Gambaran Lokasi Penelitian Jumlah Nyamuk yang Terperangkap Menggunakan Cairan Fermentasi Konsentrasi Gula

BAB IV HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Lokasi Penelitian

Penelitian fermentasi gula sebagai atraktan nyamuk dilaksanakan di Balai Teknik Kesehatan Lingkungan Medan di Departemen Entomologi yang berukuran 4x7 meter, ruangan tersebut menggunakan AC Air Conditioner yang dihidupkan pada jam kerja mulai dari jam 08.00 – 16.00, tetapi jika pegawai dari departemen entomologi tidak masuk AC tetap dalam kondisi mati. didalam ruangan terdapat alat-alat seperti kandang nyamuk, mikroskop, komputer, wadah pemeliharaan nyamuk, dan perlengkapan kantor lainnya. Pengamatan dan pencatatan dilakukan selama 1 minggu setiap jam 10.00 WIB pada masing-masing perlakuan dan pengulangan.

4.2 Pengukuran Suhu dan Kelembaban

Suhu dan kelembaban merupakan salah satu variabel yang dapat mempengaruhi penelitian. Oleh sebab itu, suhu dan kelembaban perlu untuk diukur selama penelitian berlangsung. Pada penelitian ini pengukuran suhu dan kelembaban menggunakan alat Air Quality Indoor dan didapat hasil pada tabel dibawah ini : Universitas Sumatera Utara

4.2.1 Pengukuran Suhu Tabel 4.1 Hasil Pengukuran Suhu Ruangan Penelitian

Konsentrasi Cairan Fermentasi Konsesntrasi Gula Lama Pengamatan Suhu Rata – Rata Suhu o C Pengulangan I II III Hari I 24,5 25,1 24,7 24,7 Hari II 24,9 25,2 24,8 25,0 Hari III 26,0 25,7 26,5 26,1 Hari IV 25,8 24,9 25,5 25,4 Hari V 25,7 25,4 25,6 25,6 Hari VI 25,4 24,8 25,1 25,1 5 Hari I 25,6 24,8 25,3 25,2 Hari II 27,3 26,8 27,1 27,1 Hari III 26,5 25,7 25,9 26,0 Hari IV 26,2 25,8 26,1 26,0 Hari V 26,7 26,2 26,3 26,4 Hari VI 25,4 25,9 25,6 25,6 15 Hari I 25,1 27,5 26,9 26,5 Hari II 25,7 28,3 27,1 27,0 Hari III 26,1 26,2 26,3 26,2 Hari IV 25,5 26,3 25,9 25,9 Hari V 25,4 26,5 26,1 26,0 Hari VI 26,2 26,7 26,5 26,5 25 Hari I 26,3 24,7 25,0 25,3 Hari II 25,1 25,3 25,2 25,2 Hari III 24,8 25,7 25,1 25,2 Hari IV 24,2 24,5 24,3 24,3 Hari V 24,1 24,7 24,3 24,4 Hari VI 24,3 24,9 24,2 24,5 35 Hari I 26,2 25,7 25,5 25,8 Hari II 26,5 25,1 25,8 25,8 Hari III 27,5 25,2 27,2 26,6 Hari IV 29,2 26,7 28,3 28,1 Hari V 27,3 26,8 27,3 27,1 Hari VI 27,1 26,3 27,2 26,9 Universitas Sumatera Utara Dari Tabel 4.1 di atas dapat diketahui bahwa suhu ruangan pada saat penelitian pada fermentasi konsentrasi gula 0 yaitu berkisar 24,7 – 26,1 o C, fermentasi konsentrasi gula 5 yaitu berkisar 25,2 – 27,1 o C, fermentasi konsentrasi gula 15 yaitu berkisar 25,9 - 27,0 o C, fermentasi konsentrasi gula 25 yaitu berkisar 24,3 – 25,3 o C, dan fermentasi konsentrasi gula 35 yaitu berkisar 25,8 – 28,1 o C. Maka suhu ruangan selama penelitian yaitu berkisar 24,3 – 28,1 o C.

