Gambar 35. Perubahan kekerasan tomat sebelum dan setelah transportasi.
Keterangan : A1 : Dengan pencelupan air 10
C A2 : Tanpa pencelupan air 10
C B1 : Kemasan kotak karton
B2 : Kemasan peti kayu C1 : Disusun secara teratur
C2 : Disusun secara acak
Hasil analisis sidik ragam terhadap kekerasan tomat diperoleh nilai signifikansi untuk seluruh perlakuan lebih besar dari 0.01 maupun 0.05.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa seluruh perlakuan tidak berpengaruh terhadap kekerasan tomat.
H. Uji Organoleptik
Uji organoleptik dilakukan oleh 10 orang panelis yang menilai menggunakan alat indera manusia. Penilaian yang diberikan berdasarkan 5
skala hedonik yaitu 1 sangat tidak suka, 2 tidak suka, 3 biasa, 4 suka, dan 5 sangat suka. Hasil dari pengujian kemudian dirata-ratakan. Skor rata-
rata 4.6 – 5.0 diartikan sangat suka, 3.6 – 4.5 diartikan suka, 2.6 – 3.5 diartikan biasa, 1.6 – 2.5 diartikan tidak suka, dan 1.0 – 1.5 diartikan sangat
tidak suka.
0,025 0,05
Sebelum Setelah Waktu transportasi
Keke rasa
n mmd
etik g
ram
Sebelum transportasi
A1B1C1 A1B1C2
A1B2C1 A1B2C2
A2B1C1 A2B1C2
A2B2C1 A2B2C2
1. Penampakan umum tomat Penampakan umum yaitu semua yang dapat dilihat oleh mata
seperti ukuran, bentuk, kecermelangan, dan kebenaran warna dari buah. Ketidaksukaan pada salah satu sifat organoleptik tersebut bisa berakibat
skor yang diberikan oleh panelis rendah. Hal ini dapat menggambarkan konsumen tidak dapat menerima tomat tersebut.
Skor rata-rata yang diberikan panelis terhadap penampakan umum tomat sebelum pengangkutan yaitu 4.05 yang berarti penilaian panelis
masih pada taraf suka.
Gambar 36. Tingkat kesukaan konsumen terhadap penampakan umum tomat sebelum dan setelah transportasi.
Keterangan : A1 : Dengan pencelupan air 10
C A2 : Tanpa pencelupan air 10
C B1 : Kemasan kotak karton
B2 : Kemasan peti kayu C1 : Disusun secara teratur
C2 : Disusun secara acak
Pada Gambar 36 dapat penampakan umum tomat sebelum transportasi lebih disukai dibandingkan dengan setelah transportasi.
Sedangkan pada saat setelah transportasi, tomat dengan perlakuan pencelupan dan tomat yang disusun secara teratur lebih banyak disukai
konsumen dibandingkan dengan tomat yang tanpa perlakuan pencelupan dan disusun secara acak. Pengemasan tomat secara teratur dapat
mengurangi kerusakan mekanik misalnya memar, pecah, dan luka yang dapat merusak penampakan umum buah tomat. Kerusakan tomat yang
0,00 0,50
1,00 1,50
2,00 2,50
3,00 3,50
4,00 4,50
Sebelum Setelah Waktu transportasi
Sebelum transportasi A1B1C1
A1B1C2 A1B2C1
A1B2C2 A2B1C1
A2B1C2 A2B2C1
A2B2C2 Nilai
p ena
m p
ak an umum toma
t
paling banyak terjadi selama transportasi yaitu kerusakan memar pada tomat yang dikemas dengan kotak karton. Namun, kerusakan memar yang
terjadi pada tomat tersebut tidak terlalu diperhatikan oleh panelis sehingga nilai penampakan umumnya masih dalam tahap suka. Penurunan nilai
penampakan umum yang paling besar terjadi pada tomat dengan perlakuan A2B2C2 yaitu 23.46 , sedangkan penurunan nilai penampakan umum
yang paling kecil terjadi pada tomat dengan perlakuan A1B1C1 yaitu 6.17 .
