Pengukuran kapal Metode Pengumpulan Data

3.3 Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif, berupa deskripsi secara sistematis dari gambar desain dan konstruksi kapal fibreglass bantuan pemerintah Kabupaten Ciamis dan kapal nelayan sebelum tsunami. Metode numerik digunakan untuk memperoleh nilai parameter desain dan konstruksi, berupa lines plane profil plan, half breadth plan dan body plan dan nilai hidrostatis. Data desain dan konstruksi diperoleh melalui pengukuran langsung di lapangan, merupakan data primer. Adapun data desain dan konstruksi kapal nelayan di Pangandaran sebelum tsunami diperoleh dari hasil penelitian Liberty 1997, merupakan data sekunder.

3.4 Metode Pengumpulan Data

Data yang diambil dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder, untuk data primer diperoleh melalui pengukuran langsung terhadap kapal fibreglass bantuan dari pemerintah Kabupatern Ciamis yang nantinya digunakan dalam pembuatan lines plan . Data sekunder digunakan untuk mendukung data-data hasil penelitian, yang diperoleh dari hasil penelitian sebelumnya yaitu data desain dan konstruksi hasil penelitian Liberty 1997.

3.4.1 Pengukuran kapal

Tahapan pengukuran kapal yang dilakukan di lapangan selama penelitian adalah sebagai berikut Iskandar dan Novita 1997 : 1 Menentukan kapal yang akan dijadikan obyek; 2 Kapal yang akan diukur diusahakan dalam posisi datarrata air, yaitu dengan memperbaiki kedudukan kapal hingga posisi gelembung udara pada masing- masing waterpass tepat di tengah antara 2 garis; 3 Kayu kaso diletakan tepat di ujung buritan kapal secara tegak lurus. Agar kayu kaso tegak lurus maka digunakan waterpass; 4 Tali kasur direntangkan mulai dari ujung haluan sampai buritan. Rentangan tali harus datar dan tegak lurus terhadap kayu menggunakan waterpass. Rentangan tali ini disebut horisontal standar line HSL atau disingkat garis H dan diusahakan berada pada posisi tengah-tengah kapal yang membagi kapal menjadi dua bagian yang simetris dari buritan sampai haluan Gambar 3, atau bisa disebut centre line CL; 5 Garis H dibagi menjadi 10 bagian yang sama besar sehingga memiliki 11 ordinat ordinat 0 sampai dengan 10 kemudian diberi tanda. Ordinat 0 terletak di bagian buritan dan ordinat 10 berada di bagian haluan. Antara ordinat 0-1 dan 9-10 dibagi 2 bagian yang sama yang kemudian diberi nomor ordinat 0,5 dan 9,5 pada masing-masing pembagian tersebut Gambar 3; 6 Proyeksikan tanda pada standar line tersebut pada badan kapal secara tegak lurus dengan menggunakan pendulum; 7 Pengukuran untuk setiap ordinat dilakukan untuk memperoleh gambar lines plan profile plan, body plan, dan half bredth plan. Profile plan Pp; gambar irisan longitudinal memanjang kapal yang memperlihatkan posisi tiap-tiap ordinat mulai ordinat 0 hingga 10, posisi tiap-tiap water line dan bentuk proyeksi masing- masing buttock line BL. Body plan Bp; gambar irisan transversal melintang kapal pada tiap-tiap ordinat mulai ordinat 0 pada buritan AP hingga ordinat 10 pada haluan FP. Half breadth plan Hbp; gambar tampak atas irisan setengah lebar kapal yang memperlihatkan posisi masing-masing ordinat, posisi masing- masing buttock line dan bentuk proyeksi masing-masing water line . Gambar 3 Posisi horizontal standar line HSL dan letak ordinat. Dimensi utama kapal yang diukur selama penelitian meliputi : 1 Length over all LOA, yaitu panjang seluruh kapal yang diukur dari bagian paling ujung buritan hingga bagian paling ujung dari haluan; 2 Length perpendicular atau length between perpendicular LPPLBP, yaitu panjang kapal antara after perpendicular AP dan fore perpendicular FP. Lwl; load of water line, garis air pada kondisi kapal penuh. Biasanya tinggi load of water line sama dengan tinggi draft d AP; garis tegak lurus pada perpotongan antara load of water line dan badan kapal pada bagian buritan FP; garis tegak lurus pada perpotongan antara load of water line dan badan kapal pada bagian haluan Wl; water line, merupakan garis air sebagai batas kapal terendam air. Berupa garis lurus apabila dilihat dari depan dan samping, tapi akan berbentuk kurva bila dilihat dari atas. 3 Breadth B, yaitu lebar kapal terlebar yang diukur dari sisi luar kapal yang satu ke sisi yang lainnya; 4 Depth D, yaitu tinggi kapal yang diukur mulai dari dek terendah hingga ke bagian badan kapal terbawah; dan 5 Draft d, yaitu kapal yang diukur dari bagian kapal terbawah hingga ke load of water line . Sebagai ilustrasi dapat dilihat pada Gambar 4: Gambar 4 Ukuran dimensi utama LOA, B, D, d, LBP LPP. Tahapan pengukuran untuk memperoleh gambar body plan adalah sebagai berikut: 1 Tanda diberikan pada benang pendulum setiap 10 cm; 2 Benang pendulum dijatuhkan berikut pendulumnya mulai dari titik ordinat yang terdapat pada sheer ujung pendulum dapat bergerak bebas; 3 Pada 10 cm pertama dari sheer, diukur jarak dari tali pendulum ke badan kapal dengan menggunakan penggaris secara tegak lurus. Pengukuran dilanjutkan pada 10 cm selanjutnya hingga seluruh badan kapal terukur semuanya dan dilakukan pada setiap ordinat; 4 Data hasil pengukuran dimasukan dalam tabel offset sementara yang telah tersedia. Sebagai ilustrasi dapat dilihat pada Gambar 5: Gambar 5 Cara pengukuran badan kapal dari benang berpendulum. Data untuk menggambar profile plan dan half breadth plan kapal diperoleh dari data body plan, dengan tahapan penggambarannya adalah: 1 Pengukuran di ujung haluan kapal dilakukan dengan menggantungkan benang berpendulum yang sudah diberi tanda tiap 10 cm dari ujung linggi sampai base line , kemudian tiap 10 cm diukur dari tali pendulum sampai linggi dengan mistarmeteran Gambar 6a; 2 Pengukuran untuk ujung buritan dilakukan seperti tahap ke-1 Gambar 6b; 3 Hasil pengukuran ditulis dalam tabel offset sementara yang telah tersedia. a Cara pengukuran haluan kapal dari benang berpendulum. b Cara pengukuran buritan kapal dari benang berpendulum. Gambar 6 Cara pengukuran haluan dan buritan kapal dari benang berpendulum.

3.4.2 Menggambar lines planes kapal