C. Susut Bobot
Pengukuran susut bobot tomat dilakukan setelah transportasi. Kehilangan bobot ini sangat merugikan secara ekonomi, terutama bagi
sayuran yang dijual berdasarkan beratnya. Susut bobot dapat diartikan sebagai kehilangan kandungan air. Susut bobot telah terjadi pada saat sebelum
dipanen, tetapi dapat diperoleh kembali pada saat malam hari dimana tanaman dapat mengganti kehilangan air melalui proses penyerapan air dari dalam
tanah. Kehilangan air tersebut dapat mempengaruhi penampakan, tekstur, dan nilai gizi buah. Data hasil pengukuran susut bobot dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5. Nilai persentase susut bobot tomat pada tiap perlakuan kemasan setelah transportasi.
Susut bobot Perlakuan
Ulangan 1 Ulangan 2
Rataan
A1B1C1 0.0424 0.0909 0.0667 A1B1C2 0.0442 0.0893 0.0668
A1B2C1 0 0.0200 0.0100
A1B2C2 0 0.0280 0.0140
A2B1C1 0.0847 0.0708 0.0778 A2B1C2 0.1220 0.0435 0.0828
A2B2C1 0 0 0
A2B2C2 0 0 0
Keterangan : A1 : Dengan pencelupan air 10
C A2 : Tanpa pencelupan air 10
C B1 : Kemasan kotak karton
B2 : Kemasan peti kayu C1 : Disusun secara teratur
C2 : Disusun secara acak
Pada Tabel 5 dapat terlihat bahwa kemasan yang mengalami susut bobot tertinggi yaitu tomat dengan kemasan kotak karton yang disusun secara acak
tanpa pencelupan air 10 C A2B1C2. Sedangkan susut bobot terendah terjadi
pada tomat kemasan peti kayu yang disusun secara teratur tanpa pencelupan air 10
C A2B2C1 dan kemasan peti kayu yang disusun secara acak tanpa pencelupan air 10
C A2B2C2. Dari Tabel 5 juga dapat terlihat bahwa susut bobot yang terendah terjadi pada kemasan yang menggunakan peti kayu. Hal
ini dapat terjadi karena peti kayu mempunyai daya tahan terhadap tekanan dari luar yang lebih besar dibandingkan kotak karton, sehingga hanya sedikit
kerusakan mekanis yang terjadi. Kerusakan mekanis tersebut dapat
mengakibatkan kerusakan sel-sel pada tomat sehingga penguapan H
2
0 dan gas C
2
H
4
yang berasal dari proses metabolisme dan katabolisme meningkat. Rata- rata susut bobot yang terjadi pada tomat yang dikemas dalam kotak karton
yaitu 0.074 , sedangkan rata-rata susut bobot tomat yang dikemas dalam peti kayu yaitu 0.006 .
Hasil analisis sidik ragam terhadap susut bobot tomat diperoleh nilai signifikansi untuk perlakuan B sebesar 0.001, sehingga perlakuan B berbeda
nyata pada α = 0.01. Sedangkan signifikansi untuk perlakuan lainnya lebih
besar dari 0.01 maupun 0.05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa perlakuan B jenis kemasan berpengaruh terhadap susut bobot tomat pada
α = 0.01, sedangkan perlakuan lainnya tidak berpengaruh terhadap susut bobot tomat
tersebut.
5 10
15 20
25 30
Sebelum Setelah Waktu transportasi
Berat kg A1B1C1
A1B1C2 A1B2C1
A1B2C2 A2B1C1
A2B1C2 A2B2C1
A2B2C2
Gambar 31. Perubahan berat tomat sebelum dan setelah transportasi.
Keterangan : A1 : Dengan pencelupan air 10
C A2 : Tanpa pencelupan air 10
C B1 : Kemasan kotak karton
B2 : Kemasan peti kayu C1 : Disusun secara teratur
C2 : Disusun secara acak
D. Suhu Tomat dan Suhu Lingkungan