Dimensi Utama Desain Kapal

4.1.2 Dimensi Utama

Perencanaan awal pembuatan kapal penting dilakukan, karena akan menentukan performa kapal itu sendiri. Perencanaan ini terutama dalam menentukan ukuran utama kapal yang meliputi ukuran panjang L; lebar B; dan dalam D. Dimensi utama panjang dan lebar kapal bantuan nilainya lebih besar dari pada kapal sebelum terjadi tsunami, akan tetapi tinggi atau dalam dari kapal bantuan nilainya lebih kecil dari pada kapal sebelum terjadi tsunami. Dimensi utama kedua kapal dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4 Dimensi utama kapal bantuan dan kapal sebelum terjadi tsunami Parameter Kapal bantuan Kapal sebelum terjadi tsunami LOA m 9,60 8,40 LPP m 8,23 7,63 B m 1,16 0,96 D m 0,65 0,70 Performa dari suatu kapal salah satunya ditentukan dengan menggunakan nilai rasio dimensi yang meliputi rasio panjang dan lebar LB, rasio panjang dan dalam LD serta rasio lebar dan dalam BD. Pada umumnya nilai rasio dimensi utama setiap kapal akan berbeda satu sama lainnya, nilai ini tergantung kepada metode pengoperasiannya. Akan tetapi untuk menentukan performa kapal secara lebih akurat, perhitungan nilai rasio dimensi ini diperlukan analisis tambahan melalui perhitungan hidrostatis pada tahapan selanjutnya. Nilai rasio dimensi utama kapal bantuan dan kapal sebelum terjadi tsunami dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5 Nilai rasio dimensi utama kapal berdasarkan metode pengoperasian alat tangkap encircling gear, static gear dan multipurpose gear di Indonesia Kriteria Encircling gear Static gear Multipurpose gear Kapal bantuan Kapal sebelum terjadi tsunami LB 2,60 - 9,30 2,83 - 11,12 2,88 - 9,42 7,09 7,95 BD 0,56 - 5,00 0,96 - 4,68 0,35 - 6,09 1,78 1,37 LD 4,55 - 17,43 4,58 - 17,28 8,69 - 17,55 12,66 10,90 Iskandar dan Pujiati 1995 Hasil perhitungan Nilai rasio LB digunakan untuk menganalisis tahanan gerak dan kecepatan suatu kapal. Semakin kecil nilai rasio LB, maka akan memperbesar tahanan gerak kapal yang akhirnya memperburuk terhadap kecepatan kapal. Nilai rasio LB untuk kapal bantuan diperoleh sebesar 7,09 dan nilai rasio LB untuk kapal sebelum terjadi tsunami sebesar 7,95. Berdasarkan Tabel 5, nilai rasio LB kapal bantuan dan kapal sebelum terjadi tsunami berada di dalam rentang nilai acuan, sehingga desain kedua kapal sesuai dengan kapal-kapal sejenisnya yang beroperasi di Indonesia pada umumnya. Nilai LB kapal sebelum terjadi tsunami yang lebih besar dibandingkan dengan kapal bantuan akan menyebabkan kecepatannya lebih baik dari pada kapal bantuan, karena tahanan gerak kapal sebelum terjadi tsunami lebih kecil dari pada tahanan gerak kapal bantuan dengan syarat tanpa memperhitungkan luas area kapal dibawah water line dan tenaga penggeraknya. Nilai rasio LD digunakan untuk menganalisis kekuatan memanjang suatu kapal. Semakin besar nilai rasio LD, maka akan mengakibatkan kekuatan memanjang kapal melemah. Nilai rasio LD untuk kedua kapal berada pada rentang nilai acuan, sehingga desain kedua kapal sesuai dengan kapal-kapal sejenisnya yang beroperasi di Indonesia pada umumnya. Berdasarkan Tabel 5, nilai rasio LD kapal bantuan diperoleh sebesar 12,66 dan kapal sebelum terjadi tsunami diperoleh sebesar 10,9. Nilai rasio LD untuk kapal bantuan lebih besar dari pada nilai rasio LD kapal sebelum terjadi tsunami. Sehingga secara umum dapat dikatakan kekuatan memanjang kapal sebelum terjadi tsunami lebih baik dibandingkan kapal bantuan dengan syarat tanpa memperhitungkan luas area kapal dibawah water line dan konstruksi dari kedua kapal. Nilai rasio BD digunakan untuk menganalisis stabilitas dan kemampuan olah gerak suatu kapal. Semaikin besar nilai rasio BD, maka stabilitas suatu kapal akan meningkat akan tetapi kemampuan olah geraknya akan berkurang. Nilai rasio BD untuk kapal bantuan diperoleh sebesar 1,78 dan nilai rasio BD untuk kapal sebelum terjadi tsunami diperoleh sebesar 1,37. Nilai rasio BD untuk kapal bantuan maupun kapal sebelum terjadi tsunami berada pada rentang nilai acuan, sehingga desain kedua kapal sesuai dengan kapal-kapal sejenisnya yang beroperasi di Indonesia pada umumnya. Nilai rasio BD kapal bantuan yang lebih besar dibandingkan kapal sebelum terjadi tsunami akan menyebabkan stabilitas kapal bantuan lebih baik, tetapi kemampuan olah geraknya lebih rendah dibandingkan kapal sebelum terjadi tsunami dengan syarat kedua kapal tanpa memperhitungkan luas area dibawah water line dan penggunaan cadik dikedua sisinya.

4.1.3 Tabel Offset