INSULIN TINJAUAN PUSTAKA A. DIABETES MELITUS

Tabel 1. Tanaman-tanaman obat berkhasiat untuk diabetes melitus N o Nama Tanaman Bagian Tanaman yang dimanfaatkan Senyawa Aktif 1 Mimba Azadirachta indica Daun, biji, kayu Azadurachtin, fenantenon 2 Sambiloto Daun, batang, akar Lakton, flavonoid 3 Alpukat Persea sp. Daun, biji, buah Saponin, alkaloid, flavonoid 4 Ciplukan Physalis peruviana L. Daun, akar, batang Alkaloid, asam klorogenik 5 Daun sendok Plantago sp. Daun, akar, biji Plantagin, aucubin 6 Kumis kucing Orthosiphon sp. Daun Saponin, orthosipon glukosida 7 Lidah buaya Aloe vera L. Daun, bunga, akar Aloin, isobarbaloin, aleonin, aleosin 8 Pare Momordia charantia Daun, buah, biji, akar Charantin, momordisin 9 Mengkudu Morinda citrifolia Daun, akar, buah, kulit batang, bunga Morindin, morindon,soranjidiol 10 Salam Syzigium polyanthum Daun, kulit batang, buah, akar Flavonoid, eugenol 11 Daun dewa Gynura segetum Lour Daun, akar, batang Saponin, flavonoid 12 Sambung nyawa Gynura procumbens Daun Alkaloid, saponin, flavonoid 13 Daun sembung Blumea balsamifera Daun, akar, batang Flavonoid, kamper, tanin 14 Bawang putih Allium sativum L. Umbi Garlisin, alliin, allistatin 15 Brotowali Tinospora crispa Kulit batang Alkaloid, kokulin Sumber : Utami 2004

D. INSULIN

Insulin pertama kali ditemukan oleh Frederick Banting dan Best pada tahun 1921 dengan mengikat saluran pankreas sehingga kelenjar eksokrin dan bagian asinar mengalami atropi. Insulin adalah suatu hormon polipeptida yang dihasilkan oleh sel-sel dari pulau Langerhans dan merupakan kelompok sel yang terdiri dari 1 massa pankreas. Insulin adalah salah satu hormon terpenting yang mengkoordinasikan penggunaan energi oleh jaringan. Efek metaboliknya adalah anabolik seperti sintesis glikogen, triasilgliserol dan protein Champe dan Harvey seperti dikutip oleh Rimbawan dan Siagian, 2004. Insulin dibentuk oleh 51 asam amino yang tersusun dalam dua rantai polipeptida rantai A dan rantai B. Rantai A dihubungkan dengan rantai B melalui jembatan disulfida. Molekul insulin juga mengandung jembatan disulfida intramolekuler antara residu asam amino 6 dan 11 pada rantai A. Struktur insulin manusia berbeda dengan struktur insulin sapi atau babi. Pada rantai A, posisi asam amino treonin dan isoleusin residu ke-8 dan ke-10 pada insulin manusia, berturut-turut digantikan oleh alanin dan valin. Sementara treonin pada ujung C terminal-C rantai B digantikan oleh alanin. Insulin babi berbeda dengan insulin manusia hanya pada ujung C rantai B, yaitu alanin menggantikan treonin pada insulin manusia Rimbawan dan Siagian, 2004. Secara alami, kebutuhan insulin di dalam tubuh dipenuhi dengan mensintesisnya biosintesis dari dua prekursor, yaitu preproinsulin dan proinsulin. Sintesis ini berlangsung dalam sitoplasma sel pankreas. Prekursor ini secara berurutan pecah membentuk hormon aktif. Insulin disimpan dalam sitosol dalam bentuk granula yang dengan rangsangan tepat dilepaskan oleh eksositosis. Insulin didegradasi oleh enzim insulinase yang terdapat dalam hati dan dalam jumlah kecil terdapat di ginjal. Insulin memiliki waktu paruh plasma sekitar 6 menit. Tahapan biosintesis insulin sebagai berikut : 1 gen yang memberi kode untuk insulin ditranskripsikan ke mRNA di nukleus, 2 setelah memasuki sitoplasma, mRNA ditranslasikan oleh polysom yang menempel ke retikulum endoplasma kasar, 3 sintesis polipeptida dimulai dengan pembentukan suatu sinyal peptida ujung-N yang menembus membran retikulum endoplasma kasar, 4 pemanjangan lanjutan mengarahkan rantai polipeptida ke dalam lumen retikulum endoplasma kasar yang menghasilkan preproinsulin, 5 sinyal peptida dipecah dan proinsulin dibentuk di ruang eksternal retikulum endoplasma kasar, 6 proinsulin diangkut dari retikulum endoplasma kasar ke kompleks golgi untuk dipecah membentuk insulin, 7 insulin dan C-peptida terdapat dalam granula sekretori, 8 granula sekretori dilepaskan dari sitoplasma dengan mekanisme eksositosis Rimbawan dan Siagian, 2004. Sekresi insulin oleh sel dari pulau Langerhans pankreas dikoordinasikan dengan pelepasan glukagon dari sel α pankreas. Jumlah relatif insulin dan glukagon yang dilepaskan oleh pankreas diatur sehingga laju pembentukan glukosa di hati dijaga agar sama dengan laju penggunaan glukosa pada jaringan perifer. Dari peran koordinasinya, sel merespon berbagai rangsangan. Secara khusus, sekresi insulin ditingkatkan oleh glukosa, asam amino, hormon gastrointestinal dan glukagon. Insulin akan berikatan dengan reseptor insulin dan meningkatkan permeabilitas sel terhadap glukosa, asam amino, ion kalium, nukleosida, dan fosfat anorganik pada jaringan otot dan lemak, sehingga glukosa dapat masuk ke dalam sel dan disimpan oleh tubuh. Gambaran kinerja insulin tersebut dapat dilihat pada Gambar 1. Di dalam otot, glukosa akan diubah menjadi glikogen, sedangkan pada jaringan lemak glukosa akan diubah menjadi trigliserida dan asam lemak. Penggunaan dan penyimpanan glukosa dalam otot dan jaringan lemak menyebabkan penurunan kadar glukosa dalam darah. Gambar 1. Gambaran kinerja insulin terhadap sel, a glukosa darah tidak dapat masuk ke dalam sel tanpa insulin, b insulin menempel pada reseptor di dinding sel dan memungkinkan glukosa darah masuk ke dalam sel a b Penurunan kadar glukosa darah akan merangsang pembentukan glukagon, adrenalin dari kelenjar adrenal, dan hormon pertumbuhan dari hipofise anterior yang akan merangsang proses glikogenolisis di hati. Kadar glukosa yang rendah juga merangsang terbentuknya glukokortikoid dari kelenjar adrenal yang merangsang proses glukoneogenesis di hati. Kedua mekanisme tersebut akan menghasilkan glukosa dan akan meningkatkan kadar glukosa darah dalam upaya menjaga stabilitasnya.

E. PANKREAS