Tabel Offset Parameter Hidrostatis

umumnya. Nilai rasio BD kapal bantuan yang lebih besar dibandingkan kapal sebelum terjadi tsunami akan menyebabkan stabilitas kapal bantuan lebih baik, tetapi kemampuan olah geraknya lebih rendah dibandingkan kapal sebelum terjadi tsunami dengan syarat kedua kapal tanpa memperhitungkan luas area dibawah water line dan penggunaan cadik dikedua sisinya.

4.1.3 Tabel Offset

Tabel offset merupakan Tabel yang menyajikan data-data untuk dipergunakan dalam perhitungan hidrostatik. Data pada Tabel offset diperoleh dari pengukuran gambar rencana garis lines plan. Tabel ini terdiri dari dua bagian yaitu bagian half bredth plan kapal dengan water line dan height above baseline dengan buttok line. Bagian pertama memuat data ukuran-ukuran utama kapal dengan ordinat sesuai yang ada pada standar line 0–10. Nilai masing-masing ordinat akan berbeda tiap water line . Bagian yang kedua memuat data mengenai jarak dari base line ke badan kapal. Jumlah ordinat untuk kapal bantuan yaitu 13 ordinat dengan 5 kolom water line dan 2 kolom buttok line Lampiran 2, sedangkan jumlah ordinat untuk kapal sebelum terjadi tsunami yaitu 15 ordinat, 5 kolom water line dan 3 kolom buttok line Lampiran 3.

4.1.4 Rencana Garis Lines Plan

Proses pembuatan kapal bantuan maupun kapal nelayan yang dibuat sebelum tsunami tidak menggunakan gambar-gambar perencanaan, khususnya gambar rencana garis lines plan. Gambar rencana garis diperoleh dengan melakukan pengukuran langsung terhadap kapal bantuan. Hasil pengukuran selanjutnya dimasukan kedalam Tabel offset sementara. Gambar rencana garis yang dibuat dengan menggunakan nilai-nilai dari hasil pengukuran yang ada pada Tabel offset sementara selanjutnya digunakan untuk melakukan perhitungan hidrostatik. Gambar rencana garis kapal bantuan Gambar 21 dan rencana garis kapal sebelum terjadi tsunami Gambar 22 menggambarkan bentuk khayal kapal pada setiap garis air dari ordinat yang ditunjukan melalui 3 buah gambar, yaitu: gambar irisan kapal tampak samping profil plan, gambar irisan kapal tampak atas half breadth plan, dan gambar irisan kapal tampak depan body plan.

4.1.4.1 Profil plan

Profil plan menunjukan gambar rencana garis dari irisan kapal tampak samping. Gambar ini memperlihatkan 6 urutan garis horizontal yang merupakan garis water line . Garis horizontal pertama dari bawah 0,0 m WL adalah sebagai awal water line atau disebut juga base line. Garis selanjutnya merupakan 5 water line lainnya, yaitu 0,0975 m WL; 0,1950 m WL; 0,2925 m WL; 0,3900 m WL; dan 0,4875 m WL. Water line terakhir 0,4875 m WL sebagai draft d kapal pada keadaan penuh atau disebut juga Load of water line Lwl. Water line menunjukan posisi kapal terhadap berbagai permukaan air. Sepanjang water line tertinggi Lwl dibuat garis tegak yang membagi garis tersebut menjadi 10 bagian. Garis ini terdiri dari 11 ordinat yang diberi nomor ordinat 1 – 10. Garis tegak yang dibuat nantinya digunakan untuk pembuatan gambar irisan kapal tampak atas half breadth plan dan gambar irisan kapal tampak depan body plan.

4.1.4.2 Half breadth plan

Half breadth plan merupakan gambar irisan setengah lebar kapal tampak atas yang menunjukan posisi water line pada masing-masing kedalaman 0,0975 m WL – 0,4875 m WL. Buttok line digambarkan sebagai garis lurus yang memotong water line dan dibuat sejajar dengan centre line. Pada gambar rencana garis kapal bantuan maupun kapal sebelum terjadi tsunami terdapat 3 garis buttok line dengan jarak antar garis masing-masing 0,1933 m dan 0,1600 m. Water line yang diperlihatkan pada gambar ini menunjukan lebar badan kapal pada masing-masing ordinat, sehingga dapat diketahui bentuk badan kapal secara keseluruhan ditinjau dari pandang atas.

