Glukosa darah yang tiba-tiba meningkat setelah makan merupakan sinyal yang diartikan oleh pankreas sebagai stimulan sekresi insulin. Insulin
merangsang perubahan glukosa menjadi glikogen untuk disimpan dalam otot skeletal dan jaringan adiposa. Insulin juga menurunkan pembentukan glukosa
oleh hati Rimbawan dan Siagian, 2004. Selama beberapa jam berikutnya, bila konsentrasi glukosa darah dan kecepatan sekresi insulin berkurang, maka
hati akan melepaskan glukosa kembali ke dalam darah. Dalam hal ini, hati berperan sebagai suatu sistem penyangga glukosa darah yang sangat penting.
Mekanisme peningkatan kadar glukosa darah diatur oleh hormon glukagon dari sel alpha, growth hormone dari hofise anterior, epinefrin dari
medulla adrenal, serta glukokortikoid dari korteks adrenal Mangoenprasodjo, 2005.
Konsentrasi glukosa dalam darah harus dijaga agar konstan dan stabil, oleh karena itu, harus diusahakan agar konsentrasi glukosa dalam tubuh tidak
terlalu rendah hipoglikemia. Bila keadaan ini terjadi, gejala yang timbul adalah gugup, pusing, lemas, dan lapar. Akan tetapi, konsentrasi glukosa
darah juga harus dijaga agar tidak meningkat terlalu tinggi, hal ini dikarenakan beberapa hal : 1 glukosa sangat berpengaruh terhadap tekanan osmotik
dalam cairan ekstraseluler, dan bila konsentrasi glukosa meningkat berlebihan akan mengakibatkan terjadinya dehidrasi seluler, 2 sangat tingginya
konsentrasi glukosa darah menyebabkan ditemukannya glukosa dalam urin, dan 3 keadaan-keadaan di atas dapat menimbulkan diuresis ginjal, yang akan
mengurangi jumlah cairan tubuh dan elektrolit Guyton, 1993.
C. TANAMAN OBAT UNTUK TERAPI DIABETES MELITUS
Salah satu cara untuk mengatasi diabetes melitus adalah dengan melakukan suatu terapi yang disebut sebagai terapi herbal. Terapi herbal
merupakan proses penyembuhan diabetes melitus menggunakan ramuan yang dibuat dari tanaman berkhasiat obat Utami, 2004. Saat ini, terapi herbal
sedang populer dalam masyarakat. Beberapa alasan yang mendasarinya adalah karena pengobatan jenis ini memiliki efek samping yang sedikit, harganya
murah dan mudah didapat. Umumnya, terapi herbal dilakukan sebagai
pengobatan alternatif. Meskipun demikian, ada juga sebagian masyarakat yang menggunakannya sebagai tindakan preventif.
Menurut Utami 2004, beberapa definisi tanaman obat, diantaranya 1 tanaman obat merupakan suatu jenis tanaman yang sebagian, seluruh tanaman,
dan atau eksudat tanaman tersebut digunakan sebagai obat, bahan atau ramuan obat-obatan, 2 tanaman obat dibagi atas tiga kelompok, yaitu :
• Tanaman obat tradisional adalah jenis tanaman yang dipercaya masyarakat mempunyai khasiat
obat dan telah digunakan sebagai bahan baku obat tradisional. • Tanaman obat modern
adalah jenis tanaman yang secara ilmiah telah dibuktikan mengandung senyawa atau bahan bioaktif yang berkhasiat obat dan
penggunaannya dapat dipertanggungjawabkan secara medis. • Tanaman obat potensial
adalah jenis tanaman yang mengandung senyawa atau bahan bioaktif berkhasiat obat, tetapi belum dibuktikan penggunaannya secara
medis. Sedangkan definisi tanaman obat menurut Departemen Kesehatan
Republik Indonesia adalah sebagai berikut : • Tanaman atau bagian tanaman yang digunakan sebagai bahan obat
tradisional atau disebut juga jamu. • Tanaman atau bagian tanaman yang digunakan sebagai bahan pemula
bahan baku obat prekursor. • Tanaman atau bagian tanaman yang diekstraksi dan ekstraknya
digunakan sebagai obat. Berdasarkan dari definisi yang ada, maka daun X dapat dikategorikan
sebagai tanaman obat potensial yang ekstraknya digunakan sebagai obat. Tanaman obat adalah tanaman yang memiliki kegunaan sebagai obat. Kini,
tanaman obat tidak hanya diperoleh dari alam, tetapi juga telah banyak yang dibudidayakan. Dalam Tabel 1 dapat dilihat berbagai macam tanaman obat,
terutama yang dapat mengobati diabetes melitus.
Tabel 1. Tanaman-tanaman obat berkhasiat untuk diabetes melitus N
o Nama Tanaman
Bagian Tanaman yang dimanfaatkan
Senyawa Aktif
1 Mimba
Azadirachta indica Daun, biji, kayu
Azadurachtin, fenantenon
2 Sambiloto
Daun, batang, akar Lakton, flavonoid
3 Alpukat
Persea sp. Daun, biji, buah
Saponin, alkaloid, flavonoid
4 Ciplukan
Physalis peruviana L. Daun, akar, batang
Alkaloid, asam klorogenik
5 Daun sendok
Plantago sp. Daun, akar, biji
Plantagin, aucubin 6
Kumis kucing Orthosiphon sp.
Daun Saponin, orthosipon
glukosida 7
Lidah buaya Aloe vera L.
Daun, bunga, akar Aloin, isobarbaloin,
aleonin, aleosin 8
Pare Momordia charantia
Daun, buah, biji, akar Charantin,
momordisin 9
Mengkudu Morinda citrifolia
Daun, akar, buah, kulit batang, bunga
Morindin, morindon,soranjidiol
10 Salam
Syzigium polyanthum Daun, kulit batang,
buah, akar Flavonoid, eugenol
11 Daun dewa
Gynura segetum Lour Daun, akar, batang
Saponin, flavonoid 12
Sambung nyawa Gynura procumbens
Daun Alkaloid, saponin,
flavonoid 13
Daun sembung Blumea balsamifera
Daun, akar, batang Flavonoid, kamper,
tanin 14
Bawang putih Allium sativum L.
Umbi Garlisin, alliin,
allistatin 15
Brotowali Tinospora crispa
Kulit batang Alkaloid, kokulin
Sumber : Utami 2004
D. INSULIN