Hubungan Antara Interaksi Sosial dengan Perilaku Reproduksi Sehat

38 Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa syarat – syarat yang dibutuhkan dalam interaksi adanya kontak sosial dan adanya komunikasi, baik itu kontak primer maupun kontak sekunder dan komunikasi verbal maupun komunikasi non verbal. Apabila individu mampu memenuhi syarat – syarat yang ada dalam interaksi sosial, maka akan terjalin hubungan yang baik dengan orang lain. Syarat – syarat interaksi sosial diatas akan dijadikan sebagai indikator dalam penyusunan skala interaksi sosial. Berdasarkan teori –teori tentang interaksi sosial di atas, dapat disimpulkan bahwa interaksi sosial adalah hubungan antara individu yang satu dengan individu yang lain, dimana individu yang satu mempengaruhi individu yang lain atau sebaliknya sehingga terjadi hubungan saling timbal balik. Aspek yang akan diteliti dalam penelitian ini diambil dari syarat – syarat kemampuan interaksi sosial. Adapun syarat interaksi sosial yaitu adanya kontak sosial dan adanya komunikasi. Indikator dari interaksi sosial yaitu 1 percakapan, 2 saling pengertian, 3 bekerjasama, 4 keterbukaan, 5 empati, 6 memberikan dukungan atau motivasi, 7 rasa positif, 8 adanya kesamaan dengan orang lain.

2.3.6 Hubungan Antara Interaksi Sosial dengan Perilaku Reproduksi Sehat

Remaja secara bertahap akan melepaskan ketergantungannya dari orang tua, dan menjadi dewasa. Ia mulai membangun hubungan yang lebih serius dengan lawan jenis dan lebih banyak menghabiskan waktu dengan teman – 39 temannya. Orang tua merasa cemas akan hubungan yang lebih serius atau terlalu dini, apalagi jika tugas sekolah anak terabaikan. Kelompok remaja berperan penting sebagai teman se-nasib, partner, atau saingan. Melalui kehidupan kelompok, remaja dapat mempunyai peran, mencoba sesuatu, dan menyatakan siapa dirinya. Terkait pula dengan perkembangan seksual remaja, jika kelompok sebaya memiliki nilai – nilai positif, perkembangan remaja pun positif. Jika sebaliknya, remaja akan terjerumus kepada berbagai perbuatan berbahaya dan tidak bertanggung jawab yang dapat merugikan masa depan remaja itu sendiri. Menurut Pribadi 2011:119 umumnya remaja mendapatkan pengetahuan seks dari teman atau orang lain yang belum tentu memiliki pandangan tentang seks yang sehat dan bertanggung jawab. Majalah, film, video dan internet sering berisi informasi tentang seks secara tidak bertanggung jawab, yang sangat besar pengaruhnya pada kehidupan remaja dan memacu dorongan seks serta perilaku seks beresiko. Informasi tentang seks secara benar, sehat dan bertanggung jawab dapat diperoleh dari buku – buku yang isinya dapat dipertanggung jawabkan. Dan dari orang – orang yang dapat dipercaya tentang hal itu. Disinilah peran orang tua, guru, dan orang dewasa lain yang dapat memberi arahan remaja, bukan hanya memberi nasihat, tetapi dalam sikap dan keteladanannya. Komunikasi adalah inti suksesnya suatu hubungan antara orangtua dan remaja. Orangtua harus menyediakan waktu yang cukup untuk berinteraksi dengan anak remaja di rumah dan berbicara secara terbuka tentang apa saja mengenai kehidupan remaja termasuk tentang reproduksi sehat. Menurut Zimmer-Gembeck 2002 dalam Kurniawan 2008:43 bahwa teman sebaya amat besar pengaruhnya bagi kehidupan sosial dan perkembangan diri remaja. Pendapat dan pandangan teman biasanya lebih diterima daripada pendapat orangtua. Informasi mengenai kesehatan reproduksi dan bimbingan 40 seksual yang diperoleh melalui teman sebaya sedikit banyak telah memberikan dorongan untuk menentukan sikap seorang remaja dalam melakukan interaksi dengan pasangannya. Ketika remaja mulai menjalin hubungan dengan lawan jenisnya, lingkungan atau dukungan teman sebaya menjadi salah satu motivasi dan pembentukan identitas diri seorang remaja dalam melakukan sosialisasi.

2.4 Konsep Diri

Dokumen yang terkait

Motivasi berprestasi dikalangan siswa Madrasah Aliyah Negeri (MAN) V Cilincing Jakarta Utara

0 12 36

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN PERILAKU HYGIENE ORGAN REPRODUKSI PADA SISWA KELAS X DI SMAN 1 SAMBUNGMACAN SRAGEN

0 4 60

HUBUNGAN ANTARA INTERAKSI TEMAN SEBAYA DAN KONSEP DIRI DENGAN KEDISIPLINAN SISWA Hubungan Antara Interaksi Teman Sebaya Dan Konsep Diri Dengan Kedisiplinan Siswa.

0 2 16

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN INTERAKSI SOSIAL PADA PERAWAT DI RUMAH SAKIT ISLAM SURAKARTA Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Interaksi Sosial Pada Perawat Di Rumah Sakit Islam Surakarta.

0 3 17

HUBUNGAN ANTARA INTERAKSI TEMAN SEBAYA DANKONSEP DIRI DENGAN PERILAKU KONSUMTIF PADA Hubungan Antara Interaksi Teman Sebaya dan Konsep Diri dengan Perilaku Konsumtif Pada Remaja Putri.

0 1 15

HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN EMOSI DENGAN KEPERCAYAANDIRI PADA SISWA SISWI MADRASAH ALIYAH Hubungan Antara Kematangan Emosi Dengan Kepercayaan Diri Pada Siswa Siswi Madrasah Aliyah Negeri 1 Demak.

0 2 14

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN INTERAKSI SOSIAL PADA SISWA KELAS X SMK KOPERASI YOGYAKARTA.

0 1 186

HUBUNGAN ANTARA INTERAKSI SOSIAL DENGAN KONSEP DIRI PADA PESERTA DIDIK KELAS VIII MTS

0 0 7

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT RELIGIUSITAS DENGAN KONSEP DIRI PADA REMAJA KELAS X DI MADRASAH ALIYAH ALI MAKSUM PONDOK PESANTREN KRAPYAK YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI - Hubungan antara Tingkat Religiusitas dengan Konsep Diri pada Remaja Kelas X di Madrasah Aliyah

0 1 19

HUBUNGAN ANTARA KEDISIPLINAN DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS XI IPS DI MADRASAH ALIYAH NEGERI (MAN) PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 20152016

0 0 11