3.5.2 Kapasitas Kapal
Besaran yang menggambarkan kapasitas sebuah kapal salah satunya adalah Gross Tonnage
GT. Nilai ini dihitung dari volume ruang di atas dan di bawah dek kapal. Perhitungannya menggunakan rumus Nomura dan Yamazaki 1975 :
GT = a + b x 0,353 Keterangan
: GT = Gross tonnage
a = L x B x D, merupakan volume ruang tertutup di atas dek m
3
dengan L = Panjang ruangan tertutup diatas dek m B = Lebar ruangan tertutup diatas dek m
D = Tinggi ruangan tertutup diatas dek m b = L x B x D x Cb, merupakan volume ruang di bawah dek m
3
dengan L = Panjang dek kapal m B = Lebar kapal m
D = Tinggi kapal m Cb = Coeficient of block
3.5.3 Stabilitas Kapal
Stabilitas adalah kemampuan kapal untuk kembali ke posisi semula tegak setelah menjadi miring akibat bekerjanya gaya Nomura dan Yamazaki 1977.
Perhitungan untuk analisis stabilitas kapal bantuan dan kapal nelayan ialah stabilitas statis. Stabilitas statis merupakan stabilitas yang dihitung pada kapal dalam kondisi
diamstatis dengan cara menentukan letak dan posisi titik gravity G, bouyancy B, dan metacentre M melalui rumus Hind 1982:
KB = 1 3 2,5 x d -
∇
Aw KM = KB + BM
KG = I ∆
BM = I
∇
GM = KM – KG Keterangan :
KB = Posisi
titik bouyancy
B dari titik K secara vertikal KG
= Posisi
titik gravity
G dari titik K secara vertikal KM
= Posisi
titik metacentre
M dari titik K secara vertikal
BM = Jarak antara bouyancy B dengan metacentre M secara vertikal GM = Jarak antara titik gravity G dengan metacentre M secara vertikal
Menurut Hind 1982, stabilitas kapal dibagi menjadi 3 jenis yaitu: neutral equilibrium
, stable equilibrium, dan unstable equilibrium Gambar 13. Sebuah kapal akan mencapai posisi stabil apabila:
1 Gaya apung sama dengan gaya kapal B = W
2 Titik apung B dan titik berat G berada dalam satu garis lurus
3 Titik berat G harus berada dibawah titik metacenter.
Keterangan: B
: Centre of bouyancy
K : Keel
lunas G
: Centre of gravity
W : Gaya yang bekerja
M :
Metacentre Ө : Sudut oleng
GZ :
Righting arm WL
: Water line
Gambar 13 Ilustrasi posisi ketiga titik yang mempengaruhi stabilitas kapal Hind 1982.
4 HASIL DAN PEMBAHASAN
Kapal ikan yang beroperasi di Perairan Pangandaran merupakan pengembangan dari kapal jukung kayu, dimana sebagian besar kapal ini terbuat dari bahan fibreglass.
Armada penangkap ikan di Perairan Pangandaran sebelum tsunami didominasi oleh kapal jenis motor tempel Tabel 1 dengan karakteristik desain memiliki dimensi
yang sama, memiliki cadik, tidak memiliki deck dan dioperasikan untuk semua jenis alat tangkap.
Tabel 1 Perkembangan armada penangkap ikan di Perairan Pangandaran, Jawa Barat periode tahun 2001-2005
No Armada Penangkap Ikan
Unit Tahun
2001 2002 2003 2004 2005
1. Kapal
motor 4 12 4 4 4
2. Motor
tempel 1.142 1.244 1.510 1.548 1.548
3. Kapal
tanpa motor
38 38 30 122 122
Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan Ciamis 2006
. Kapal bantuan yang diberikan oleh pemerintah Kabupaten Ciamis memiliki
perbedaan dengan kapal sebelum terjadi tsunami ditinjau dari segi desain. Maka untuk mengetahui lebih lanjut perbedaannya dilakukan perbandingan. Perbadingan
dalam pembahasan ini meliputi: rencana umum kapal general arragement, dimensi utama kapal, rencana garis kapal lines plan, rencana konstruksi construction plan,
parameter hidrostatik, stabilitas dan tenaga penggerak. Desain dari sebuah kapal dibuat dan dirancang agar dapat menunjang
keberhasilan operasi penangkapan ikan. Keberhasilan dalam operasi penangkapan ikan akan tercapai, salah satunya terdapat kesesuaian desain kapal yang dibangun
dengan metode penangkapannya. Desain kapal yang menggunakan metode pengoperasian statis akan berbeda dengan kapal yang menggunakan metode
pengoperasian non statis. Oleh sebab itu dalam pembahasan ini akan dibahas juga mengenai kesesuaian desain kedua kapal dengan alat tangkap ditinjau dari metode
pengoperasiannya.
Perairan Pangandaran terdiri atas berbagai jenis alat tangkap yang digunakan, seperti: dogol dan jaring arad encircling gear, gillnet dan pancing rawai static
gear . Semua alat tangkap tersebut menggunakan kapal yang sama. Jaring dawah
Gillnet merupakan alat tangkap yang paling banyak digunakan oleh nelayan di Pangandaran sebelum tsunami Tabel 2.
Tabel 2 Perkembangan alat tangkap di Perairan Pangandaran, Jawa Barat periode tahun 2001-2005
No Alat tangkap Unit
Tahun 2001 2002 2003 2004 2005
1. Jaring
arad 31 31 53 22 22
2. Dogol
195 195 141 158 160 3.
Pancing rawai
551 551 253 242 242 4.
Gillnet 1.686 1.686 1.309 1.359 1.359
Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan Ciamis 2006
4.1 Desain Kapal