4.1.4.3 Body plan

Gambar body plan menggambarkan gambar irisan kapal tampak depan yang menunjukan bentuk badan kapal pada masing-masing ordinat. Bentuk gambar yang ditampilkan adalah setengah dari bentuk keseluruhan badan kapal. Ordinat 0–5 menunjukan bentuk badan kapal dari after perpendicular AP atau dari buritan kapal sampai bagian midship tengah kapal. Ordinat 5–10 menunjukan bentuk badan kapal dari midship hingga fore perpendicular FP atau bagian haluan kapal. Gambar 21 Rencana garis lines plan kapal bantuan. Rencana Garis Lines Plan Kapal bantuan LOA = 9,60 meter LPP = 8,23 meter Lebar B = 1,16 meter Dalam D = 0,65 meter Lokasi = Pangandaran Bahan = Fibreglass Skala = 1 : 48 Digambar oleh : Ipan M. Supanji C54104011 Gambar 22 Rencana garis lines plan kapal sebelum terjadi tsunami. Rencana garislines plan Kapal sebelum terjadi tsunami LOA = 8,40 meter LPP = 7,63 meter Lebar B = 0,96 meter Dalam D = 0,70 meter Sumber: Liberty 1997 Skala = 1 : 48

4.1.5 Konstruksi Kapal

Konstruksi kapal bantuan maupun kapal sebelum terjadi tsunami di Pangandaran tidak dilengkapi dengan sambungan-sambungan seperti pada konstruksi kapal kayu pada umumnya. Kapal bantuan dan kapal sebelum terjadi tsunami tidak memiliki lunas dan linggi, akan tetapi menggunakan lunas dan linggi semu. Hal ini dikarenakan bahan utama kapal dibuat dari bahan fibreglass, dimana proses pembuatannya melalui metode cetakan mould. Konstruksi kapal bantuan dan kapal sebelum terjadi tsunami didukung oleh kayu dan plywood. Bahan pendukung ini memberikan tambahan kekuatan secara memanjang maupun melintang. Kayu digunakan untuk membantu kekuatan galar dan gading-gading, sedangkan plywood digunakan untuk melapisi ballast bagian haluan maupun buritan.

4.1.5.1 Rencana konstruksi Construction plan

Gambar konstruksi merupakan gambar yang menunjukan konstruksi kapal bantuan dan kapal sebelum terjadi tsunami tampak atas dan gambar tampak samping. Gambar konstruksi kapal bantuan Gambar 24 memiliki perbedaan dengan gambar konstruksi kapal sebelum terjadi tsunami Gambar 25. Perbedaan ini terutama dilihat dari fungsi konstruksi, meliputi kekuatan memanjang dan kekuatan melintang. Kekuatan memanjang untuk kapal bantuan dan kapal sebelum terjadi tsunami dapat dilihat dari galar, sedangkan kekuatan melintang kapal bantuan dan kapal sebelum terjadi tsunami dapat dilihat dari gading-gading.

4.1.5.2 Galar

Galar merupakan salah satu bagian konstruksi yang berfungsi sebagai penunjang kekuatan kapal secara memanjang. Galar kapal bantuan dan kapal sebelum terjadi tsunami diperkuat dengan kayu yang telah dilapisi oleh bahan fibreglass. Pelapisan kayu oleh fibreglass bertujuan untuk menjaga kekuatan kayu agar tahan lama. Sesuai fungsinya galar sebagai penunjang kekuatan kapal secara melintang, maka bentuk galar memanjang dari bagian haluan sampai buritan Gambar 23. Kapal bantuan memiliki 4 galar sedangkan kapal sebelum terjadi tsunami hanya terdapat 2 galar. Penambahan galar pada kapal bantuan ini disesuaikan dengan dimensi panjangnya, hal ini disebabkan kapal bantuan memiliki ukuran dimensi panjang yang lebih besar daripada kapal sebelum terjadi tsunami. Jumlah galar kapal bantuan yang lebih banyak daripada jumlah galar kapal sebelum terjadi tsunami mengakibatkan kapal bantuan akan memiliki kapasitas atau bobot kapal lebih besar dibandingkan dengan kapal sebelum terjadi tsunami.

