Hasil dan Pembahasan 1 Karakteristik sistem nilai masyarakat lokal terhadap N.gracilis

satuju haja kalau kampil warik nang di utan itu dapat dimanfaatkan dan dilastarikan. Siapa tahu kaina kawa diusahakan urang kampung Pernyataan ini mengindikasikan adanya perubahan persepsi dari individu dalam hubungannya dengan kerelaan mengkonservasi N.gracilis sebagai dampak dari potensi nilai manfaat yang tinggi dari tumbuhan tersebut untuk pengobatan. Sedangkan tahapan implementasinya, masyarakat desa masih menunggu respon dari pihak pengelola atau pengusaha untuk bisa memfasilitasi pemanfaatan dan pelestariannya. Sayangnya ketika informasi manfaat N.gracilis tersebut disosialisasikan kepada pihak pengelola hutan kerangas, belum ada tanggapan yang signifikan untuk menindaklanjuti pemanfaatan N.gracilis dan atau mengelola hutan kerangas lebih lanjut. Keterbatasan anggaran dan belum masuknya hutan kerangas menjadi skala prioritas pekerjaan menjadi permasalahan klasik dari pihak pengelola untuk dapat mengkonservasi memanfaatkan dan melestarikan hutan lindung tipe kerangas yang menjadi habitat bagi N.gracilis.

D. Simpulan

Informasi atau sinyal N.gracilis di hutan kerangas yang dimiliki penduduk dan pengelola masih terbatas dan tidak menyeluruh. Keterbatasan pengetahuan pengetahuan tentang N.gracilis di hutan kerangas menjadikan sinyal dari nilai tumbuhan dikalahkan oleh informasi lain yang lebih menggugah ketertarikan interest masyarakat dan mengarah pada pemanfaatan tidak lestari serta merusak lahan dan vegetasi kerangas. Lemahnya kemampuan reseiver dari penduduk dan pengelola dalam menerima sinyal N.gracilis menyebabkan sinyal tersebut belum bisa menjadi stimulus yang kuat bagi sikap konservasi bagi penduduk dan pengelola terhadap hutan kerangas. Lemahnya kemampuan receiver tersebut disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan dan belum terbentuknya brand image yang menarik tentang N.gracilis dalam diri individu dari penduduk lokal dan pengelola hutan kerangas.

10. STRATEGI KONSERVASI HUTAN KERANGAS A. Permasalahan Konservasi

1 Stimulus alamiah dan manfaat hutan kerangas Areal hutan kerangas yang menjadi areal penelitian sebagian besar tidak terkelola dan terdegradasi. Fenomena ini menunjukkan kecenderungan bahwa status kawasan hutan kerangas semakin terancam dan turunnya keanekaragaman hayati. Nilai indeks keragaman jenis vegetasi berkisar dari sangat rendah untuk hutan kerangas terdegradasi dan nilainya berkisar rendah- sedang untuk hutan kerangas sekunder dan oldgrowth. Rendahnya jumlah jenis vegetasi yang tumbuh di hutan kerangas berhubungan dengan rendahnya kandungan unsur hara tanah kerangas. Kurang kondusifnya lingkungan tanah dan vegetasi menyebabkan rendahnya jenis fauna yang terdapat di hutan kerangas. Identifikasi kondisi bio-ekologi hutan kerangas menunjukkan keterbatasan dari komponen tumbuhan, fauna dan tanah hutan kerangas. Karakteristik bio-ekologi hutan kerangas yang spesifik menyebabkan hutan kerangas rentan terhadap gangguan, mudah terdegradasi dan sulitnya proses recovery. Fenomena keterbatasan habitat hutan kerangas, rentannya terhadap gangguan dan sulitnya proses rehabilitasi sebenarnya merupakan bentuk sinyal dari hutan kerangas yang dapat menjadi informasi alamiah yang seharusnya dapat mendorong atau menjadi stimulus alamiah dalam pembentukan sikap untuk mengkonservasi hutan kerangas. Penduduk dan pengelola secara umum mengetahui informasi bio-ekologi hutan kerangas, akan tetapi secara spesifik penilaian yang tepat dan benar akan sistem bio-ekologi hutan kerangas belum terbentuk. Nilai alamiah tidak berkembang menjadi stimulus alamiah yang kuat bagi pembentukan sikap konservasi penduduk dan pengelola. Stimulus alamiah relatif kurang direspon karena kuatnya interest kepentingan dan ketertarikan lain yang sifatnya merusak komponen dan sistem dari komunitas hutan kerangas seperti pengambilan kayu. Karakteristik jasa lingkungan ecosystem service hutan kerangas memberikan penjelasan bahwa hutan kerangas memiliki peranan penting bagi lingkungan fisik-kimia termasuk di dalamnya sebagai penyimpan dan penyerap karbon, lingkungan bio-ekologi dan sosio-ekonomi. Pengkarakterisasian kembali manfaat ekologi, sosial dan ekonomi hutan kerangas yang telah diuraikan sebelumnya menunjukkan bahwa selama ini hutan kerangas memiliki peranan penting terhadap manusia dan lingkungan sekitarnya. Peranan penting hutan kerangas melalui keberadaan dan nilai manfaat dari komponen biotik dan abiotik dari hutan kerangas selama ini telah didapatkan oleh manusia dan lingkungan sekitarnya Tabel 10.1 Tabel 10.1 Karakteristik peranan hutan kerangas Karakteristik peranan Uraian peranan Peran terhadap lingkungan fisik-kimia 1 Daerah penyangga hidroorologis seperti: resapan air, sumber air permukaan tanah 2 Penjaga kestabilan udara atau pengaruh dampak cuaca ekstrim 3 Penyimpan dan penyerap karbon Peran terhadap lingkungan biologi 1 Habitat jenis flora dengan jenis flora spesifik 2 Habitat jamur tertentu termasuk mikoriza 3 Habitat fauna 4 Habitat bakteri Peran terhadap lingkungan sosial ekonomi 1 Hasil hutan kayu 2 Hasil hutan non kayu seperti madu, jamur, ikan lokal, tumbuhan obat 3 Hasil hutan yang memiliki nilai kepercayaan religius masyarakat setempat 4 Lingkungan iklim mikro yang kondusif 5 Potensi bioaktivitas dari tumbuhan spesifik N.gracilis yang hidup di habitatyang terbatas 6 Bank plasma nutfah Peranan penting hutan kerangas bagi manusia dan lingkungan sekitarnya merupakan informasi atau sinyal manfaat yang seharusnya dapat diinterpretasikan dan membentuk persepsi tentang manfaat penting hutan kerangas. Persepsi tentang nilai manfaat penting hutan kerangas merupakan informasi yang diharapkan dapat menstimulir atau menjadi stimulus manfaat bagi pembentukan sikap konservasi terhadap hutan kerangas. Peran hutan kerangas yang umumnya dipahami penduduk dan pengelola terhadap lingkungan fisik kimia adalah pernyataan nomor 1, peran terhadap bio- ekologi pernyataan nomor 1, 3, dan peran terhadap sosial ekonomi adalah pernyataan nomor 1, 2, dan 4. Realitas ini mengindikasikan tidak terbentuknya pemahaman yang lengkap tentang manfaat hutan kerangas. Ketidaklengkapan pemahaman baik nilai alamiah maupun nilai manfaat dari hutan kerangas menuntut skema tertentu agar nilai-nilai potensial yang belum terbangun tersebut dapat dipahami dan diterima oleh individu-individu dari penduduk lokal maupun pengelola. 2 Stimulus alamiah dan manfaat N.gracilis Pengkarakterisasian kondisi bio-ekologi dan keragaman genetika N.gracilis merupakan upaya untuk mendapatkan informasi yang dapat membentuk stimulus alamiah N.gracilis bagi masyarakat. Karakteristik spesifik dari habitat berupa pH tanah, ketebalan gambut, penutupan permukaan tanah dan intensitas cahaya menjadi informasi alamiah penting yang menentukan keberadaan N.gracilis. Pernyataan-pernyataan tentang stimulus alamiah Tabel 9.2 memberikan gambaran bahwa baik pengelola maupun masyarakat setempat belum memiliki informasi yang lengkap tentang alamiah N.gracilis di hutan kerangas. Ketidaklengkapan informasi ini yang menyebabkan sinyal N.gracilis belum dapat berubah menjadi stimulus untuk sikap dan aksi konservasi N.gracilis. Informasi tentang nilai alamiah yang dimiliki dan dipahami baik oleh penduduk lokal dan pengelola antara lain: N.gracilis banyak tumbuh di hutan kerangas, jumlahnya menurun akibat pengupasan permukaan tanah, cairan kantongnya sebagai sumber makanan serangga. Sedangkan informasi tentang jumlah N.gracilis menurun bila terjadi kebakaran berulang dan N.gracilis dimanfaatkan oleh kera sebagai sumber air minum dalam perilaku kesehariaannya, hanya dimiliki dan dipahami oleh penduduk lokal. Kemampuan beradaptasi terhadap keterbukaan tajuk dan bervariasinya pola regenerasi menyebabkan N.gracilis dapat bertahan dan tumbuh dominan di tempat terbuka belum menjadi bagian dari pengetahuan dari masyarakat. Sementara itu, pengupasan permukaan tanah dan kebakaran hutan merupakan faktor utama yang menyebabkan menurunnya populasi N.gracilis dikuasai oleh penduduk lokal. Informasi alamiah ini menjadi suatu temuan informasi yang diharapkan dapat berkembang menjadi stimulus alamiah untuk sikap konservasi. Sikap konservasi yang muncul dari stimulus alamiah dapat ditunjukkan di antaranya dengan adanya sikap untuk menekan peluang terjadinya pengupasan permukaan tanah dan kebakaran berulang di hutan kerangas agar populasi N.gracilis tetap terjaga. Karakteristik tempat tumbuh, karakteristik genetika, dan jumlah populasi merupakan salah satu informasi karakter atau fenomena alamiah N.gracilis yang belum banyak diketahui. Keterbatasan informasi alamiah dipicu oleh kurang diketahuinya informasi manfaat N.gracilis oleh masyarakat secara luas. Seiring dengan keterbatasan informasi manfaat dan alamiah N.gracilis menyebabkan semakin menurunnya pemahaman masyarakat generasi berikutnya tentang karakteristik manfaat dan alamiah N.gracilis. Penelitian ini telah mengungkapkan beberapa karakter alamiah berupa kondisi bio-ekologis dan keanekaragaman genetika N.gracilis. Informasi alamiah ini merupakan suatu bagian dari pencerahan informasi bio-ekologi tentang N.gracilis yang dapat menjadi stimulus alamiah bagi pembentukan sikap konservasi terhadap N.gracilis. Identifikasi tentang nilai alamiah yang terdapat dalam Tabel 9.2 -9.3 menunjukkan masih terdapat 15 pernyataan stimulus alamiah N.gracilis bagi penduduk dan pemerintah, 5 di antaranya merupakan stimulus alamiah aktual yang ada pada penduduk N.gracilis banyak tumbuh di hutan kerangas, jumlahnya menurun bila terjadi kebakaran berulang, jumlanya menurun akibat pengupasan tanah, cairan kantongnya sumber makanan serangga, kera meminum cairan kantongnya dan menggunakan batangnya sebagai tali. Terdapat 12 pernyataan stimulus potensial untuk pengelola selain pernyataan no. 1, 6 dan 12 dan 10 pernyataan stimulus potensial untuk penduduk selain pernyataan no. 1, 5, 6, 12, dan 15 yang harus dibangun agar berkembang menjadi stimulus yang diaktualisasi dalam sikap masyarakat. Stimulus alamiah aktual maupun potensial diharapkan dapat menjadi pendorong bagi individu untuk bersikap dan beraktifitas sesuai kaidah dan nilai kebenaran yang ditunjukkan oleh karakter bio-ekologi N.gracilis di hutan kerangas. Informasi manfaat N.gracilis dapat dideskripsikan dari beberapa peran atau manfaat yang dimiliki N.gracilis terhadap lingkungan sekitarnya. Selanjutnya pernyataan-pernyataan stimulus dibangun dari nilai manfaat N.gracilis bagi lingkungan fisik-kimia, lingkungan biologi dan peran bagi lingkungan sosial ekonomi Tabel 9.2-9.3. Terdapat 10 pernyataan tentang stimulus manfaat untuk sikap masyarakat dan pengelola, dua di antaranya merupakan pernyataan yang menjadi stimulus manfaat aktual bagi sikap penduduk