113
Gambar 4.6 Diagram batang ketuntasan keterampilan berbicara bahasa Jawa ragam
krama lugu siswa siklus I dan siklus II
E. Implikasi Hasil Penelitian
Implikasi hasil penelitian melalui metode role playing aspek berbicara dapat memberikan kesempatan siswa untuk belajar lebih
menyenangkan, merangsang siswa untuk dapat menuangkan ide atau gagasan dengan mudah, mengembangkan pikiran dalam bahasa tulis
serta memberikan kesempatan bagi siswa untuk berinteraksi dalam kelompok. Dengan demikian, siswa dapat mengembangkan
keterampilan berbicara bahasa Jawa ragam krama lugu, sehingga hasil belajar siswa dalam mata pelajaran bahasa Jawa dapat meningkat.
Pembelajaran melalui metode role playing aspek berbicara, guru berperan sebagai fasilitator yang membantu siswa menemukan
apa yang ingin ditulisnya dan bagaimana menulisnya dengan jelas,
114
sistematis, dan menarik. Dengan metode tersebut guru mengajarkan empat keterampilan berbahasa menyimak, berbicara, membaca,
menulis secara utuh atau tidak terpisah-pisah. Selain itu, guru menggunakan media berupa gambar untuk menarik perhatian dan
motivasi siswa dalam belajar. Guru juga memberikan bimbingan pada setiap kegiatan yang dilakukan siswa agar dapat mengatasi kesulitan
siswa dalam belajar. Bimbingan yang dilakukan adalah bimbingan klasikal dan bimbingan individu.
Melalui metode Role playing aspek berbicara bahasa Jawa ragam krama lugu pada siswa kelas IIA SDN Karangayu 02
Semarang dapat menunjukkan adanya peningkatan aktivitas siswa, aktivitas guru, dan keterampilan berbicara bahasa Jawa ragam krama
lugu siswa. Dengan demikian, hasil belajar siswa pada setiap siklus
dapat meningkat. Hasil observasi keaktifan guru, keaktifan siswa dan prestasi belajar siswa pada siklus I dan II telah sesuai dengan indikator
keberhasilan yang telah ditetapkan, maka penelitian ini dihentikan.
115
BAB V PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian mengenai peningkatan keterampilan berbicara bahasa jawa ragam krama lugu melalui metode role playing pada siswa kelas IIA
SDN Karangayu 02 Semarang, peneliti dapat menarik kesimpulan sebagai berikut: Melalui metode role playing, aktivitas guru dalam pembelajaran
keterampilan berbicara bahasa Jawa ragam krama lugu pada siswa kelas IIA SD N Karangayu 02 Semarang dapat meningkat.
Metode role playing, dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran keterampilan berbicara bahasa Jawa ragam krama lugu pada siswa
kelas IIA SD N Karangayu 02 Semarang. Penerapan metode role playing dalam pembelajaran bahasa Jawa ragam
krama lugu mampu meningkatkan ketuntasan belajar klasikal siswa. Persentase
ketuntasan belajar siswa pada siklus I sebesar 55 atau sebanyak 22 siswa dengan rata-rata kelas sebesar 58. Pada siklus II ketuntasan klasikal meningkat mencapai
85 atau sebanyak 34 siswa dengan rata-rata kelas sebesar 70,75.
B. SARAN
Saran yang dapat penulis berikan adalah sebagai berikut: