Desain Kapal Ikan JAWA

2.2 Desain Kapal Ikan

Desain merupakan rencana gambar melalui perumusan dan perincian dari sebuah objek. Gambar desain dalam proses pembangunan kapal ikan merupakan bagian yang penting karena menentukan bagaimana konstruksi kapal akan dibuat, agar sesuai dengan kebutuhan dan memiliki kinerja yang baik. Proses desain sebuah kapal dilakukan melalui beberapa tahapan Kurniawati 2005 : 1 Pembuatan konsep kapal 2 Pembuatan desain awal 3 Pembuatan detail desainnya Konsep kapal merupakan gambaran umum kapal seperti material kapal, alat tangkap yang digunakan, gross tonnage GT kapal, daerah penangkapan ikan, jumlah ABK, dan kapasitas palkahnya. Berdasarkan konsep tersebut, dikembangkan sebuah desain awal yang dilakukan dengan melakukan perhitungan-perhitungan baik berdasarkan kapal pembanding yang sudah ada maupun berdasarkan pengetahuan dari pembuatnya. Proses desain awal ini akan menghasilkan ukuran utama atau dimensi utama kapal, lines plan, koefisien bentuk, hidrostatis kapal, data stabilitas kapal dan beberapa hasil perhitungan yang menggambarkan performa kapal yang akan dibuat. Tahapan selanjutnya adalah pembuatan desain lebih detail yang berisi komponen-komponen yang akan digabungkan menjadi sebuah kapal berikut dimensinya dan tahap-tahap konstruksi kapal Kurniawati 2005. Menurut Iskandar dan Pujiati 1995, pembangunan kapal ikan di galangan hendaknya dibangun berdasarkan fungsi dari kapal ikan itu sendiri agar mampu mendukung keberhasilan operasi penangkapan ikan. Nomura dan Yamazaki 1977 menyatakan bahwa syarat-syarat umum desain kapal ikan yang sedang dibangun adalah : 1 Kekuatan struktur badan kapal 2 Menunjang keberhasilan operasi pengkapan ikan 3 Fasilitas yang lengkap untuk penyimpanan 4 Mempunyai stabilitas yang tinggi Konstruksi kapal merupakan rencana garis yang menggambarkan bagian-bagian dari pembentuk kerangka kapal. Konstruksi kapal pada umumnya dipengaruhi oleh tujuan penangkapan ikan, karena biasanya kapal yang dioperasikan pada daerah tertentu tidak akan cocok apabila dioperasikan pada daerah yang lain. Konstruksi kapal yang baik hendaknya kuat terhadap gelombang laut tetapi tidak terlalu berat sehingga menambah berat kapal. Semakin berat kapal kemampuan olah geraknya semakin rendah, stabilitas semakin rendah dan yang paling penting kapasitasnya pun akan semakin berkurang. Kekuatan dari konsturksi kapal dapat ditinjau dari kekuatan melintang dan kekuatan memanjang. Kekuatan melintang meliputi gading-gading, wrang dan balok dek sedangkan kekuatan memanjang meliputi lunas, linggi, galar dan kasko Kurniawati 2005. Bentuk kasko merupakan hal yang penting dari kapal ikan, salah satunya agar dapat melakukan olah gerak dengan baik. Menurut Rouf 2004, kapal ikan di Indonesia secara umum pada bagian haluan berbentuk “V”, sedangkan pada bagian tengah hingga buritan terdapat 5 bentuk kasko Gambar 1 meliputi : 1 Round bottom, yaitu tipe kasko dengan bentuk bulat hampir setengah lingkaran 2 Round flat bottom, yaitu tipe kasko dengan bentuk bulat yang rata pada bagian 3 “U” bottom, yaitu tipe kasko dengan bentuk seperti huruf “U” 4 Akatsuki bottom, yaitu tipe kasko dengan bentuk hampir menyerupai bentuk huruf “U” akan tetapi lekukannya membentuk suatu sudut dengan rata pada bagian