lokal cairan dalam kantong tertutup N.gracilis sebagai obat batuk dan tetes mata, kantongnya digunakan sebagai bahan pembungkus nasi lontong. Sementara itu terdapat satu pernyataan stimulus manfaat aktual bagi pengelola N.gracilis untuk tumbuhan hias. Sementara masih terdapat 8 pernyataan stimulus manfaat N.gracilis yang bersifat potensial yang diharapkan dapat berkembang menjadi stimulus manfaat aktual bagi sikap konservasi N.gracilis. Berbagai informasi tentang manfaat N.gracilis dalam penelitian ini diidentifikasikan melalui pengetahuan etnobotani pemanfaatan N.gracilis, pembuktian skala laboratorium tentang bioaktivitas kandungan senyawa fitokimia, toksisitas, kapasitas antibakteri dan antidiabetes, serta informasi tambahan lain tentang berbagai manfaat dari N.gracilis seperti: tumbuhan yang dapat menyerap logam berat Rahim, 2007, cairan terbuka dalam kantong sebagai sumber bakteri Yogiara et al. 2006, aktivitas antijamur Eilenberg et al. 2010. Informasi ini apabila disosialisasikan secara efektif akan dapat meningkatkan persepsi positif dan ketertarikan interest masyarakat tentang nilai manfaat N.gracilis. Persepsi positif ini diharapkan akan mampu menambah rasa senangsuka komponen affective penduduk sekitar hutan kerangas terhadap N.gracilis dan lebih meyakinkan pengetahuan mereka komponen cognitive akan manfaat N.gracilis. Peningkatan ketertarikan dan rasa senang akan informasi manfaat yang dipadukan dengan pemahaman informasi informasi alamiah akan menuntun ke arah pembentukan stimulus alamiah dan manfaat yang mendorong masyarakat bersikap dan bertindak memanfaatkan N.gracilis secara lestari. 3 Ketidaklengkapan pemahaman nilai alamiah dan nilai manfaat N.gracilis dan Hutan Kerangas Terdapatnya manfaat ekologi, sosial dan ekonomi dari hutan kerangas, seharusnya tidak membuat komunitas hutan kerangas menjadi terdegradasi, akan tetapi dalam kenyataannya adalah semakin banyak terbentuk areal-areal kosong tanpa tumbuhan tingkat pohon. Nilai-nilai ekologi, sosial dan ekonomi dari lahan dan biodiversitas hutan kerangas termasuk N.gracilis selama ini belum terekplorasi secara komprehensif. Deskripsi tidak lengkapnya informasi yang dikuasai oleh penduduk dan pengelola terhadap hutan kerangas dan N.gracilis diterangkan dalam Gambar 10.1. Gambar 10.1 Ketidaklengkapan informasi pembentuk stimulus yang dimiliki penduduk dan pengelola tentang N.gracilis dan hutan kerangas Masyarakat dalam hal ini penduduk dan pengelola selama ini belum mendapat pengetahuan secara komprehensif dari ekologi, sosial dan ekonomi dari hutan kerangas, sehingga informasi tersebut belum secara menyeluruh menjadi sinyal yang dapat ditangkap oleh komponen cognitive dan affective dari individu penduduk atau pengelola. Ketidakmampuan menangkap dan memahami sinyal tersebut mengakibatkan persepsi individu terhadap konservasi hutan kerangas menjadi kurang menarik dan stimulus yang terbentuk tidak cukup kuat dipersepsikan membentuk kesadaran dan kerelaan untuk bersikap konservasi terhadap hutan kerangas. Sinyal dari nilai manfaat fisik-kimia, bio- ekologi, sosial dan ekonomi dari hutan kerangas dan N.gracilis bahkan tidak direspon menjadi stimulus konservasi, sehingga tidak mampu membentuk sikap konservasi. Persepsi masyarakat terhadap sinyal dan stimulus yang akan mempengaruhi pembentukan sikap. Stimulus yang terbentuk harus kuat agar dapat berkembang menjadi sikap. Stimulus harus melampaui ambang stimulus, yaitu kekuatan stimulus yang minimal tetapi sudah dapat menimbulkan kesadaran. Stimulus kuat akan dipersepsikan dan berkembang menjadi sikap Walgito 2003.