4.1.5.3 Gading-gading

Kekuatan melintang kapal bantuan maupun kapal sebelum terjadi tsunami ditunjang oleh gading-gading Gambar 23. Gading-gading diperkuat oleh kayu yang berbentuk “U”. Sama seperti galar, bahan kayu untuk gading-gading juga telah dilapisi oleh bahan fibreglass. Fungsi fibreglass sebagai bahan pelapis kayu yaitu agar gading-gading tahan lama dan kuat. Kapal bantuan memiliki jumlah gading- gading yang berbeda dengan kapal sebelum terjadi tsunami. Gading-gading pada kapal bantuan berjumlah 9 buah, sedangkan pada kapal sebelum terjadi tsunami berjumlah 8 buah. Jumlah gading-gading kapal bantuan yang lebih banyak daripada jumlah gading-gading kapal sebelum terjadi tsunami mengakibatkan kapal bantuan akan memiliki kapasitas atau bobot kapal lebih besar dibandingkan dengan kapal sebelum terjadi tsunami. Pada bagian gading-gading paling depan ruang ballast di bagian haluan sampai belakang ruang ballast di bagian buritan terdapat lubang yang berfungsi sebagai tempat membuang air. Lubang pada gading-gading bagian belakang dapat ditutup, dimana fungsinya yaitu untuk mencegah masuknya air laut. Sumber: Dokumentasi penelitian Gambar 23 Galar, gading-gading dan lubang air. Keterangan : a Plywood pada ruang ballast b Gading-gading c Galar Gambar 24 Rencana konstruksi construction plan kapal bantuan. Rencana konstruksi Construction plan Kapal bantuan LOA = 9,60 meter LPP = 8,23 meter Lebar B = 1,16 meter Dalam D = 0,65 meter Lokasi = Pangandaran Bahan = Fibreglass Skala = 1 : 48 Digambar oleh : Ipan M. Supanji C54104011 Keterangan : a Plywood pada ruang ballast b Gading-gading c Galar Gambar 25 Rencana konstruksi construction plan kapal sebelum terjadi tsunami. Rencana konstruksi construction plan Kapal sebelum terjadi tsunami LOA = 8,40 meter LPP = 7,63 meter Lebar B = 0,96 meter Dalam D = 0,70 meter Sumber: Liberty 1997 Skala = 1 : 48

