Definisi Pneumonia Balita Epidemiologi Pneumonia Balita

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Definisi Pneumonia Balita

Pneumonia atau biasa disebut infeksi saluran napas bawah Priyanti, 2004: 174 adalah istilah umum dari infeksi paru yang disebabkan oleh virus, bakteri, jamur dan parasit Harold S.K, 2005 : 119. Penyakit ini merupakan peradangan dari parenkim paru dimana sinus terisi dengan cairan radang, dengan atau tanpa disertai infiltrasi dari sel radang ke dalam dinding alveoli dan rongga interstisium Muhammad Amin, 1992 : 42. Pada balita penyakit ini ditandai dengan batuk disertai napas cepat dan atau napas sesak pada anak usia balita yaitu 0 – 5 tahun Depkes, 2007a : 1.

2.1.2 Epidemiologi Pneumonia Balita

Infeksi saluran napas bawah merupakan masalah kesehatan yang terjadi baik di negara yang masih berkembang maupun negara yang sudah maju. Menurut data South East Asia Medical Information Center SEAMIC Health Statistic 2001 menunjukkan influenza dan pneumonia merupakan penyebab kematian nomor 6 di Indonesia, nomor 9 di Brunei, nomor 7 di Singapura, nomor 6 di Thailand dan nomor 3 di Vietnam, di Amerika dilaporkan terdapat 4 juta kasus baru setiap tahun, 10 diantaranya termasuk pneumonia berat dengan angka mortallitas melebihi 30. Di Indonesia, berdasarkan hasil Survei Kesehatan 11 Rumah Tangga SKRT Departemen Kesehatan tahun 2001 menyebutkan bahwa peyakit infeksi saluran napas mencapai urutan kedua sebagai penyebab kematian di Indonesia Priyanti, 2004: 174 . Pada kelompok balita, prevalensi pneumonia cenderung meningkat tiap tahunnya. SKRT tahun 2001 menyebutkan kematian balita akibat pneumonia meningkat, berkisar antara 18,5 -38,8 persen. Pada tahun 2003, sebanyak 5 dari 1.000 balita meninggal karena penyakit ini. Selama ini digunakan perkiraan insidens pneumonia pada kelompok umur balita di Indonesia sekitar 10 – 20. Berdasarkan data dari Departemen Kesehatan tahun 2007, angka kesakitan pneumonia menurut Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia SDKI tahun 1991 – 2003, data presentase anak sakit dengan tanda pneumonia seperti batuk dengan napas cepat dalam kurun waktu dua minggu sebelum survei pada tahun 1991 berdasarkan SDKI angka kesakitan pneumonia balita sebesar 9,8, tahun 1994 sebesar 10, tahun 1997 sebesar 8, tahun 2003 sebesar 7,6. Survei morbiditas Infeksi saluran Pernapasan Akut ISPA tahun 2004 menyebutkan pada tahun 2004 angka kesakitan pneumonia balita sebesar 5,12 . Menurut data berdasarkan Survei Kematian Balita tahun 2005, sebagian besar kematian balita disebabkan karena Pneumonia sebanyak 23 kemudian Diare 15,3, Infeksi berat seperti sepsis infeksi yang menyebar di seluruh tubuh dan Meningitis radang selaput otak sebesar 15, 1 , kematian neonatal 11,2 dan masalah lain termasuk kecelakaan 14,7 Depkes, 2007: 1. Data tersebut menunjukkan bahwa pneumonia merupakan faktor tertinggi penyebab kematian pada balita. Menurut badan kesehatan dunia WHO tahun 2005 memperkirakan kematian balita akibat pneumonia diseluruh dunia sekitar 19 persen atau berkisar 1,6 – 2,2 juta. Berdasarkan riset kesehatan dasar Riskesdas tahun 2007 pneumonia menempati proporsi kedua terbesar penyebab kematian pada anak usia 29 hari sampai 4 bulan. Pada umur 29 hari sampai 11 bulan sebesar 23,8 dan pada umur 1 sampai 4 tahun sebesar 15,5 Badan Litbangkes, Laporan Nasional Riset Kesehatan Dasar, 2007. Kasus pneumonia yang tinggi ditemukan di provinsi Jawa tengah. Berdasarkan data Dinas Provinsi Jawa Tengah, jumlah balita yang ada di Provinsi Jawa Tengah tahun 2009 dari 10 penduduk yang ada sebanyak 3.262.639 balita. Jumlah kasus pneumonia pada anak umur 1 tahun sebanyak 20.748 kasus sedangkan pada anak umur 1- 4 tahun sebanyak 44.731 kasus. Kasus pneumonia berat pada anak umur 1 tahun sebanyak 697 kasus dan pada anak umur 1- 4 tahun sebanyak 1.195 kasus jumlah total kasus pneumonia dan pneumonia berat sebanyak 67.371 kasus. Banjarnegara merupakan salah satu kabupaten yang menduduki peringkat 5 besar kasus pneumonia balita selama kurun waktu tiga tahun berturut- turut yaitu tahun 2007, 2008 dan 2009. Salah satu kabupaten di Jawa Tengah dengan kejadian pneumonia yang cukup tinggi dan masuk ke dalam 5 besar kasus pneumonia balita selama tiga tahun terakhir adalah Kabupaten Banjarnegara. Pada tahun 2007 jumlah pneumonia pada balita sebanyak 5145 kasus, tahun 2008 jumlah kasus sebanyak 4549 kasus dan tahun 2009 sebanyak 4158 kasus pneumonia pada balita DKK Banjarnegara. Puskesmas di Kabupaten Banjarnegara dengan jumlah kasus pneumonia cukup tinggi adalah Puskesmas Banjarnegara I. Puskesmas ini merupakan puskesmas dengan jumlah pneumonia balita yang cukup tinggi selama 3 tahun terakhir. Pada tahun 2007 jumlah kasus pneumonia sebanyak 193 kasus, tahun 2008 jumlah kasus sebanyak 159 kasus dan pada tahun 2009 jumlah kasus sebanyak 144 kasus pneumonia pada balita. Pada tahun 2007 dan 2008 Desa Karangtengah merupakan desa dengan kasus pneumonia balita tertinggi. Pada tahun 2007 ada 52 kasus pneumonia balita dan tahun 2008 ada 44 kasus di desa ini. Pada tahun 2009 jumlah kasus tertinggi terdapat di wilayah Kutabanjar sebanyak 42 kasus Puskesmas Banjarnegara I, 2010.

