pembesaran 400 x. Sedangkan pengamatan yang dilakukan pada preparat yang diwarnai secara imunohistokimia adalah penghitungan jumlah sel
per bidang pandang dengan pembesaran 100 x.
D. Rancangan Percobaan
Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap RAL. Menurut Torrie dan Robert 1991, RAL
sangat fleksibel dalam arti banyak perlakuan dan ulangan hanya dibatasi oleh banyaknya satuan percobaan yang tersedia. Pengamatan diuraikan menjadi
jumlah dua komponen, yaitu nilai tengah dan komponen acak. Selanjutnya nilai tengah tersebut merupakan jumlah beberapa komponen. Asumsi dasar
dalam analisis keragaman adalah bahwa komponen acak bersifat bebas satu dengan yang lain dan menyebar normal di sekitar nilai nol dan ragam yang
sama. Nilai percobaan dapat diterangkan dengan model linear aditif. Data yang dikumpulkan adalah kadar glukosa darah dan bobot tikus.
Model linear untuk penelitian ini adalah : Y
ij
= μ + π
i
+
ij
Keterangan : Y
ij
= nilai parameter pengamatan dari perlakuan ke-i, pengamatan ke-j μ = nilai tengah umum rata-rata sebenarnya
π
i
= pengaruh perlakuan ke-i
ij
=pengaruh galat percobaan pada perlakuan ke-i, pengamatan ke-j Apabila pengaruh perlakuan tersebut nyata, maka dilanjutkan dengan uji
lanjut berdasarkan Uji Duncan pada galat 5 .
E. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada Februari-Oktober 2005. Penelitian dilakukan di Laboratorium Biokimia Pangan, Pengolahan Pangan dan Kimia Pangan,
Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, Fateta-IPB. Selain itu, penelitian juga dilakukan di Laboratorium Histologi, Departemen Anatomi, Fakultas
Kedokteran Hewan-IPB dan laboratorium klinik Medialisa, Darmaga, Bogor.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Penelitian Pendahuluan
1. Tepung Ekstrak Daun X
Tepung ekstrak daun X dibuat dengan bahan baku daun X yang telah dikeringkan dan ditepungkan. Tepung ekstrak daun X yang dihasilkan dapat
dilihat pada Gambar 8. Penepungan daun X kering dilakukan untuk memperluas bidang ekstraksi. Ekstraksi dilakukan dengan pelarut akuades
dan dengan pemanasan. Hal ini dilakukan untuk membentuk kondisi yang menyerupai aplikasi pembuatan jamu anti diabetes dari daun X secara
konvensional. Jamu daun X dibuat secara tradisional oleh masyarakat dengan cara perebusan. Konsumsi jamu daun X dilakukan dengan cara
meminum air rebusan daun X.
Gambar 8. Tepung ekstrak daun X
Cairan hasil ekstraksi daun X berwarna hijau tua. Tepung ekstrak daun X yang dihasilkan berwarna hijau tua pekat kehitaman. Warna yang pekat
diperoleh karena telah dilakukan pemekatan dan pengeringan. Pengeringan ekstrak daun X dilakukan menggunakan freeze dryer. Hal ini dilakukan
karena hasil ekstrak berbentuk cairan, dan tepung yang dikehendaki adalah tepung murni tanpa bahan tambahan lainnya. Pengeringan beku freeze
drying juga merupakan metode yang sangat baik dalam mempertahankan
mutu suatu bahan yang dikeringkan, terutama secara sensori. Mutu yang