4.1.6 Parameter Hidrostatis

Data untuk parameter hidrostatis diperoleh dari hasil pengolahan pada Tabel offset melalui perhitungan parameter hidrostatis Lampiran 1. Parameter hidrostatis merupakan parameter yang dapat memberikan petunjuk tentang kelaiklautan suatu kapal yang dibangun. Kapal bantuan terdiri dari 3 kolom water line yaitu 0,0975 m WL; 0,2925 m WL; dan 0,4875 m WL Tabel 6, sedangkan kapal sebelum terjadi tsunami terdiri dari 2 kolom water line yaitu 0,2800 m WL dan 0,5600 m WL Tabel 7. Jumlah water line pada Tabel parameter hidrostatis disesuaikan dengan jumlah water line pada gambar rencana garis lines plan. Data water line yang digunakan kapal bantuan yaitu water line ke-1, 3 dan ke-5, sedangkan kapal sebelum terjadi tsunami data water line ke-2 dan ke-4. Penjelasan parameter hidrostatis yang lebih jelas dapat ditunjukan oleh kurva hidrostatis. Kurva hidrostatis kapal bantuan Gambar 26 dan kurva hidrostatis kapal sebelum terjadi tsunami Gambar 27 digambarkan sebagai fungsi dari draft kapal dengan menggunakan skala tertentu. Hasil dari kurva ini juga memperlihatkan pergerakan nilai masing-masing parameter hidrostatis dengan berubahnya waterline. Volume displacement kapal ∇ merupakan nilai yang menunjukan volume badan kapal yang nilainya sama dengan volume air laut yang dipindahkan saat kapal terbenam pada kondisi water line tertentu. Nilai volume displacement kapal bantuan pada kondisi load of water line atau pada saat draft maksimal yaitu sebesar 2,5501 m 3 Tabel 6. Nilai ini tidak jauh berbeda dengan nilai volume displacement kapal sebelum terjadi tsunami pada kondisi draft maksimal yaitu sebesar 2,5491 m 3 Tabel 7. Besarnya nilai dari informasi ini dapat digunakan oleh nelayan untuk memperkirakan volume muatan yang dapat ditampung oleh kapal. Ton displacement kapal ∆ merupakan nilai yang menunjukan berat badan kapal di bawah water line tertentu. Berat badan kapal bantuan pada kondisi draft maksimal yaitu sebesar 2,6138 ton, sedangkan berat badan kapal untuk kapal sebelum terjadi tsunami pada kondisi draft maksimal yaitu sebesar 2,6128 ton. Nilai kedua kapal tersebut bergantung kepada besarnya volume displacement masing-masing kapal. Tabel 6 Parameter hidrostatik kapal bantuan No. Parameter 0,0975 m WL 0,2925 m WL 0,4875 m WL 1 Volume displacement m 3 0,3388 1,2713 2,5501 2 Ton displacement ton 0,3473 1,3031 2,6138 3 Waterplan area Aw m 2 3,7712 5,4544 7,3807 4 Midship area ⊗ A m 2 0,0796 0,2652 0,4727 5 Ton per centimeter TPC 0,0387 0,0559 0,0757 6 Coefficient of block Cb 0,6132 0,6284 0,6019 7 Coefficien of prismatic Cp 0,6162 0,6321 0,6555 8 Coefficient of vertical prismatic Cvp 0,9216 0,7969 0,7087 9 Coefficient of waterplane Cw 0,6654 0,7886 0,8492 10 Coefficient of midship ⊗ C 0,9951 0,9942 0,9182 11 Longitudinal centre buoyancy LCB m -0,9885 -0,8516 -0,6947 12 Jarak KB m 0,0513 0,1661 0,2911 13 Jarak BM m 0,1741 0,2618 0,2353 14 Jarak KM m 0,2254 0,4278 0,5263 15 Jarak BML m 34,6304 15,4898 13,1538 16 Jarak KML m 34,6817 15,6558 13,4448 17 Jarak KG m 0,1698 0,2554 0,2295 18 Jarak KGD m 0,2613 0,3929 0,3531 19 Jarak GM m 0,0555 0,1724 0,2968 Tabel 7 Parameter hidrostatik kapal sebelum terjadi tsunami No. Parameter 0,2800 m WL 0,5600 m WL 1 Volume displacement m 3 1,0269 2,5491 2 Ton displacement ton 1,0526 2,6128 3 Waterplan area Aw m 2 4,5260 6,0473 4 Midship area ⊗ A m 2 0,2049 0,2529 5 Ton per centimeter TPC 0,0443 0,0620 6 Coefficient of block Cb 0,6577 0,6530 7 Coefficient of prismatic Cp 0,7190 0,7509 8 Coefficient of vertical prismatic Cvp 0,8478 0,7634 9 Coefficient of waterplane Cw 0,7758 0,8555 10 Coefficient of midship ⊗ C 0,9147 0,8697 11 Longitudinal centre buoyancy LCB m -0,5821 -0,4080 12 Jarak KB m 0,1542 0,3242 13 Jarak BM m 0,1845 0,1475 14 Jarak KM m 0,3387 0,4717 15 Jarak BML m 12,5085 9,1656 16 Jarak KML m 12,6627 9,4898 17 Jarak KG m 0,1800 0,1493 18 Jarak KGD m 0,2571 0,2133 19 Jarak GM m 0,1587 0,3278 Sumber: Liberty 1997. Gambar 26 Kurva hidrostatis kapal bantuan. Gambar 27 Kurva hidrostatis kapal sebelum terjadi tsunami. Waterplan area kapal Aw merupakan nilai yang menunjukan luas area kapal pada water line tertentu secara horizontal–longitudinal. Luas area kapal bantuan pada kondisi draft maksimal yaitu sebesar 7,3807 m 2 Tabel 6, sedangkan luas area untuk kapal sebelum terjadi tsunami pada kondisi draft penuh yaitu sebesar 6,0473 m 2 Tabel 7. Luas area kapal bantuan lebih besar dibandingkan kapal sebelum terjadi tsunami, hal ini dikarenakan lebar dan panjang kapal length perpendicular pada draft maksimal kapal bantuan lebih besar dari pada kapal sebelum terjadi tsunami. Nilai waterplan area kedua kapal meningkat seiring dengan pertambahan tinggi draft, hal ini akan menguntungkan nelayan dalam menempatkan muatannya secara horizontal. Midship area kapal ⊗ A merupakan nilai yang menunjukan luas irisan melintang bagian tengah kapal pada water line tertentu. Luas kapal bantuan di bagian tengah secara