1. Pneumonia berat jika ada napas cepat yaitu 60 kali per menit atau lebih atau tarikan dinding dada bagian bawah yang kuat.
2. Bukan pneumonia gejalanya berupa batuk pilek biasa. Tidak ditemukan tanda tarikan kuat dinding dada bagian bawah atau napas cepat.
Untuk golongan umur 2 bulan sampai 5 tahun ada 3 klasifikasi penyakit pneumonia yaitu:
1. Pneumonia berat ditandai adanya tarikan dinding dada bagian bawah kedalam pada waktu anak menarik napas untuk pemeriksaan, anak harus dalam
keadaan tenang dan tidak menangis. 2. Pneumonia terjadi bila ada napas cepat pada anak, tidak disertai tarikan
dinding dada bagian bawah. Batas napas cepat untuk anak usia 2 bulan sampai kurang dari 12 bulan adalah 50 kali per menit atau lebih dan untuk usia 12
bulan sampai kurang dari 5 tahun adalah 40 kali per menit atau lebih. 3. Bukan pneumonia ditandai dengan tidak adanya tarikan dinding dada bagian
bawah ke dalam dan tidak ada napas cepat pada anak Depkes, 2007: 15 – 17.
2.1.6 Gejala Klinis Pneumonia Balita
William J. Hueston dan Barry D. Weiss 2002: 188 mengemukakan bahwa gejala pneumonia anak biasanya menunjukkan pula gejala infeksi seperti
tachypnea, takikardi, bingung, dan hipoksia. Secara umum, Gejala Pneumonia pada anak beragam tergantung pada umur anak dan penyebab infeksi. Gejala
pneumonia pada anak diantaranya demam, menggigil, batuk, napas tersengal, batuk rejan, sukar bernapas sehingga terlihat cekungan pada kulit dinding dada
anak pada tulang rusuk terbawah, lubang hidung yang kembang kempis, muntah,
dada sakit, perut sakit, aktivitas menurun, tidak punya nafsu makan atau sulit makan, lidah dan kuku membiru Harold S.K, 2005 : 119 - 120 .
Manifestasi klinis pneumonia pada anak dapat pula dibagi dibagi menjadi manifestasi non spesifik infeksi dan toksisitas berupa demam, sakit kepala,
iritabel, gelisah, malaise, nafsu makan kurang dan keluhan gastrointestinal. Manifestasi klinis dengan munculnya gejala umum saluran pernapasan bawah
seperti batuk, takipnu, ekspektorasi sputum, napas cuping hidung, sesak napas, air hunger, merintih dan sianosis. Pada anak yang lebih besar dengan pneumonia
akan lebih suka berbaring pada sisi yang sakit dengan lutut tertekuk karena nyeri dada. Muncul tanda pneumonia yang khas berupa retraksi penarikan dinding dada
bagian bawah ke dalam saat bernapas bersama dengan peningkatan frekuensi napas, perkusi pekak, fremitus melemah, suara napas melemah dan ronki, suara
napas tubuler tepat di atas batas cairan, friction rub, nyeri dada karena iritasi pleura nyeri berkurang bila efusi bertambah dan berubah menjadi nyeri tumpul,
kaku kuduk meningismus iritasi meningen tanpa inflamasi bila terdapat iritasi pleura lobus atas. Nyeri abdomen, kadang terjadi bila iritasi mengenai diafragma
pada pneumonia lobus kanan bawah Arif Mansjoer, dkk 2000: 468. Pada balita, gejala pneumonia muncul yang sering digunakan untuk
diagnosis penyakit yaitu batuk yang disertai napas cepat. Napas cepat dihitung berdasarkan umur anak. Untuk anak usia kurang dari 2 bulan, dianggap napas
cepat bila frekuensi napas 60 kali per menit atau lebih. Anak usia 2 bulan sampai 12 bulan 1 tahun dianggap napas cepat bila frekuensi napas 50 kali per menit
atau lebih dan untuk anak usia 12 bulan sampai 5 tahun dikatakan napas cepat bila
frekuensi napas 40 kali per menit atau lebih. Tanda lain dari Pneumonia balita yang dapat muncul dan harus diwaspadai adalah tarikan dinding dada bagian
bawah ke dalam TDDK. Tampak ada cekungan pada dada anak bagian bawah setiap anak menarik napas Depkes, 2007a : 2
– 7. Anak dengan TDDK umumnya menderita Pneumonia berat. TDDK terjadi bila kemampuan paru mengembang
berkurang dan mengakibatkan perlunya tenaga untuk menarik napas Depkes, 2007: 10.
2.1.7 Penanganan Pneumonia Balita