31 Gambar 10. Unit motor listrik, pompa hidrolis, dan saringan silinder pada mesin
pengempa kakao.
2. Mekanisme Kerja Alat
Setelah motor listrik dihidupkan dengan menekan tombol on-off, maka pompa berputar menghisap dan mengedarkan oli dari tangki ke selang-selang
sirkulasi, menuju silinder-piston pengempa, dan kembali lagi ke tangki oli. Tuas handel yang dapat digerakkan ke atas atau ke bawah secara perlahan atau cepat
berhubungan dengan pressure valve otomatis. Bila tuas digerakkan ke atas piston pengempa bergerak turun melakukan pengempaan, sedangkan bila tuas
digerakkan ke bawah maka piston pengempa bergerak ke atas tidak melakukan pengempaan.
Kemudian sejumlah berat input kakao yang dibungkus dengan kain dan diikat dengan tali benang, dimasukkan ke saringan cetakan. Dengan
32 menggerakkan tuas handel ke arah atas secara perlahan, maka piston pengempa
bergerak turun untuk mengempa input. Pengempaan berlangsung selama 7-15 menit. Pengempaan terakhir dilakukan sampai skala jarum indikator pada alat
ukur pressure gage mencapai sekitar 200 kgcm
2
. Lemak cair yang keluar hasil pengempaan ditampung di tabung ukur.
Sistem penerusan daya mesin pengempa lemak kakao tipe hidrolik ini menggunakan oli. Oli tersebut diedarkan dengan menggunakan selang sirkulasi.
Oli-oli tersebut terus bersikulasi dengan adanya pompa hidrolik yang digerakkan oleh motor listrik.
33
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. PENELITIAN PENDAHULUAN 1. Pengukuran Bahan Baku
Biji kakao yang digunakan sebagai bahan baku penelitian ini merupakan biji kakao jenis bulk,yang berasal dari perkebunan Glemor, Banyuwangi untuk
biji kakao fermentasi dan perkebunan percobaan PUSLIT Kaliwining, Jember untuk biji kakao non fermentasi. Dikemas dalam karung yang bobot masing-
masing karung berbobot 50 kilog. Pengukuran kriteria mutu mutu yang perlu dilakukan :
1. Pengukuran kadar air, ;
2. Pengukuran kerapatan curah, gml;
3. Pengukuran kadar kulit, ;
4. Pengukuran jumlah biji100 g, biji;
5. Pengukuran kadar lemak, .
Biji Kakao Fermentasi a.
Pengukuran kadar air Pengukuran kadar air awal menggunakan alat KAKO TESTER dengan
nomor alat II – 068 dan persamaan kurvanya adalah Y = 0.4162 X + 4.6184 r, dimana nilai r =0.94 . Dari pengukuran yang dilakukan didapat bahwa kadar
air awal kakao fermentasi memiliki kadar air sebesar 7.3 di alat menunjukkan nilai 6.4.
b. Pengukuran kerapatan curah
Dari data pengukuran diperoleh nilai kerapatan curah rata-rata dari biji kakao fermentasi sebesar 0.453 gr ml. Pengukuran dilakukan dengan lima
ulangan dengan massa biji tetap yaitu sebesar 200 g Tabel 1.