Hasil analisis sidik ragam terhadap penampakan umum tomat diperoleh nilai signifikansi untuk perlakuan A sebesar 0.001, maka
perlakuan A berbeda nyata pada α = 0.01. Sedangkan untuk perlakuan
lainnya lebih besar dari 0.01 maupun 0.05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa perlakuan A pencelupan berpengaruh terhadap penampakan
umum tomat pada α = 0.05, sedangkan perlakuan lainnya tidak
berpengaruh pada penampakan umum tomat tersebut. 2.
Kesegaran tomat Skor rata-rata yang diberikan panelis terhadap kesegaran tomat
sebelum pengangkutan yaitu 4.35 yang berarti penilaian panelis masih dalam taraf suka. Namun seperti terlihat pada Gambar 37, penilaian
panelis menurun menjadi taraf biasa. Hal ini berarti pada saat transportasi terjadi penurunan kesegaran tomat meskipun tomat tersebut masih terlihat
bagus. Dalam melakukan penilaian terhadap kesegaran tomat, panelis lebih menyukai tomat yang diberikan perlakuan pencelupan dan disusun
secara teratur. Penurunan nilai kesegaran tomat yang paling kecil terjadi pada tomat dengan perlakuan A1B1C1 yaitu 11.49 , sedangkan
penurunan nilai kesegaran tomat yang paling besar terjadi pada tomat dengan perlakuan A2B2C2 yaitu 20.59 .
Hasil analisis sidik ragam terhadap kesegaran tomat diperoleh nilai signifikansi untuk perlakuan A sebesar 0.002, sehingga perlakuan A
berbeda nyata pada α = 0.01. Signifikansi untuk perlakuan C sebesar
0.046, sehingga perlakuan C berbeda nyata pada α = 0.05. Sedangkan
signifikansi untuk perlakuan lainnya lebih besar dari 0.01 maupun 0.05.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa perlakuan A pencelupan berpengaruh terhadap kesegaran tomat pada
α = 0.01 dan perlakuan C cara penyusunan tomat berpengaruh terhadap kesegaran tomat pada
α = 0.05, sedangkan perlakuan lainnya tidak berpengaruh terhadsap kesegaran tomat
tersebut.
Gambar 37. Tingkat kesukaan konsumen terhadap kesegaran tomat sebelum dan setelah transportasi.
Keterangan : A1 : Dengan pencelupan air 10
C A2 : Tanpa pencelupan air 10
C B1 : Kemasan kotak karton
B2 : Kemasan peti kayu C1 : Disusun secara teratur
C2 : Disusun secara acak
3. Rasa tomat
Rasa buah yang paling disukai konsumen yaitu rasa manis. Rasa manis tersebut disebabkan oleh adanya kandungan sukrosa, glukosa, dan
fruktosa gula sederhana. Pada saat transportasi, terjadi proses respirasi yang mengakibatkan tomat mengalami proses pematangan dan
peningkatan kandungan gula sehingga rasa tomat menjadi lebih manis. Grafik tingkat kesukaan konsumen terhadap rasa tomat dapat terlihat pada
Gambar 38. Skor rata-rata penilaian panelis terhadap rasa tomat sebelum
transportasi yaitu 2.90 yang berarti masih dalam biasa. Namun setelah transportasi mengalami peningkatan. Hal ini terjadi karena setelah
transportasi rasa tomat yang lebih manis dibandingkan sebelum
0,00 0,50
1,00 1,50
2,00 2,50
3,00 3,50
4,00 4,50
5,00
Sebelum Setelah Waktu transportasi
Sebelum transportasi A1B1C1
A1B1C2 A1B2C1
A1B2C2 A2B1C1
A2B1C2 A2B2C1
A2B2C2
Nilai k ese
g ara
n toma
t
transportasi. Panelis lebih memberikan penilaian lebih besar pada tomat yang disusun secara acak. Pengemasan secara acak tersebut
mengakibatkan tomat yang berada dalam kemasan tersebut lebih padat dibandingkan dengan yang disusun secara teratur sehingga terjadi
peningkatan proses respirasi. Peningkatan nilai rasa tomat yang paling besar terjadi pada tomat dengan perlakuan A2B1C2 yaitu 29.31 ,
sedangkan peningkatan nilai rasa tomat yang paling kecil terjadi pada tomat dengan perlakuan A2B2C1 yaitu 17.24 .