4.2.2 Pengukuran Kelembaban Tabel 4.2 Hasil Pengukuran Kelembaban Ruangan Penelitian

Konsentrasi Cairan Fermentasi Konsesntrasi Gula Lama Pengamatan Suhu Rata – Rata Suhu Pengulangan I II III Hari I 62,1 63,2 61,8 62,4 Hari II 64,8 63,8 64,9 64,5 Hari III 79,9 72,1 70,3 74,1 Hari IV 79,1 69,8 72,4 73,8 Hari V 78,7 64,9 68,3 70,6 Hari VI 64,3 63,2 69,5 65,7 5 Hari I 72,5 60,1 62,3 65,9 Hari II 85,4 70,1 73,2 76,2 Hari III 78,2 65,3 67,9 70,5 Hari IV 79,7 65,8 75,2 73,6 Hari V 70,3 64,9 70,1 68,4 Hari VI 60,3 61,7 60,9 61,0 15 Hari I 61,3 78,2 70,3 69,9 Hari II 62,3 83,7 75,9 73,9 Hari III 63,3 68,2 63,4 64,9 Hari IV 62,9 68,2 62,8 64,6 Hari V 62,7 63,4 65,2 63,8 Hari VI 67,8 68,4 68,9 68,4 25 Hari I 75,2 61,7 68,5 68,5 Hari II 68,3 68,5 68,7 68,5 Hari III 61,8 68,4 68,5 66,2 Hari IV 60,8 62,2 62,3 61,8 Hari V 61,1 62,9 61,7 61,9 Hari VI 60,7 61,2 60,9 60,9 Universitas Sumatera Utara 35 Hari I 63,8 62,3 62,9 63,0 Hari II 69,7 62,1 68,3 66,7 Hari III 78,2 62,7 75,2 72,0 Hari IV 88,6 73,8 88,3 83,6 Hari V 75,4 70,3 75,3 73,7 Hari VI 75,2 69,8 75,1 73,4 Dari Tabel 4.2 dapat diketahui bahwa kelembaban ruangan pada saat penelitian pada fermentasi konsentrasi gula 0 yaitu berkisar 62,4 – 74,1, fermentasi konsentrasi gula 5 yaitu berkisar 61,0 – 76,2, fermentasi konsentrasi gula 15 yaitu berkisar 63,8 – 73,9, fermentasi konsentrasi gula 25 yaitu berkisar 60,9 – 68,5, dan fermentasi konsentrasi gula 35 yaitu berkisar 63,0 – 83,6. Maka kelembaban ruangan selama penelitian yaitu berkisar 60,9-83,6. Universitas Sumatera Utara

4.3 Pengukuran Kadar CO

2 dan Kadar Etanol 4.3.1 Pengukuran Kadar CO 2 Tabel 4.3 Hasil Kadar CO 2 pada Perlakuan Fermentasi Konsentrasi Gula 0, 5, 15, 25, dan 35 dengan Lama Pengamatan Hari I, Hari II, Hari III, Hari IV,Hari V, dan Hari VI Kosentrasi cairan fermentasi gula Waktu pengamatan Kadar CO 2 Rata – rata kadar CO 2 ppm Pengulangan I II III Hari I 25 23 19 22 Hari II 29 19 23 24 Hari III 27 23 19 23 Hari IV 28 29 23 27 Hari V 39 12 23 25 Hari VI 23 13 18 24 5 Hari I 1447 1224 1123 1256 Hari II 356 241 296 298 Hari III 249 135 187 190 Hari IV 97 69 109 92 Hari V 58 42 61 54 Hari VI 20 8 11 13 15 Hari I 197 552 370 373 Hari II 532 611 325 489 Hari III 102 83 86 90 Hari IV 63 72 56 64 Hari V 150 132 137 140 Hari VI 399 403 576 459 25 Hari I 838 729 782 782 Hari II 271 289 239 266 Hari III 443 381 341 388 Hari IV 89 83 107 93 Hari V 72 84 56 71 Hari VI 132 120 126 126 35 Hari I 27 17 43 29 Hari II 58 95 68 74 Hari III 136 121 122 126 Hari IV 453 541 678 557 Hari V 658 487 542 562 Hari VI 124 125 125 125 Universitas Sumatera Utara Dari Tabel 4.3 di atas dapat diketahui bahwa rata – rata kadar CO 2 pada fermentasi konsentrasi gula 0 yaitu 24,1 ppm, fermentasi konsentrasi gula 5 yaitu 319 ppm, fermentasi konsentrasi gula 15 yaitu 269,2 ppm, fermentasi konsentrasi gula 25 yaitu 287,7 ppm, dan fermentasi konsentrasi gula 35 yaitu 245,6 ppm.

