1.2 Rumusan Masalah
Bahaya yang ditimbulkan oleh nyamuk, anti nyamuk dan mahalnya alat perangkap nyamuk yang tersedia menimbulkan permasalahan sehingga perlu
dilakukan penelitian mengenai alat perangkap nyamuk yang ramah lingkungan dan mudah diaplikasikan ke masyarakat luas. Fermentasi gula merupakan suatu
cairan yang mampu menjadi atraktan bagi nyamuk, dimana bahan dan alat yang digunakan mudah di dapat serta ramah lingkungan. Sehingga timbul pertanyaan
seberapa efektivkah fermentasi gula sebagai atraktan nyamuk.
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui efektivitas fermentasi gula sebagai atraktan nyamuk
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui jumlah nyamuk yang terperangkap dengan
fermentasi konsentrasi gula 0 kontrol 2.
Untuk mengetahui jumlah nyamuk yang terperangkap dengan fermentasi konsentrasi gula 5 10 gram gula
3. Untuk mengetahui jumlah nyamuk yang terperangkap dengan
fermentasi konsentrasi gula 15 30 gram gula 4.
Untuk mengetahui jumlah nyamuk yang terperangkap dengan fermentasi konsentrasi gula 25 50 gram gula
5. Untuk mengetahui jumlah nyamuk yang terperangkap dengan
fermentasi konsentrasi gula 35 70 gram gula
Universitas Sumatera Utara
6. Untuk mengetahui konsentrasi optimum cairan fermentasi gula yang
sebagai atraktan nyamuk 7.
Untuk mengetahui lama pengamatan yang optimum cairan fermentasi gula sebagai atraktan nyamuk
1.4 Hipotesis Penelitian
Ho: Ada perbedaan signifikan fermentasi konsentrasi gula terhadap nyamuk yang terperangkap
Ha: Tidak ada perbedaan signifikan fermentasi konsentrasi gula terhadap nyamuk yang terperangkap
1.5 Manfaat Penelitian
1. Memberikan informasi kepada masyarakat bahwa fermentasi gula dapat
digunakan sebagai perangkap nyamuk yang aman. 2.
Sebagai masukan bagi penulis dan mahasiswa FKM, khususnya mahasiswa kesehatan lingkungan untuk menambah wawasan mengenai
cara pengendalian nyamuk.
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Umum Mengenai Nyamuk
Nyamuk adalah salah satu komponen lingkungan manusia. Di lingkungan permukiman merupakan tempat perindukan nyamuk. Banyak penyakit khususnya
penyakit menular seperti demam berdarah, Japanese encephalitis, malaria, filariasis ditularkan melalui perantara nyamuk Achmadi. 2013.
Nyamuk tersebar luas di seluruh dunia mulai dari daerah kutub sampai ke daerah tropika, dapat dijumpai 5.000 meter diatas permukaan laut sampai
kedalaman 1.500 meter di bawah permukaan tanah didaerah pertambangan WHO, 1999.
2.2 Jenis Jenis Nyamuk 2.2.1 Nyamuk
Aedes Aegypti
Nyamuk spp. merupakan vector utama dari demam berdarah dengue DBD yang terdiri dari Ae. Aegypti dan Ae. Albopictus. Kedua jenis nyamuk ini
terdapat hampir semua di pelosok Indonesia, kecuali di tempat-tempat dengan ketinggian 1000 meter diatas permukaan laut, karena pada ketinggian tersebut
suhu udara rendah sehingga tidak memungkinkan bagi nyamuk untuk hidup dan berkembang biak Siregar. 2004.
Nyamuk Ae. Aegypti di sebut black-white mosquito, karena tubuhnya ditandai dengan pita atau garis-garis putih keperakan di atas dasar hitam. Di
Indonesia sering disebut sebagai salah satu dari nyamuk-nyamuk rumah soegijanto, 2004.
Universitas Sumatera Utara