2.1.3 Etiologi Pneumonia Balita

Dokumen yang terkait

Efektivitas Penyuluhan Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Ibu Balita Tentang Penanggulangan Diare Di Kecamatan Lhoksukon Kabupaten Aceh Utara

2 43 133

Efektivitas Penyuluhan Kesehatan Menggunakan Metode Ceramah Disertai Pemutaran VCD Dan Tanpa Pemutaran VCD Dalam Meningkatkan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Tentang Penyakit Pneumonia Pada Balita Di Kecamatan Stabat Kabupaten Langkat

2 45 143

EFEKTIVITAS PENYULUHAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU BALITA TENTANG PENCEGAHAN DIARE DI KECAMATAN WALIKUKUN NGAWI JAWA TIMUR

0 3 71

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG PENCEGAHAN DIARE PADA BALITA DI DESA GLADAGSARI Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Tentang Pencegahan Diare Pada Balita Di Des

0 0 19

EFEKTIVITAS PENYULUHAN DENGAN METODE DISKUSI KELOMPOK DALAM MENINGKATKAN PENGETAHUAN SIKAP DAN PERILAKU IBU TENTANG PENCEGAHAN PNEUMONIA PADA BALITA (Studi di Wilayah Kerja Puskesmas Banjarnegara I Kabupaten Banjarnegara Tahun 2010).

0 0 2

EFEKTIFITAS METODE DISKUSI KELOMPOK DAN METODE CERAMAH TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA TENTANG PERILAKU SEKS PRANIKAH

0 0 16

Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Dengan Metode Ceramah Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Dalam Pencegahan Filariasis

0 1 11

PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU IBU DALAM PEMENUHAN GIZI BALITA: SEBUAH SURVAI

0 0 7

18 EFEKTIVITAS METODE PENYULUHAN KESEHATAN TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN TENTANG PENCEGAHAN KEPUTIHAN PATALOGIS

0 0 7

PENYULUHAN PADA IBU MENINGKATKAN TINDAKAN PENCEGAHAN TUBERCULOSIS PADA BALITA NASKAH PUBLIKASI - PENYULUHAN PADA IBU MENINGKATKAN TINDAKAN PENCEGAHAN TUBERCULOSIS PADA BALITA - DIGILIB UNISAYOGYA

0 0 13