4.3.2 Pengukuran Kadar Etanol

Pada penelitian fermentasi gula sebagai atraktan nyamuk dilakukan pengukuran kadar etanol menggunakan alat alcoholmeter, dari pengukuran yang dilakukan diketahui bahwa kadar etanol yang dihasilkan dari cairan fermentasi konsentrasi gula pada konsentrasi 0, 5, 15, 25, dan 35 dengan lama pengamatan setiap hari I, hari II, hari III, hari IV, hari V, hari VI dan dilakukan sebnyak 3 kali pengulangan yaitu rata – rata 0 .

4.4 Jumlah Nyamuk yang Terperangkap Menggunakan Cairan Fermentasi Konsentrasi Gula

Penelitian mengenai efektivitas fermentasi gula sebagai atraktan nyamuk menggunakan sampel nyamuk sebanyak 4500 ekor nyamuk dewasa. Setiap perlakuan diberi masing – masing 300 ekor nyamuk dengan perlakuan fermentasi konsentrasi gula 0, 5, 15, 25, dan 35. Perlakuan dilakukan dalam kandang yang berukuran 100 x 100 x 100 cm dengan pengulangan sebanyak tiga kali, dan pengamatan dilakukan setiap hari ke I, hari ke II, hari ke III, hari ke IV, hari ke V, dan hari ke VI. Hasilnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Universitas Sumatera Utara Tabel 4.4 Hasil Pengamatan Jumlah Nyamuk yang Terperangkap Pada Perlakuan Fermentasi konsentrasi gula 0, 5, 15, 25, dan 35 dengan Lama Pengamatan Hari I, Hari II, Hari III, Hari IV, Hari V, dan Hari VI. Perlakuan Pada Kosentrasi Fermentasi Gula Waktu Pengamatan n Jumlah Nyamuk yang Terperangkap Dengan Atraktan Fermentasi Gula Rata – Rata Jumlah Nyamuk Yang Terperangkap Persentasi jumlah nyamuk yang terperangkap dengan atraktan fermentasi gula I II III Hari ke I 1 2 1 1 0,3 Hari ke II 9 4 7 7 2,3 Hari ke III 15 10 13 13 4,3 Hari ke IV 12 5 10 9 3 Hari ke V 11 7 10 9 3 Hari ke VI 9 8 9 9 3 Total 300 57 86 50 48 16 5 Hari ke I 15 2 11 9 3 Hari ke II 43 12 33 29 9,7 Hari ke III 22 10 18 17 5,7 Hari ke IV 24 14 21 20 6,7 Hari ke V 26 10 21 19 6,3 Hari ke VI 2 8 4 5 1,7 Total 300 132 56 108 99 33 15 Hari ke I 1 42 28 24 8 Hari ke II 3 70 48 40 13,3 Hari ke III 7 10 9 9 3 Hari ke IV 5 6 6 6 2 Hari ke V 4 11 9 8 2,7 Hari ke VI 13 19 17 16 5,3 Total 300 33 158 117 103 34,3 25 Hari ke I 24 2 9 12 4 Hari ke II 11 11 11 11 3,7 Hari ke III 2 11 8 7 2,3 Hari ke IV 0 4 3 2 0,7 Hari ke V 0 5 3 3 1 Hari ke VI 0 2 1 1 0,3 Total 300 37 35 35 36 12 Universitas Sumatera Utara 35 Hari ke I 8 3 6 6 2 Hari ke II 17 2 12 10 3,3 Hari ke III 45 5 32 27 9 Hari ke IV 122 24 89 78 26 Hari ke V 38 18 31 29 9,7 Hari ke VI 37 17 30 28 9,3 Total 300 267 59 210 179 59,7 Berdasarkan Tabel 4.4 diatas diketahui bahwa total rata - rata persentase jumlah nyamuk yang terperangkap ke dalam atraktan fermentasi konsentrasi gula pada konsentrasi 0 yaitu 16, konsentrasi 5 yaitu 33, konsentrasi 15 yaitu 34,3, konsentrasi 25 yaitu 12, sedangkan fermentasi konsentrasi gula pada konsentrasi 35 rata – rata jumlah nyamuk yang terperangkap yaitu sebanyak 59,7. Maka total jumlah rata-rata tertinggi nyamuk yang terperangkap pada atraktan fermentasi konsentrasi gula terdapat pada konsentrasi 35 yaitu sebesar 59,7. Terhadap jumlah nyamuk yang terperangkap pada kontrol tidak perlu dilakukan koreksi menggunakan rumus Abbot, karena tidak ditemukan jumlah nyamuk yang terperangkap lebih dari 5. Tabel 4.5 Hasil Rata – Rata Jumlah Nyamuk yang Terperangkap pada Perlakuan Fermentasi konsentrasi gula 0, 5, 15, 25, dan 35 Perlakuan Pada Fermentasi konsentrasi gula n Rata – Rata Jumlah Nyamuk