Pelanggaran Prinsip Percakapan Faktor-Faktor Yang MelatarBelakangi Munculnya Humor

14 9. Surealisme, lelucon yang mengandalkan pada dunia nirlogika dimana makna- makna yang sudah disepakati secara umum dilanggar. 10. Kelam, lelucon yang berisi malapetaka, kengerian, sadisme atau kebrutalan. 11. Seks, lelucon yang mengekploitasi hal-hal berbau seks dalam. 12. Olah estetika, lelucon yang mempertaruhkan kemasan sebuah pertunjukan, pameran seni atau olah kreasi audiovisual. 13. Apologisme, upaya pembenaran yang tergolong ‘pengecut’ karena ketidakberdayaan mempertanggungjawakan lontaran, pernyataan atau perbuatannya yang tak memiliki dasar atau argument dengan berlindung dibalik lelucon. Peneliti menggunakan teori tersebut untuk mengkaji jenis-jenis humor dalam lawakan Peyang Penjol.

2.2.4 Faktor-Faktor Yang MelatarBelakangi Munculnya Humor

Munculnya humor disebabkan karena pelanggaran prinsip-prinsip percakapan dan aspek-aspek kebahasaan.

2.2.4.1 Pelanggaran Prinsip Percakapan

Prinsip percakapan adalah prinsip yang mengatur mekanisme percakapan antar pesertanya agar dapat bercakap-cakap secara kooperatif dan santun Rustono 1999 : 45. Dalam berkomunikasi orang harus selalu memperhatikan aspek-aspek pragmatik berbahasa. Dalam tuturan yang wajar, para peserta tutur diharapkan mematuhi prinsip-prinsip percakapan sehingga tercipta sebuah komunikasi yang kooperatif. Sebaliknya, dalam humor prinsip-prinsip tersebut dengan sengaja tidak diindahkan, atau bahkan disimpangkan. Adanya penyimpangan-penyimpangan 15 terhadap prinsip-prinsip percakapan tersebut dimaksudkan untuk menciptakan kejenakaan. 2.2.4.1.1. Prinsip Kerjasama Prinsip kerjasama merupakan pokok subteori tentang penggunaan bahasa. Subteori tentang penggunaan bahasa itu dimaksudkan sebagai upaya membimbing para peserta percakapan agar dapat melakukan percakapan secara kooperatif. Kerjasama antara penutur dan pendengar yang terlibat dalam percakapan diharapkan menjadi faktor yang utama. Bentuk kerjasama yang sederhana dapat dilihat ketika kita sedang berbicara dengan orang lain diharapkan tidak membingungkan atau mempermainkan orang lain. Menurut Grice dalam Wijana 1996: 46 bahwa di dalam rangka melakukan prinsip kerjasama, setiap penutur harus mematuhi empat maksim percakapan conversational maxim: a maksim kuantitas maxim of quantity yaitu maksim yang menghendaki dalam setiap pertuturan memberikan kontribusi yang secukupnya atau sebanyak yang dibutuhkan oleh lawan bicaranya, b maksim kualitas maxim of quality yaitu maksim percakapan yang mewajibkan setiap peserta tutur percakapan mengatakan hal yang sebenarnya, c maksim relevansi maxim of relevance yaitu maksim yang mengharuskan setiap peserta percakapan memberikan kontribusi yang relevan dengan masalah pembicaraan, dan dmaksim pelaksanaan maxim of manner yaitu maksim yang mengharuskan setiap peserta percakapan berbicara secara langsung, tidak kabur, tidak berlebihan serta runtut. 16 2.2.4.1.2. Prinsip Kesopanan Prinsip kesopanan berkenaan dengan aturan yang bersifat sosial, estetis dan moral di dalam bertindak tutur Grice dalam Rustono 1999: 61. Alasan dicetuskannya prinsip kesopanan adalah bahwa di dalam tuturan penutur tidak cukup hanya mematuhi prinsip kerjasama. Prinsip kesopanan diperlukan untuk melengkapi prinsip kerjasama dan mengatasi kesulitan yang timbul akibat penerapan prinsip kerjasama. Prinsip Kesopanan memiliki sejumlah maksim: a maksim kebijaksanaan yaitu maksim yang mengharuskan setiap peserta pertuturan untuk meminimalkan kerugian orang lain, atau memaksimalkan keuntungan bagi orang lain, b maksim penerimaan yaitu maksim yang mewajibkan setiap peserta tutur untuk memaksimalkan kerugian bagi diri sendiri dan meminimalkan keuntungan bagi diri sendiri, c maksim kemurahan yaitu maksim yang menuntut setiap peserta pertuturan untuk memaksimalkan rasa hormat kepada orang lain, dan meminimalkan rasa tidak hormat kepada orang lain, d maksim kerendahan hati yaitu maksim yang menuntut setiap peserta tutur untuk memaksimalkan ketidakhormatan kepada diri sendiri, dan meminimalkan rasa hormat pada diri sendiri, e maksim kecocokan yaitu maksim yang mengharuskan setiap penutur dan lawan tutur untuk memaksimalkan kecocolan diantara mereka, dan meminimalkan ketidakcocokan diantara mereka, f maksim kesimpatian yaitu maksim yang mengharuskan setiap peserta pertuturan untuk memaksimalkan rasa simpati dan meminimalkan rasa antipati kepada lawan tuturnya. 17

2.2.4.2 Aspek Kebahasaan