melintang pada kondisi draft penuh yaitu sebesar 0,4727 m 2 Tabel 6. Nilai ini lebih besar dari pada luas bagian tengah kapal sebelum terjadi tsunami yang memiliki luas sebesar 0,2529 m 2 Tabel 7. Penempatan alat tangkap dan palka ikan di bagian tengah kedua kapal merupakan hal yang tepat, karena pada bagian tengah kapal ini dapat menampung muatan yang maksimal. Akan tetapi kapal bantuan dapat menampung alat tangkap yang lebih besar dan hasil tangkapan yang lebih banyak dibandingkan kapal sebelum terjadi tsunami. Ton percentimeter immersion kapal TPC merupakan nilai yang menunjukan jumlah beban yang dibutuhkan oleh kapal untuk merubah draft sebesar 1 cm. Informasi nilai ini dapat digunakan oleh nelayan apabila akan menambah atau mengurangi muatan kedalam kapal. Kapal bantuan membutuhkan berat sebesar 0,0757 ton untuk merubah tinggi draft setinggi 1 cm pada kondisi draft maksimal, sedangkan kapal sebelum terjadi tsunami membutuhkan berat sebesar 0,0620 ton untuk mengubah tinggi draft setinggi 1 cm. Bentuk badan kapal digambarkan melalui coeficient of fineness. Parameter hidrostatis yang dapat menunjukan bentuk badan ini meliputi coefficient of block Cb, coefficient of prismatic Cp, coefficient of vertical prismatic Cvp, coefficient of waterplane Cw, dan coefficient of midship ⊗ C . Nilai untuk menentukan kegemukan suatu kapal adalah nilai Cb, dimana nilai yang digunakan berada pada kisaran 0–1. Kapal akan dikatakan gemuk apabila nilai koefisiennya mendekati angka 1, dan sebaliknya kapal akan dikatakan ramping apabila nilai koefisiennya mendekati angka 0. Nilai koefisien bentuk kapal bantuan dan kapal sebelum terjadi tsunami dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8 Kisaran nilai koefisien bentuk kapal berdasarkan metode pengoperasian alat tangkap encircling gear dan static gear di Indonesia Kriteria Encircling gear Static gear Kapal bantuan Kapal sebelum terjadi tsunami Cb 0,56 - 0,67 0,39 - 0,70 0,6019 0,6530 Cp 0,60 - 0,79 0,56 - 0,80 0,6555 0,7509 Cvp 0,68 - 0,86 0,53 - 0,82 0,7087 0,7634 Cw 0,78 - 0,88 0,65 - 0,86 0,8492 0,8555 ⊗ C 0,84 - 0,96 0,63 - 0,91 0,9182 0,8697 Iskandar dan Pujiati 1995 Hasil perhitungan Berdasarkan Tabel 8, kapal bantuan maupun kapal sebelum terjadi tsunami memiliki nilai Cb yang tidak begitu jauh. Nilai Cb pada kondisi draft maksimal untuk kapal bantuan dan kapal sebelum terjadi tsunami sebesar 0,6019 dan 0,6530. Berdasarkan nilai Cb tersebut, maka kapal nelayan dapat dikatakan lebih gemuk daripada kapal sebelum terjadi tsunami. Berdasarkan Tabel 8, nilai Cb kedua kapal berada pada selang nilai acuan, maka dengan demikian kapal bantuan dan kapal sebelum terjadi tsunami sesuai dengan kapal-kapal sejenisnya yang beroperasi di Indonesia pada umumnya. Nilai Cp dan Cvp digunakan untuk melihat bentuk dasar kapal yang terendam pada kondisi waterline tertentu. Bentuk dasar kapal yang terendam ini akan menentukan performa dari kapal tersebut. Nilai Cp pada kondisi draft maksimal untuk kapal bantuan dan kapal sebelum terjadi tsunami adalah 0,6555 dan 0,7509 Tabel 8. Nilai Cvp pada kondisi draft maksimal untuk kapal bantuan dan kapal sebelum terjadi tsunami adalah 0,7087 dan 0,7634 Tabel 8. Nilai Cp dan Cvp untuk kapal bantuan maupun kapal sebelum terjadi tsunami berada pada rentang nilai acuan, sehingga kedua kapal sesuai dengan kapal- kapal sejenisnya yang beroperasi di Indonesia pada umumnya. Berdasarkan nilai Cp dan Cvp kedua kapal tersebut, maka bentuk dasar kapal bantuan lebih ramping daripada kapal sebelum terjadi tsunami. Bentuk dasar kapal yang lebih ramping akan memudahkan dalam berolah gerak ketika beroperasi. Selain itu, bentuk dasar kapal yang lebih ramping juga akan memiliki tahanan gerak yang kecil, sehingga memiliki kecepatan yang lebih baik. Sehingga dengan demikian dapat dikatakan kapal bantuan memiliki kemampuan olah gerak dan memiliki kecepatan yang lebih baik daripada kapal sebelum terjadi tsunami. Coefficient of waterplane Cw kapal bantuan dan kapal sebelum terjadi tsunami berada pada nilai rentang acuan, maka kedua kapal sesuai dengan kapal-kapal sejenisnya yang beroperasi di Indonesia pada umumnya. Nilai Cw untuk kapal bantuan dan kapal sebelum terjadi tsunami pada kondisi load of water line yaitu sebesar 0,8492 dan 0,8550 Tabel 8. Nilai Cw kedua kapal tidak jauh berbeda, hal ini menunjukan bahwa luas area yang dapat digunakan oleh kedua kapal cukup luas sehingga akan menguntungkan dalam hal penempatan muatan. Coefficient of midship ⊗ C kapal bantuan dan kapal sebelum terjadi tsunami pada kondisi draft penuh yaitu sebesar 0,9182 dan 0,8697 Tabel 8. Berdasarkan nilai tersebut, luas area untuk penempatan muatan secara vertikal dibagian tengah kedua kapal dapat dikatakan cukup luas. Nilai ⊗ C untuk kapal bantuan dan kapal sebelum terjadi tsunami berada pada nilai rentang acuan, maka dengan demikian kedua kapal sesuai dengan kapal- kapal sejenisnya yang beroperasi di Indonesia pada umumnya.