yang Terperangkap Persentase Jumlah Nyamuk yang Terperangkap 300 48 16 5 300 99 33 15 300 16 34,3 25 300 36 12 35 300 179 59,7 Universitas Sumatera Utara Dari Tabel 4.5 merupakan nilai rata-rata jumlah nyamuk yang terperangkap pada masing-masing perlakuan konsentrasi 0, konsentrasi 5, konsentrasi 15, konsentrasi 25, dan konsentrasi 35, selama 6 hari dan dilakukan 3 kali pengulangan dengan jumlah sampel sebanyak 300 ekor nyamuk. Nilai rata – rata tertinggi jumlah nyamuk yang terperangkap berdasarkan fermentasi konsentrasi gula terdapat pada konsentrasi 35 yaitu 59,7. Tabel 4.6 Hasil Rata – Rata Jumlah Nyamuk yang Terperangkap Pada Fermentasi konsentrasi gula 0, 5, 15, 25, Dan 35 Terhadap Lama Pengamatan Hari I, Hari II, Hari III, Hari IV, Hari V, dan Hari VI KonsentrasiFermentasi Gula Lama Pengamatan n Rata – Rata Jumlah Nyamuk yang Terperagkp Hari I 3 1.33 Hari II 3 6.66 Hari III 3 12.66 Hari IV 3 9.00 Hari V 3 9.33 Hari VI 3 8.66 5 Hari I 3 9.33 Hari II 3 29.33 Hari III 3 16.66 Hari IV 3 19.66 Hari V 3 19.00 Hari VI 3 4.66 15 Hari I 3 23.66 Hari II 3 40.33 Hari III 3 8.66 Hari IV 3 5.66 Hari V 3 8.00 Hari VI 3 16.33 25 Hari I 3 11.66 Hari II 3 11.00 Hari III 3 7.00 Hari IV 3 2.33 Hari V 3 2.66 Hari VI 3 1.00 Universitas Sumatera Utara 35 Hari I 3 5.66 Hari II 3 10.33 Hari III 3 27.33 Hari IV 3 78.33 Hari V 3 29.00 Hari VI 3 28.00 Dari Tabel 4.6 dapat diketahui bahwa jumlah rata – rata maksimum nyamuk yang terperangkap pada perlakuan fermentasi konsentrasi gula 0, fermentasi konsentrasi gula 5, fermentasi konsetrasi gula 15, fermentasi kosentrasi gula 25, dan fermentasi konsentrasi gula 35 dengan lama pengamatan selama hari I, hari II, hari III, hari IV, hari V, dan hari VI dengan tiga kali pengulangan. Pada konsentrasi 0 terdapat pada hari III yaitu 12.66 dan nilai minimum terdapat pada hari I yaitu 1.33, konsentrasi 5 nilai maksimum terdapat pada hari II yaitu 29.33 dan nilai minimum terdapat pada hari VI yaitu 4.66, konsentrasi15 nilai maksimum terdapat pada hari II yaitu 40.33 dan nilai minimum terdapat pada hari IV yaitu 5.66, konsentrasi 25 nilai maksimum terdapat pada hari I yaitu 11.66 dan nilai minimum terdapat pada hari VI yaitu 1.00, dan untuk konsentrasi35 nilai maksimum rata – rata jumlah nyamuk yang terperangkap terdapat pada hari IV yaitu 78,33 sedangkan nilai minimumya terdapat pada hari I yaitu 5.66. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.7 Hasil Uji Normalitas Jumlah Nyamuk yang Terperangkap pada Perlakuan Fermentasi Konsentrasi Gula 0, 5, 15, 25, dan 35 Perlakuan pada konsentrasifermentasi gula P Distribusi .200 TN 5 .200 TN 15 .003 N 25 .108 TN 35 .014 N Dari Tabel 4.7 diatas dapat diketahui bahwa terdapat dua data yang tidak berdistribusi normal yaitu pada perlakuan fermentasi konsentrasi gula 15 dan 35 karena nilai P 0.05 maka pengujian dilanjutkan dengan uji Kruskal Wallis. Tabel 4.8 Hasil Uji Normalitas Jumlah Nyamuk yang Terperangkap dengan Lama Pengamatan Hari I, Hari II, Hari III, Hari IV, Hari V, dan Hari VI Lama Pengamatan P Distribusi Hari I .046 TN Hari II .000 TN Hari III .046 TN Hari IV .000 TN Hari V .007 TN Hari VI .109 N Dari Tabel 4.8 diatas dapat diketahui bahwa jumlah nyamuk yang terperangkap berdasarkan lama pengamatan tidak berdistribusi normal karena terdapat nilai P 0.05 yaitu terdapat pada lama pengamatan hari I, hari II, hari III, hari IV, dan hari V, maka pengujian dilanjutkan dengan uji Kruskal Wallis. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.9 Hasil Uji Kruskal Wallis Jumlah Nyamuk yang Terperangkap pada Perlakuan Fermentasi Konsentrasi Gula 0, 5, 15, 25, dan 35 Jumlah Nyamuk yang Terperangkap Chi – square 21,431 Df 4 Asymp. Signifikan .000 Dari Tabel 4.9 diatas dapat diketahui bahwa signifikan 0.05 yang menyatakan bahwa secara rata – rata terdapat perbedaan yang signifikan mengenai jumlah nyamuk yang terperangkap diantara semua perlakuan fermentasi konsentrasi gula 0, 5, 15, 25, dan 35. Tabel 4.10 Hasil Uji Kruskal Wallis Jumlah Nyamuk yang Terperangkap dengan Lama Pengamatan Hari I, Hari II, Hari III, Hari IV, Hari V, dan Hari VI Jumlah Nyamuk yang Terperangkap Chi – square 4.955 Df 5 Asymp. Signifikan .421 Dari Tabel 4.10 diatas dapat diketahui bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan jumlah nyamuk yang terperangkap terhadap lama pengamatan hari I, hari II, hari III, hari IV, hari V, dan hari VI, karena nilai signifikan 0.05. Tabel 4.11 Hasil Uji Lanjut Duncan Jumlah Nyamuk yang Terperangkap pada Fermentasi Konsentrasi Gula 0, 5, 15, 25, dan 35 Perlakuan Rata - Rata Notasi Duncan 7.94 a 5 16.44 a 15 17.11 a 25 5.94 a 35 29.78 b Universitas Sumatera Utara Berdasarkan Tabel 4.11 uji Lanjut Duncan menunjukkan bahwa nilai dengan huruf yang sama maka perlakuan tersebut memiliki potensi yang sama sebagai atraktan nyamuk, sedangkan huruf yang berbeda menunjukkan perbedaan yang nyata di antara perlakuan fermentasi konsentrasi gula yang lainnya. Perlakuan pada fermentasi konsentrasi gula 0, 5, 15, dan 25 mempunyai potensi yang sama dan berbeda nyata dengan fermentasi konsentrasi gula 35. Jadi perlakuan yang lebih baik jika dibandingkan dengan semua perlakuan adalah perlakuan pada fermentasi konsentrasi gula 35 dengan persentase rata-rata jumlah nyamuk yang terperangkap sebesar 59,7. Tabel 4.12 Hasil Uji Lanjut Duncan Jumlah Nyamuk yang Terperangkap dengan Lama Pengamatan Hari I, Hari II, Hari III, Hari IV, Hari V, dan Hari VI Perlakuan Rata - Rata Notasi Duncan Hari I 10.33 a Hari II 19.53 ab Hari III 14.47 ab Hari IV 23.00 b Hari V 13.60 ab Hari VI 11.73 a Berdasarkan Tabel 4.12 Uji Lanjut Duncan dapat dilihat bahwa perbedaan jumlah nyamuk yang terperangkap pada fermentasi konsentrasi gula 0, 5, 15, 25, dan 35 dengan lama pengamatan selama hari I, hari II, hari III, hari IV, hari V, dan hari VI menunjukkan tidak terjadinya perbedaan secara nyata. Hari II, hari III, hari IV dan Hari V memiliki notasi yang sama sehingga perbedanya tidak terlalu signifikan, dan nilai tertinggi terdapat pada hari ke IV. Universitas Sumatera Utara Grafik 4.1 Grafik Garis Rata-Rata Jumlah Nyamuk yang Terperangkap Pada Perlakuan Fermentasi Konsentrasi Gula 0, 5, 15, 25 dan 35 dengan Lama Pengamatan Hari I, Hari II, Hari III, Hari IV, Hari V, dan Hari VI Berdasarkan Grafik 4.1 dapat dilihat bahwa persentase jumlah nyamuk yang terperangkap pada perlakuan fermentasi konsentrasi gula 0, 5, 15, 25, dan 35 dengan lama pengamatan hari I, hari II, hari III, hari IV, hari V, dan hari VI bersifat fluktuatif atau tidak stabil. 5 10 15 20 25 30 1 2 3 4 5 6 R at a- rat a ju m lah n y am u k y an g te rp e ran g k ap Lama pengamatan Hari Konsentrasi 0 Konsentrasi 5 Konsentrasi 15 Konsentrasi 25 Konsentrasi 35 Universitas Sumatera Utara

