar
yaitu diatas 0.5 cm maka bisa dikatakan pengempaan tersebut kurang baik atau maksimal sehinngga dapat menghasilkan bungkil kakao dengan nilai lemak yang
masih tinggi.
77 Sehingga dengan demikian pengempaan dengan bobot 200 g dipilih
menjadi variasi bobot masukan terbaik, karena memenuhi nilai performa pengempaan yang baik walaupun bukan yang terbaik, tetapi memiliki nilai
keunggulan dalam hal ekonomi dan faktor hasil ketebalan akhir yang didapat karena hal tersebut juga sesuai dengan yang diinginkan oleh pihak pelaku industri.
Data perbandingan dapat dilihat lebih jelas lagi pada Tabel 23 dan Gambar 18. Tabel 23. Data perbandingan hasil lemak kakao dan kinerja pengempaan dari
berbagai berat umpan
Jenis Pengempaan
Persentase Lemak
Kapasitas Pengempaan
gmenit Konsumsi
Energi kWh
Ketebalan Akhir
cm
Pengempaan 1000 g
32.56 29.41 1.668 2.9
Pengempaan 750 g
34.00 32.61 1.110 2.5
Pengempaan 500 g
33.22 38.46 0.617 1.5
Pengempaan 400 g
33.40 33.33 0.603 1.4
Pengempaan 300 g
32.60 30.00 0.502 0.8
Pengempaan 200 g
32.05 28.57 0.308 0.5
Pengempaan 100 g
29.30 20.00 0.243 0.4
78
1000 750
500 400
300 200
100 gram Lemak Yang Dihasilkan
Kapasitas Pegempaan gmenit Konsumsi Energi KWh
Gambar 18. Diagram batang perbandingan lemak kakao dan kinerja pengempaan dengan variasi berat umpan.
D. PENGARUH SUHU PENYIMPANAN BAHAN UMPAN TERHADAP KINERJA PENGEMPAAN MAKANIK