Teori Humor Landasan Teoretis

11 keberadaan humor sebagai sarana hiburan sangat penting. Humor merupakan hal- hal yang lazimnya berhubungan dengan tersenyum atau juga tertawa. Keberadaan humor dalam kehidupan manusia adalah sejak manusia mengenal bahasa, melakukan komunikasi antar personal. Humor pada hakikatnya adalah rangsangan yang menyebabkan seseorang tertawa atau tersenyum dalam kebahagiaan. Dalam kaitan ini ada tiga aspek yang layak diperhatikan, yakni tindakan verbal atau nonverbal yang merupakan stimulusnya, aktivitas kognitif dan intelektual sebagai alat persepsi dan evaluasi rangsangan itu, dan respon yang dinyatakan dengan senyum dan tawa. Jadi, senyum dan tawa merupakan manifestasi eksternal dari penikmatan humor Wijana, 2004: 37. Dari berbagai definisi humor diatas dapat disimpulkan bahwa hakikat humor adalah segala bentuk rangsangan atau stimulus, baik verbal maupun nonverbal, yang berhubungan dengan hal-hal yang lucu, ganjil, jenaka tau menggelikan.bentuknya bisa berupa rangsangan atau stimulus, baik verbal maupun non verbal di dalamnya terkandung hal-hal yang berhubungan dengan kelucuan dan mengungkapkan sesuatu yang ganjil, jenaka atau menggelikan.

2.2.2 Teori Humor

Pradopo dalam Budiyanto 2005:45 mengemukakan pengertian humor dapat dipahami melalui tiga teori berikut, 1 teori superioritas mengatakan bahwa humor merupakan aktivitas menertawakan sesuatu yang dianggap lebih rendah, lebih jelek, dan sebagainya, 2 teori degredasi menyatakan bahwa humor terjadi 12 karena adanya penyimpangan antara konsep dengan objeknya, peloncatan secara tiba-tiba dari satu konteks ke konteks lain, adanya penggabungan dua peristiwa atau makna yang sesungguhnya saling terpisah, dan 3 teori pelepasan ketegangangan dan pembebasan mengatakan humor terjadi karena adanya pembebasan dari ketegangan dan tekanan psikis. Manser dalam Rahmanadji 2007: 215 membagi munculnya dalam tiga kelompok: 1 teori superioritas dan meremehkan, yaitu jika yang menertawakan berada pada posisi super; sedang yang ditertawakan berada pada posisi degradasi diremehkan atau dihina. Plato, Cicero, Aristoteles, Francis bacon dalam Gauter, 1988 mengatakan bahwa orang tertawa apabila ada sesuatu yang mengelikan dan di luar kebiasaan. Menggelikan diartikan sebagai sesuatu yang menyalahi aturan atau sesuatu yang sangat jelek. Lelucon yang menimbulkan ketertawaan, juga mengandung banyak kebencian. Lelucon selalu timbul dari kesalahankekhilafan yang menggoda dan kemarahan; 2 teori mengenai ketidakseimbangan, putus harapan, dan bisosiasi. Arthur Koestler Setiawan, 1990 dalam teori bisosiasinya mengatakan bahwa hal yang mendasari semua bentuk humor adalah bisosiasi, yaitu mengemukakan dua situasi atau kejadian yang mustahil terjadi sekaligus. Konteks tersebut menimbulkan bermacam-macam asosiasi; 3 teori mengenai pembebasan ketegangan atau pembebasan dari tekanan. Humor dapat muncul dari suatu kebohongan dan tipuan muslihat; Dapat muncul berupa rasa simpati dan pengertian; dapat menjadi simbol pembebasan ketegangan dan tekanan; dapat berupa ungkapan awam atau elite; dapat pula serius seperti satire dan murahan seperti humor jalanan. Humor tidak mengganggu kebenaran. 13 Persoalan humor oleh beberapa orang dianggap sebagai persoalan teori estetik, yang dicoba untuk diterangkan lewat berbagai teori humor. Teori humor mencoba menerangkan bagaimana suatu hal dapat membangkitkan tawa atau geli pada seseorang.

2.2.3 Jenis-Jenis Humor