BAB V PEMBAHASAN

5.1 Suhu dan Kelembaban 5.1.1 Suhu Selama penelitian berlangsung dilakukan pengukuran suhu dengan menggunakan Air Quality Indoor untuk mengetahui berapa suhu ruangan selama dilakukan penelitian. Hasil pengukuran suhu adalah sekitar berkisar 24,3 – 28,1 o C. Suhu udara tersebut tidak mempengaruhi penelitian karena menurut Jumar 2000 suhu yang terlalu rendah dan terlalu tinggi dapat mempengaruhi kelangsungan hidup nyamuk, dimana suhu minimum adalah 15 o C dan suhu maksimum adalah 45 o C. berarti dapat dinyatakan suhu dalam ruangan selama penelitian cukup ideal bagi kehidupan nyamuk sehingga faktor suhu tidak mempengaruhi kematian nyamuk dalam penelitian ini.

5.1.2 Kelembaban

Selama penelitian berlangsung dilakukan pengukuran kelembaban dengan menggunakan Air Quality Indoor untuk mengetahui berapa kelembaban ruangan selama dilakukan penelitian. Hasil pengukuran kelembaban adalah berkisar 60,9- 83,6. Menurut Jumar 2000 bahwa kelembaban udara yang mendukung kehidupan nyamuk sekitar 60 – 89. Berarti dapat dinyatakan bahwa kelembaban udara selama penelitian sesuai bagi kehidupan nyamuk sehingga tidak mempengaruhi kematian nyamuk pada hasil penelitian. Universitas Sumatera Utara