bawahnya 5 Hard chin bottom, yaitu tipe kasko dengan bentuk hampir sama dengan akatsuki bottom akan tetapi pertemuan antara lambung kiri dengan kanan kapal pada bagian lunas membentuk sudut seperti dagu. a b c d e f a bentuk kasko kapal ikan tipe “V” bottom b bentuk kasko kapal ikan tipe round bottom c bentuk kasko kapal ikan tipe round flat bottom d bentuk kasko kapal ikan tipe “U” bottom e bentuk kasko kapal ikan tipe akatsuki bottom f bentuk kasko kapal ikan tipe hard chin bottom Gambar 1 Bentuk-bentuk kasko kapal ikan. Menurut Fyson 1985, kelengkapan dari perencanaan desain kapal ikan adalah adanya gambar-gambar rencana garis lines plan, offset table, gambar rencana pengaturan ruang kapal serta instalasinya general arragement. Faktor-faktor yang mempengaruhi desain suatu kapal ikan adalah Fyson 1985: 1 Tujuan penangkapan ikan 2 Alat dan metode penangkapan ikan 3 Kehandalan kapal dan keselamatan awak kapal 4 Pemilihan material 5 Penanganan dan penyimpanan hasil tangkapan 6 Undang-undang dan peraturan yang berhubungan dengan desain kapal 7 Faktor-faktor ekonomi. Faktor-faktor yang mempengaruhi perencanaan pembuatan kapal Iskandar 1990 adalah : 1 Penentuan alat tangkap yang akan digunakan 2 Penentuan kapasitas kapal 3 Penentuan panjang lunas, lebar, dan dalam kapal 4 Penentuan pembagian ruang di atas dan di bawah dek 5 Penentuan kekuatan mesin dan perlengkapan diperlukan oleh sebuah kapal ikan. Menurut Ayodhyoa 1972, ukuran utama kapal yang terdiri dari panjang L, lebar B, dan dalam D akan menentukan kemampuan dari suatu kapal. Oleh karena itu nilai perbandingan antara LB, LD, dan BD sangat penting untuk dihitung nilai- nilainya. Nilai rasio LB yang mengecil akan berpengaruh buruk terhadap kecepatan kapal, nilai rasio LD yang membesar akan mengakibatkan kekuatan memanjang kapal melemah dan nilai rasio BD yang membesar akan mengakibatkan stabilitas kapal meningkat akan tetapi propulsive ability akan memburuk. Bentuk badan kapal menurut Fyson 1985, digambarkan oleh suatu koefisien bentuk yang disebut coefficient of fineness. Koefisien bentuk tersebut menggambarkan tingkat kegemukan kapal pada tiap garis air berdasarkan hubungan antara luas area tubuh kapal yang berbeda dan volume tubuh kapal terhadap masing- masing dimensi utama kapal. Koefisien bentuk kapal terdiri atas: 1 Coefficient of block Cb, menunjukkan perbandingan antara nilai volume displacement kapal dengan volume bidang empat persegi panjang yang mengelilingi tubuh kapal. 2 Coefficient of midship ⊗ C , menunjukkan perbandingan luas area penampang melintang tengah kapal dengan bidang empat persegi panjang yang mengelilingi luas area tersebut. 3 Coefficient of waterplane Cw, nilai yang menunjukkan besarnya luas area penampang membujur tengah kapal dibandingkan dengan bidang empat persegi panjang yang mengelilingi luas area tersebut. 4 Coefficient of prismatic Cp, nilai yang menunjukan perbandingan antara volume displacement kapal dengan volume yang dibentuk oleh luas area penampang melintang tengah kapal dengan panjang kapal pada water line. 5 Coefficient of vertical prismatic Cvp, menunjukan perbandingan antara volume displacement kapal dengan volume yang dibentuk oleh luas area waterplane area dengan draft kapal.

2.3 Fibreglass Reinforcement Plastic FRP