Gambar 38. Tingkat kesukaan konsumen terhadap rasa tomat sebelum dan setelah transportasi.
Keterangan : A1 : Dengan pencelupan air 10
C A2 : Tanpa pencelupan air 10
C B1 : Kemasan kotak karton
B2 : Kemasan peti kayu C1 : Disusun secara teratur
C2 : Disusun secara acak
Hasil analisis sidik ragam terhadap rasa tomat diperoleh nilai signifikansi untuk perlakuan C sebesar 0.034, sehingga perlakuan C
berbeda nyata pada α = 0.05. Sedangkan signifikansi untuk perlakuan
lainnya lebih besar dari 0.01 maupun 0.05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa perlakuan C cara penyusunan tomat berpengaruh terhadap rasa
tomat pada α = 0.05, sedangkan perlakuan lainnya tidak berpengaruh
terhadap rasa tomat tersebut. 4.
Warna tomat Semakin lama transportasi, warna tomat berubah menjadi semakin
merah. Hasil penilaian panelis terhadap warna tomat sebelum transportasi
0,00 0,50
1,00 1,50
2,00 2,50
3,00 3,50
4,00
Sebelum Setelah Waktu transportasi
Sebelum transportasi A1B1C1
A1B1C2 A1B2C1
A1B2C2 A2B1C1
A2B1C2 A2B2C1
A2B2C2
Nilai rasa toma t
diperoleh skor rata-rata 3.13 yang berarti masih dalam taraf biasa. Setelah dilakukan transportasi, skor penilaian warna tomat tersebut semakin
meningkat hingga mencapai taraf suka. Hal tersebut dapat dilihat pada Gambar 39. Peningkatan nilai warna tomat yang paling besar terjadi pada
tomat dengan perlakuan A2B1C2 yaitu 30.34 , sedangkan peningkatan nilai warna tomat yang paling kecil terjadi pada tomat dengan perlakuan
A1B2C1 yaitu 16.55 .
Gambar 39. Tingkat kesukaan konsumen terhadap warna tomat sebelum dan setelah transportasi.
Keterangan : A1 : Dengan pencelupan air 10
C A2 : Tanpa pencelupan air 10
C B1 : Kemasan kotak karton
B2 : Kemasan peti kayu C1 : Disusun secara teratur
C2 : Disusun secara acak
Hasil analisis sidik ragam terhadap warna tomat diperoleh nilai signifikansi untuk perlakuan C sebesar 0.000, sehingga perlakuan C
berbeda nyata pada α = 0.01. Sedangkan signifikansi untuk perlakuan
lainnya lebih besar dari 0.01 maupun 0.05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa perlakuan C cara penyusunan tomat berpengaruh terhadap warna
tomat pada α = 0.01, sedangkan perlakuan lainnya tidak berpengaruh
terhadap warna tomat tersebut.
0,00 1,00
2,00 3,00
4,00
Sebelum Setelah Waktu transportasi
Sebelum transportasi A1B1C1
A1B1C2 A1B2C1
A1B2C2 A2B1C1
A2B1C2 A2B2C1
A2B2C2
Nilai warn a t
o ma
t
V. KESIMPULAN DAN SARAN