4.2 Kapasitas Kapal

Kapasitas kapal bantuan berbeda dengan kapal sebelum terjadi tsunami. Kapasitas kapal bantuan yaitu sebesar 1,5 GT, sedangkan kapasitas kapal sebelum terjadi tsunami yaitu sebesaar 1,3 GT. Kapasitas kapal bantuan lebih besar daripada kapasitas kapal sebelum terjadi tsunami dikarenakan dimensi utama kapal bantuan lebih besar daripada dimensi utama kapal sebelum terjadi tsunami. Selain itu juga, kapasitas kapal bantuan yang lebih besar dikarenakan kapal bantuan memiliki jumlah galar dan gading-gading yang lebih banyak daripada kapal sebelum terjadi tsunami. Kapasitas kapal menentukan besar kecilnya kekuatan tenaga penggeraknya. Kapal yang memiliki kapasitas yang besar akan membutuhkan tenaga penggerak yang lebih besar pula. Tenaga penggerak kapal bantuan memiliki perbedaan dengan tenaga penggerak kapal sebelum terjadi tsunami. Perbedaan tenaga penggerak kedua kapal dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9 Tenaga penggerak kapal bantuan dan kapal sebelum terjadi tsunami Kriteria Kapal bantuan Kapal sebelum terjadi tsunami Merk Yamaha Enduro Kubota Kekuatan 15 PK 7 PK Type Marine engine Mesin modifikasi Liberty 1997 Tenaga penggerak kapal bantuan menggunakan mesin tempel merk Yamaha Enduro 15 PK Gambar 28, sedangkan kapal sebelum terjadi tsunami menggunakan mesin tempel merk Kubota 7 PK. Mesin kedua kapal menggunakan bahan bakar bensin. Jenis mesin yang digunakan pada kapal bantuan adalah marine engine. Sedangkan mesin pada kapal sebelum terjadi tsunami adalah mesin ketingting yang merupakan mesin hasil modifikasi. Mesin ketingting tidak bisa langsung digunakan di atas permukaan air seperti marine engine pada kapal bantuan. Agar dapat digunakan, maka mesin ini harus dilengkapi dengan pipa yang menghubungkan mesin dengan propelernya.