Fibreglass Reinforcement Plastic FRP

1 Coefficient of block Cb, menunjukkan perbandingan antara nilai volume displacement kapal dengan volume bidang empat persegi panjang yang mengelilingi tubuh kapal. 2 Coefficient of midship ⊗ C , menunjukkan perbandingan luas area penampang melintang tengah kapal dengan bidang empat persegi panjang yang mengelilingi luas area tersebut. 3 Coefficient of waterplane Cw, nilai yang menunjukkan besarnya luas area penampang membujur tengah kapal dibandingkan dengan bidang empat persegi panjang yang mengelilingi luas area tersebut. 4 Coefficient of prismatic Cp, nilai yang menunjukan perbandingan antara volume displacement kapal dengan volume yang dibentuk oleh luas area penampang melintang tengah kapal dengan panjang kapal pada water line. 5 Coefficient of vertical prismatic Cvp, menunjukan perbandingan antara volume displacement kapal dengan volume yang dibentuk oleh luas area waterplane area dengan draft kapal.

2.3 Fibreglass Reinforcement Plastic FRP

Fibreglass reinforcement plastic FRP atau yang lebih dikenal sebagai fibreglass merupakan kombinasi dari dua komponen yang mempunyai karakter fisik berbeda, akan tetapi keduanya memiliki sifat saling melengkapi Fyson 1985. Dua komponen yang membentuk FRP yaitu, resin plastic polyester dan sebuah penguatan serabut gelas Verweij 1967 diacu dalam Liberty 1997. Polyester merupakan bahan baku yang lebih dikenal dengan nama resin, merupakan cairan kental, berwarna kekuning-kuningan, bening dan baunya spesifik styrol. Sifat dari polyester adalah dapat dikombinasikan dengan bahan penguat seperti serabut gelas, kayu, busa plastik dan lain-lain. Selain itu bahan ini dapat dikombinasikan dengan pigmen, bahan anti api dan bahan racun tertentu untuk mencegah binatang perusak permukaan kapal. Resin yang biasa digunakan untuk membuat kapal adalah 3.115 SHCP unsaturated polyester resin. Serabut gelas adalah campuran benang-benang sutera dengan gelas yang diolah dan diproses sedemikian rupa sehinggga bentuk akhirnya merupakan serabut-serabut yang berdiameter 5-20 mm. Bahan ini memberikan kekuatan tambahan polyester. Serabut gelas yang biasanya digunakan dalam pembuatan kapal fibreglass adalah Matt 300 dan 450 dan Woven Roving 600 Imron 2004. Kekuatan kombinasi ditentukan oleh serabut-serabut gelas yang membentuk kombinasi tersebut. Kualitas fisik FRP ditentukan oleh tipe dan jumlah penguatan gelas yang digunakan. Penggunaan kombinasi yang berbeda dari jumlah dan tipe penguatan gelas maka tingkat kualitas fisik dapat bervariasi Verweij 1967 diacu dalam Liberty 1997. Penggunaan material fibreglass reinforcement plastic FRP untuk pembuatan kapal-kapal ukuran kecil pada kegiatan perikanan mulai berkembang sejak awal tahun 1960-an. Negara-negara produsen seperti Amerika Serikat dan Jepang berusaha memasarkan jenis material ini ke negara-negara lainnya, termasuk Indonesia pada tahun 1970-an sebagai alternatif pengganti kayu dan besi Pasaribu 1985. Menurut Pasaribu 1985, hal-hal yang mendorong penggantian bahan konvensional kayu dan besi dengan bahan lain untuk pembuatan kapal, yaitu : 1 Stok kayu semakin berkurang 2 Biaya produksi besibaja semakin tinggi 3 Biaya tenaga kerja semakin tinggi. Pemilihan suatu material merupakan hal yang penting dalam perencanaan pembuatan kapal ikan, karena karakteristik dari setiap material akan berbeda satu sama lainnya. FRP merupakan bahan yang memiliki karakteristik yang berbeda dengan bahan lainnya yang umum dipakai dalam pembuatan kapal ikan, seperti kayu dan besi. Pemilihan material akan menentukan karakteristik kapal ikan yang akan dibuat. Menurut Pasaribu 1985, karakteristik kapal ikan yang dibuat dari bahan FRP memiliki ciri: 1 Konstruksi tidak memerlukan sambungan-sambungan 2 Daya tahan pemakaian lebih lama 3 Kapal lebih ringan 4 Mengapung lebih cepat 5 Memiliki nilai stabilitas yang rendah 6 Mudah mengalami defleksi. Menurut Imron 2004, tahapan pekerjaan pembuatan kapal fibreglass adalah sebagai berikut: 1 Pembuatan plug dan pelapisannya dengan bahan pemisah 2 Pembuatan cetakan kapal 3 Menyiapkan bahan dan pencampuran bahan baku 4 Pengecoran gelcoat 5 Pelapisan matt 300 6 Penempatan lapisan-lapisan lainnya 7 Pelepasan hasil dari cetakan 8 Penyatuan bolder dan ujung deck dengan deck 9 Pemasangan sekat plywood 10 Pemasangan lantai floor 11 Penggergajian pisang-pisang 12 Penyatuan deck pada hull 13 Pemasangan gading-gading dan papan tiang layar 14 Pengecatan, pendempulan dan pengampelasan. Menurut Imron 2004, sistem kerja dalam pembuatan kapal dari bahan fibreglas s menggunakan sistem blok Gambar 2, yaitu dengan memisahkan seluruh bagian kapal masing-masing bagian hull, deck, pemotongan plywood, gading-gading dan finishing. Setiap bagian kapal dibuat pada tempat yang terpisah sehingga tiap pekerja memiliki tugas masing-masing. Penyatuan antara bagian yang satu dengan yang lainnya dilakukan apabila masing-masing bagian telah selelai dibuat. Proses penyatuan antara bagian yang satu dengan yang lainnya dapat dilihat pada Gambar 2. Sumber: Imron 2004. Gambar 2 Bagan kerja pembuatan kapal ikan fibreglass. 3 METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian