Klasifikasi Pneumonia Landasan Teori

2.1.5 Klasifikasi Pneumonia

2.1.5.1 Pneumonia Komunitas Pneumonia komunitas atau Pneumonia didapat acquired adalah pneumonia yang terjadi di luar rumah sakit. Didiagnosa dalam waktu empat puluh delapan jam setelah masuk rumah sakit. Terjadi pada pasien yang tidak tinggal dalam fasilitas perawatan jangka panjang selama empat belas hari atau lebih sebelum onset gejala Lawrence,M.T, 2002: 106. Kriteria diagnosis pneumonia komunitas adalah gejala dan tanda infeksi paru akut meliputi demam atau hipotermi, batuk dengan atau tanpa sputum, sesak napas, rasa tidak enak di dalam, berkeringat atau menggigil. Terdengar suara napas bronkial dan ronkhi pada auskultasi dan infiltrat parenkim pada radiografi dada Lawrence,M.T, 2002: 100 - 101. Sebagian besar pasien yang menderita Pneumonia Komunitas mengalami onset demam akut atau sub – akut, batuk dengan atau tanpa produksi spektrum dan sesak napas. Gejala lain yang sering dijumpai adalah kekakuan, berkeringat, menggigil, rasa tidak enak di dada, pleuritis, kelelahan, mialgia, anoreksia, sakit kepala, dan nyeri pada perut Lawrence,M.T, 2002: 106. 2.1.5.2 Pneumonia Nosokomial Pneumonia Nosokomial adalah suatu penyakit yang dimulai empat puluh delapan jam setelah pasien dirawat di rumah sakit, yang tidak sedang mengalami inkubasi suatu infeksi saat masuk rumah sakit. Kriteria diagnosis untuk pneumonia yang didapat di rumah sakit nosokomial yaitu terjadi lebih dari empat puluh delapan jam setelah masuk rumah sakit. Diagnosis dilakukan dengan menyingkirkan beberapa inkubasi infeksi pada waktu masuk rumah sakit dan paling sedikit disertai dua dari tanda – tanda berikut ini, yaitu demam, batuk, leukositosis maupun sputum purulen. Gejala dan tanda pneumonia nosokomial tidak spesifik namun satu atau lebih temuan klinis demam, leukositosis, sputum purulen dan infiltrat paru baru atau progresif pada radiografi dada dapat muncul pada sebagian besar pasien Lawrence,M.T, 2002: 110 – 112. 2.1.5.3 Pneumonia pada Balita 2.1.5.3.1 Klasifikasi ISPA berdasarkan usia Program Pemberantasan Infeksi Saluran Pernapasan Akut P2 ISPA mengklasifikasi ISPA sebagai berikut: 1. Pneumonia berat yang ditandai secara klinis oleh adanya tarikan dinding dada ke dalam chest indrawing. 2. Pneumonia yang ditandai secara klinis oleh adanya napas cepat. 3. Bukan pneumonia yang ditandai secara klinis oleh batuk pilek, bisa disertai demam tapi tanpa tarikan dinding dada kedalam dan tanpa napas cepat. Termasuk ke dalam bukan pneumonia adalah rinofaringitis, faringitis dan tonsilitis. Berdasarkan hasil pemeriksaan dapat dibuat suatu klasifikasi penyakit ISPA. Klasifikasi ini dibedakan untuk golongan umur dibawah 2 bulan dan untuk golongan umur 2 bulan sampai 5 tahun. Untuk golongan umur kurang 2 bulan ada 2 klasifikasi penyakit pneumonia yaitu : 1. Pneumonia berat jika ada napas cepat yaitu 60 kali per menit atau lebih atau tarikan dinding dada bagian bawah yang kuat. 2. Bukan pneumonia gejalanya berupa batuk pilek biasa. Tidak ditemukan tanda tarikan kuat dinding dada bagian bawah atau napas cepat. Untuk golongan umur 2 bulan sampai 5 tahun ada 3 klasifikasi penyakit pneumonia yaitu: 1. Pneumonia berat ditandai adanya tarikan dinding dada bagian bawah kedalam pada waktu anak menarik napas untuk pemeriksaan, anak harus dalam keadaan tenang dan tidak menangis. 2. Pneumonia terjadi bila ada napas cepat pada anak, tidak disertai tarikan dinding dada bagian bawah. Batas napas cepat untuk anak usia 2 bulan sampai kurang dari 12 bulan adalah 50 kali per menit atau lebih dan untuk usia 12 bulan sampai kurang dari 5 tahun adalah 40 kali per menit atau lebih. 3. Bukan pneumonia ditandai dengan tidak adanya tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam dan tidak ada napas cepat pada anak Depkes, 2007: 15 – 17.

2.1.6 Gejala Klinis Pneumonia Balita

Dokumen yang terkait

Efektivitas Penyuluhan Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Ibu Balita Tentang Penanggulangan Diare Di Kecamatan Lhoksukon Kabupaten Aceh Utara

2 43 133

Efektivitas Penyuluhan Kesehatan Menggunakan Metode Ceramah Disertai Pemutaran VCD Dan Tanpa Pemutaran VCD Dalam Meningkatkan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Tentang Penyakit Pneumonia Pada Balita Di Kecamatan Stabat Kabupaten Langkat

2 45 143

EFEKTIVITAS PENYULUHAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU BALITA TENTANG PENCEGAHAN DIARE DI KECAMATAN WALIKUKUN NGAWI JAWA TIMUR

0 3 71

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG PENCEGAHAN DIARE PADA BALITA DI DESA GLADAGSARI Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Tentang Pencegahan Diare Pada Balita Di Des

0 0 19

EFEKTIVITAS PENYULUHAN DENGAN METODE DISKUSI KELOMPOK DALAM MENINGKATKAN PENGETAHUAN SIKAP DAN PERILAKU IBU TENTANG PENCEGAHAN PNEUMONIA PADA BALITA (Studi di Wilayah Kerja Puskesmas Banjarnegara I Kabupaten Banjarnegara Tahun 2010).

0 0 2

EFEKTIFITAS METODE DISKUSI KELOMPOK DAN METODE CERAMAH TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA TENTANG PERILAKU SEKS PRANIKAH

0 0 16

Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Dengan Metode Ceramah Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Dalam Pencegahan Filariasis

0 1 11

PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU IBU DALAM PEMENUHAN GIZI BALITA: SEBUAH SURVAI

0 0 7

18 EFEKTIVITAS METODE PENYULUHAN KESEHATAN TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN TENTANG PENCEGAHAN KEPUTIHAN PATALOGIS

0 0 7

PENYULUHAN PADA IBU MENINGKATKAN TINDAKAN PENCEGAHAN TUBERCULOSIS PADA BALITA NASKAH PUBLIKASI - PENYULUHAN PADA IBU MENINGKATKAN TINDAKAN PENCEGAHAN TUBERCULOSIS PADA BALITA - DIGILIB UNISAYOGYA

0 0 13