3.5 Metode Analisis Data
Data yang diperoleh melalui pengukuran di lapangan, diolah dan dianalisis dengan menggunakan metode numerik melalui formula-formula arsitek perkapalan
Fyson 1985. Analisis data ini dilakukan untuk memperoleh nilai-nilai parameter hidrostatik melalui perhitungan luas area dan volume kapal dengan pendekatan
metode Simpson I. Parameter hidrostatis yang diperoleh selanjutnya digunakan untuk menganalisis perbedaan diantara kedua kapal. Selain itu, parameter ini juga
digunakan untuk menentukan kesesuaian desain dan konstruksi kedua kapal dengan alat tangkap berdasarkan metode pengoperasiannya.
3.5.1 Desain Kapal
Perhitungan yang dilakukan dalam analisis desain kapal meliputi : 1
Waterplan area Aw, menunjukan luas area kapal pada wl tertetu secara horizontal-longitudinal. Diperoleh dengan menggunakan metode Simpson I.
Aw = h3 Y + 4 Y
1
+ 2Y
2
+ ..................... + 4Y
n
+ Y
n
-
1
Keterangan : h = jarak antar ordinat pada wl tertentu m
Y = luas waterplane pada wl tertentu m
2
2 Volume displacement
∇
, menunjukan kapasitasvolume badan kapal dibawah waterline
wl. Diperoleh dengan menggunakan metode Simpson I.
∇
= h3 A + 4 Y
1
+ 2Y
2
+ ..................... + 4Y
n
+ A
n
-
1
Keterangan : A = Luas pada wl tertentu m
2
h = jarak antar ordinat pada wl tertentu m Sebagai ilustrasi, maka dapat dilihat pada gambar 7:
Gambar 7 Volume displacement
∇
. 3
Ton displacement ∆, menunjukan berat badan kapal dibawah waterline tertentu.
∆ = x
∇
Keterangan :
∇
= Volume displacement m
3
= Densitas air laut 1.025 tonm
3
4 Coefficient of block Cb, menunjukkan perbandingan antara nilai volume
displacement kapal dengan volume bidang empat persegi panjang yang
mengelilingi tubuh kapal. xD
xB L
Cb
WL WL
∇ =
Keterangan :
∇
= Volume displacement m
3
L = Panjang badan kapal pada wl tertentu m B = Lebar badan kapal m
D = Dalam badan kapal m Sebagai ilustrasi, maka dapat dilihat pada Gambar 8:
Gambar 8 Coefficient of block Cb. 5
Coefficiet of midship
⊗
C , menunjukkan perbandingan luas area penampang
melintang tengah kapal dengan bidang empat persegi panjang yang mengelilingi luas area tersebut.
Bwlxd A
C
⊗ ⊗
= Keterangan
:
⊗
A = Luas area di tengah kapal pada suatu wl secara melintang m
2
B = Lebar badan kapal m d = Draft kapal m
Sebagai ilustrasi dapat dilihat pada Gambar 9:
Gambar 9 Coefficiet of midship
⊗
C .
6 Coefficient of prismatic Cp, menunjukan perbandingan antara volume
displacement kapal dengan volume yang dibentuk oleh luas area penampang
melintang tengah kapal dengan panjang kapal pada water line tertentu.
WL
xL A
Cp
⊗
∇ =
Keterangan :
∇
= Volume displacement m
3 ⊗
A = Luas area di tengah kapal pada suatu wl secara melintang m
2
L = Panjang badan kapal pada wl tertentu m Sebagai ilustrasi, maka dapat dilihat pada gambar 10:
Gambar 10 Coefficient of prismatic Cp.
7 Coefficient of waterplane Cw, nilai yang menunjukkan besarnya luas area
penampang membujur tengah kapal dibandingkan dengan bidang empat persegi panjang yang mengelilingi luas area tersebut.
LwlxBwl Aw
Cw =
Keterangan :
Aw = Waterplan area m
2
L = Panjang badan kapal pada wl tertentu m B = Lebar badan kapal m
Sebagai ilustrasi, maka dapat dilihat pada gambar 11:
Gambar 11 Coefficient of waterplane Cw.
8 Coefficient of vertical prismatic Cvp, menunjukan perbandingan antara volume
displacement kapal dengan volume yang dibentuk oleh luas area waterplane area
dengan draft kapal. Awxd
Cvp ∇
= Keterangan
:
∇
= Volume displacement m
3
Aw = Waterplan area m
2
d = Draft kapal m Sebagai ilustrasi, maka dapat dilihat pada gambar 12:
Gambar 12 Coefficient of vertical prismatic Cvp. 9
Ton per centimetre immerson TPC, menunjukan nilai yang diperlukan oleh kapal untuk menaikan draft setinggi 1 cm.
TPC = 025
, 1
100 x
Aw Keterangan
: Aw = waterplan area m
2
10 Jarak lunas dengan titik apung KB, menunjukan posisi titik bouyancy B dari
titik keel K secara vertikal. KB = 13 2.5 x d -
∇
Aw Keterangan
: Aw = Waterplan area m
2
∇
= Volume displacement m
3
11 Jarak titik apung dengan metacentre BM, menunjukan posisi titik metacentre
M dari titik bouyancy B secara vertikal. BM = I
∇
Keterangan :
I = Momen inertia
∇
= Volume displacement m
3
12 Jarak lunas dengan metacenter KM, menunjukan posisi titik metacentre M dari
titik keel K secara vertikal. KM = KB+BM
Keterangan :
KB = Jarak lunas dengan titik apung m BM = Jarak titik apung ke metacentre m
13 Jarak titik apung dengan titik metacenter BM
L
, menunjukan posisi titik metacentre
M dari titik bouyancy B secara longitudinal. BM
L
= I
L
∇
Keterangan :
I
L
= Inertia longitudinal
∇
= Volume displacement m
3
14 Jarak lunas dengan titik metacenter KM
L
, menunjukan posisi titik metacentre M dari titik keel K secara longitudinal.
KM
L
= KB + BM
L
Keterangan :
KB = Jarak lunas dengan titik apung m BM
L
= Jarak titik apung ke titik metacenter secara longitudinal m 15
Jarak lunas dengan titik berat KG, menunjukan posisi titik gravity G dari titik keel
K secara vertikal. KG = I
∆ Keterangan
: I = Momen inertia
∆ = Ton displacement Ton 16
Jarak titik berat ke metacenter GM, menunjukan posisi titik metacentre M dari titik gravity G secara vertikal.
GM = KM + KG Keterangan
: KG = Jarak lunas ke titik berat m
KM = Jarak lunas dengan metacenter m
3.5.2 Kapasitas Kapal