42
Bermain peran role playing bertujuan untuk membantu siswa menemukan makna diri jati diri di dalam lingkungan sosial dan
memecahkan dilema dengan bantuan kelompok. Artinya, melalui bermain peran siswa belajar menggunakan konsep peran, menyadari
adanya peran-peran yang berbeda dan memikirkan perilaku dirinya dan perilaku orang lain. Proses bermain peran ini dapat memberikan contoh
tentang perilaku manusia dan berguna sebagai sarana bagi siswa untuk: a menggali perasaannya, b memperoleh inspirasi dan pemahaman
yang berpengaruh terhadap sikap, nilai, dan persepsinya, c mengembangkan keterampilan dan sikap dalam memecahkan masalah,
dan d mendalami mata pelajaran dengan berbagai cara. Hamzah, 2010: 26.
5 Alasan Penggunaan Metode Role playing
Alasan peneliti menggunakan metode role playing, yaitu: a tidak semua topik dapat diterangkan melalui diskusi, b sifat pelajaran
yang menuntut untuk diperagakan c tipe belajar yang berbeda-beda, ada yang kuat visual, tetapi lemah dalam auditiv dan motorik atau
sebaliknya, d memudahkan suatu kerja atau prosedur.
5. Pembelajaran Berbicara Bahasa Jawa Ragam Krama Lugu melalui
metode Role Playing
Metode role playing atau bermain peran dapat dijadikan pilihan dalam pembelajaran bahasa khususnya untuk pembelajaran keterampilan
berbicara bahasa Jawa ragam krama lugu. Pada kenyataannya sekarang mata pelajaran bahasa Jawa memang kurang diminati oleh kebanyakan
43
siswa, padahal bahasa Jawa merupakan bahasa daerah yang perlu dipertahankan keberadaannya. Berdasarkan hasil pengamatan penulis,
kesulitan utama siswa dalam berbahasa Jawa adalah pada penguasaan bahasa Jawa ragam karma lugu. Yang penekananya pada berbicara bahasa
Jawa ragam krama lugu, yaitu dengan alasan: bahwa basa krama lugu merupakan bahasa yang biasa dipergunakan sehari-hari antara anak dengan
orang yang lebih tua, maka perlunya ditanamkan sejak dini kepada anak anak supaya kebiasaan berbicara bahasa Jawa ragam krama lugu dapat
melekat di diri siswa. Metode role playing bermain peran dapat dijadikan alternatif
untuk meningkatkan keterampilan berbicara bahasa Jawa krama lugu siswa. Dengan metode role playing siswa dapat belajar mendramatisasikan
dialog sebuah masalah sosial yang hangat dan aktual, kemudian memerankannya di depan kelas menggunakan bahasa Jawa ragam krama
lugu . Ketika melakukan proses ini siswa secara langsung praktik berbicara
bahasa Jawa ragam krama lugu, sehingga siswa lebih mudah memahami penggunaan bahasa Jawa ragam krama lugu, bukan sekedar menghafal
kosa kata. Dalam konteks ini, bermain peran ditekankan pada berbicara ragam krama lugu yang digunakan sebagai komunikasi sehari-hari guru
dan siswa, atau orang muda kepada orang tua. Langkah pembelajaran metode role playing menurut Hamzah B uno,
yaitu:
44
a. Pemanasan warming up yaitu guru berupaya memperkenalkan teknik
dan membagikan teks percakapan kepada siswa agar dipelajari terlebih dahulu.
a. Memilih pemain partisipan, siswa dan guru membahas karakter dari
setiap pemain dan menentukan tokoh. Dalam penentuan tokoh, guru dapat memilih siswa yang sesuai untuk memainkannya atau siswa
sendiri yang bersedia menjadi pemeran. b.
Menata panggung, guru dan siswa berdiskusi di mana dan bagaimana peran itu akan dimainkan, kebutuhan yang diperlukan. Penataan
panggung secara sederhana yaitu membahas skenario tanpa dialog lengkap
c. Guru menunjuk beberapa siswa sebagai pengamat.
d. Permainan peran dimulai, permainan peran dilaksanakan secara
spontan. e.
Guru bersama siswa mendiskusikan permainan yang telah terlaksana dan melakukan evaluasi terhadap peran-peran yang dilakukan.
f.Permainan peran ulang, perbaikan dari permainan peran sebelumnya yang seharusnya permainan kedua ini akan berjalan dengan baik
g. Pembahasan diskusi dan evaluasi
h. Siswa diajak untuk berbagi pengalaman tentang tema permainan yang
telah dilakukan dan dilanjutkan dengan membuat kesimpulan
45
B. Kajian Empiris