Metode Penelitian 1 Bahan dan Peralatan Penelitian

Tabel 8.4 MIC dan MBC N.gracilis untuk jenis bakteri S. Aureus No Nama Sampel MIC ppm MBC ppm 1 Ekstrak methanol kantong 2000 2000 2 Ekstrak methanol daun 125 1000 3 Ekstrak methanol batang 125 500 4 Ekstrak methanol akar 62,5 500 5 Amoxilin 31,25 31,25 6 Chloramfenicol 15,63 15,63 Bakteri S.aureus merupakan bakteri gram positif. Pada kasus antibakteri gram positif, ekstrak methanol akar N.gracilis memberikan aktivitas MIC tertinggi pada konsentrasi 62,5 ppm atau setara dengan 0,0625 mgL. Selain ekstrak methanol bagian batang, ekstrak methanol bagian batang dan daun N.gracilis juga potensial sebagai antibakteri. Nilai MBC pada bakteri gram positif S.aureus menunjukan konsentrasi 500 ppm untuk ekstrak akar dan ekstrak batang, sedangkan daun pada konsentrasi 1000 ppm. Hasil pengujian antibakteri bagian tumbuhan terhadap ke dua jenis bakteri gram positif dan negatif mengindikasikan bahwa ekstrak methanol bagian batang dan akar tumbuhan N.gracilis sangat potensial dikembangkan sebagai antibakteri dibandingkankan ekstrak methanol daun dan kantong. Ekstrak methanol daun N.gracilis masih mempunyai peluang untuk dikembangkan sebagai antibakteri E.coli MIC= 125 ppm dan ekstrak methanol bagian kantong terhadap S.aureus MIC= 1000 ppm. Kedua bagian tanaman ini masih potensial digunakan sebagai antibakteri melalui proses pemurnian dan isolasi dari ekstrak methanol yang telah didapatkan. Fenomena yang harus menjadi perhatian utama adalah dosis penggunaan ekstrak methanol akar N.gracilis, hal ini terkait dengan margin of savety penggunaan ekstrak methanol akar sebagai antibakteri dan nilai LC50 pada hasil toksisitas pada Tabel 8.2. Ekstrak kasar crude extract masih dapat dikatakan efektif sebagai antibakteri jika aktivitas penghambatannya berada pada konsentrasi 1000 ppm. Ekstrak dikatakan berpotensi jika pada kadar pemberian ≤ 1000 μgmL mampu menghambat pertumbuhan bakteri Mitscher et al. 1972. Daya hambat ekstrak kasar tumbuhan terhadap bakteri umumnya menunjukkan nilai konsentrasi 1000 ppm. ekstrak kloroform Mimba Azadirachta indica A. Juss. dengan konsentrasi 1000 μgmL menunjukkan adanya penghambatan pertumbuhan bakteri S. aureus tetapi tidak terhadap E. coli Apriastiani dan Astuti 2005. Potensi pengembangan keseluruhan bagian tumbuhan N.gracilis juga didasari oleh kandungan senyawa metabolit sekunder yang dimiliki setiap bagian tumbuhan Tabel 8.1. Temuan ini juga menjadi mediasi bagi pembuktian empiris bagi pengetahuan tradisional tentang penggunaan bagian tumbuhan N.gracilis sebagai bahan pengobatan. Selain ekstrak batang, pengujian antibakteri juga dilakukan terhadap cairan dari dalam kantong N.gracilis. Pengujian antibakteri cairan dari dalam kantong N.gracilis dilakukan terhadap cairan murni atau hasil ekstrak cair-cair bertingkat menggunakan hexan, ethyl asetat dan kloroform. Hasil pengujian menunjukkan bahwa cairan murni dari kantong tertutup dapat menghambat pertumbuhan bakteri S.aureus dan pada konsentrasi 3000 ppm dan dan S.epidermis pada konsentrasi 1500 ppm. ekstrak heksan cairan N.gracilis kantong tertutup hanya dapat menghambat bakteri S.aureus pada konsentrasi 1500 ppm dan ekstrak etyl asetat cairan N.gracilis kantong tertutup hanya dapat menghambat bakteri S.aureus pada konsentrasi 1500 ppm. Sedangkan untuk MBC terhadap kedua jenis bakteri yang diujikan ditunjukkan oleh cairan N.gracilis dari kantong tertutup pada konsentrasi 6000 ppm. Hasil ini mengindikasikan bahwa cairan tertutup dari N.gracilis memiliki aktivitas yang lebih baik dibandingkankan dengan cairan dari kantong terbuka. Konsentrasi penggunaan bahan yang tinggi dari cairan tertutup sesuai dengan pemanfaatan yang dilakukan masyarakat secara langsung untuk pengobatan batuk dan infeksi mata yang ringan, serta pengobatan yang sifatnya preventif. Penggunaan cairan tertutup juga didukung dengan sterilnya larutan angka kuman=0. Aktivitas antibakteri dari cairan kantong tertutup diduga dalam penelitian ini sebagai aktivitas dari senyawa alkaloid yang terdapat dalam kantong N.gracilis yang tertutup. Penggunaan cairan N.gracilis dari kantong tertutup oleh masyarakat selama ini baik sebagai bahan pengobatan maupun sebagai pengganti air sewaktu berada di hutan juga didukung oleh hasil analisis kandungan kuman yang mendapatkan kadar kuman= 0. Beberapa penelitian lain juga mengemukakan potensi bioaktivitas dari berbagai jenis Nepenthes. Kelenjar dalam kantong muda tertutup mengeluarkan cairan pencernaan yang mengandung berbagai enzim termasuk protease, peptidase, phosphatase, esterase, ribonuklease dan chitinase Thornhill et.al. 2008; Plachno et al. 2006; An et al. 2002, Athauda et al. 2004; Takahashi et al. 2005; Eilenberg et al. 2006; Stephenson et al. 2006; Hatano and Hamada 2008. Chia et al. 2004 mengungkapkan bahwa kelenjar dalam kantong Nepenthes memproduksi radikal bebas untuk membantu dalam mendegradasi jaringan dari mangsa seperti thaumatin-like protein TLP. TLP memiliki sifat antibakteri dan antijamur. Saat kantong telah terbuka dewasa, kelenjar berubah fungsinya dari mengeluarkan enzim menjadi mengabsorbsi produknutrisi hasil olahan dari bantuan kerja enzim Owen et al. 1999. Hatano and Hamada 2008 mengungkapkan bahwa cairan N.alata mengandung protein berupa homolog-homolog dari beta-D-xylosidase, beta-1,3- glucanase, chitinase dan thaumatin-like protein. Semua homolog merupakan protein yang bersifat pathogen. Protein-protein tersebut memiliki kemampuan menghambat pertumbuhan bakteri. Aung et al. 2002 berhasil mengisolasi Beberapa senyawa phenol seperti plumbagin, isoshinanolone, epishinanolone, shinanolone, quercetin dan kaempferol telah berhasil diisolasi dari daun N.gracilis. Terdapat plumbagin golongan naphthoquinones menempel pada permukaan lilin dari N.khasiana. Plumbagin yang bersifat racun dapat berfungsi sebagai insektisida dan menghambat perkembangan bakteri. 3 Aktivitas Antidiabetes Hasil pengujian antidiabetes yang dilakukan terhadap daya hambat enzim α glukosidase tertera dalam Tabel 8.5. Tabel 8.5 Hasil pengujian antidiabetes dari akar N.gracilis Konsentrasi ppm glukobay Akar N.gracilis 1 2 1 2 5 89,632 87,658 94,845 95,288 2,5 86,835 85,573 96,951 96,674 1,25 79,759 81,788 94,678 95,122 0,625 77,126 75,864 90,466 91,962 0,3125 72,244 70,598 76,552 79,989 0,15625 63,083 62,918 60,366 58,537 0,078125 52,057 58,475 36,419 31,984 Pengujian daya hambat terhadap enzim α glukosidase menunjukkan bahwa ekstrak methanol akar N.gracils pada dua kali pengulangan dengan konsentrasi 5-0,3125 ppm menunjukkan daya hambat yang lebih baik dari kontrol positif glukobay. Ketika konsentrasi diturunkan menjadi 0,15625 ppm daya hambatnya lebih kecil dari glukobay, akan tetapi ekstrak methanol akar N.gracilis masih potensial menghambat enzim α glukosidase. Aktivitas hambat ekstrak methanol relatif tidak potensial pada konsentrasi 0,078125, sedangkan glukobay masih menunjukkan daya hambat di atas 50. Nilai IC 50 dari persamaan regresi yang didapat menggunakan data pada tabel 17 menunjukkan nilai 0,08264 ppm untuk ekstrak methanol dan 0,02983 ppm untuk glukobay. Walaupun hasil IC 50 yang ditunjukkan oleh ekstrak akar N.gracilis lebih besar konsentrasinya dibandingkankan glukobay, ekstrak akar N.gracilis sangat potensial dimanfaatkan sebagai antidiabetes. Kelebihan yang dimiliki oleh ekstrak methanol akar N.gracilis yang telah dibuktikan dalam penelitian ini kemampuan sebagai antibakteri bakteri gram positif dan negative sekaligus kemampuan sebagai antidiabetes. Hasil analisis antidiabetes dari ekstrak methanol akar N.gracilis lebih baik bila dibandingkankan dengan ekstrak tumbuhan lainya yang biasa digunakan dalam pengobatan tradisional. Ekstrak etil asetat daun pandan wangi Pandanus amaryllifolius Roxb. memiliki IC 50 pada konsentrasi 94,23 ppm. Esktrak methanol Syzygium malaccense menghambat α-glukosidase dengan nilai IC50 sebesar 5,7 ppm Jung et al. 2006.

D. Simpulan

Hasil pengujian bioaktivitas N.gracilis yang teridentifikasikan melalui kandungan senyawa fitokimia kualitatif, toksisitas LC 50 1000 ppm, dan daya hambat terhadap bakteri S.aureus dan E.coli dengan konsentrasi di bawah 2000 ppm, mengindikasikan bahwa sebagian besar bagian tumbuhan N.gracilis dapat dipergunakan sebagai bahan alam untuk pengobatan. Bioaktivitas antidiabetes ditunjukkan oleh ekstrak metanol akar N.gracilis dengan nilai IC 50 pada konsentrasi 0,08264 ppm. Hasil pengujian bioaktivitas merupakan media pembuktian pengetahuan masyarakat akan pemanfaatan N.gracilis sebagai bahan obat. Bioaktivitas yang didapat merupakan base data bagi penyusunan strategi bioprospeksi di hutan kerangas Pengujian bioaktivitas N.gracilis merupakan upaya pembuktian nilai manfaat dari biodiversitas. Nilai manfaat ini diharapkan akan berkembang menjadi stimulus untuk sikap dan aksi konservasi para pihak dalam pengelolaan hutan kerangas melalui bioprospeksi lestari N.gracilis. Fraksinasi dan uji lanjutan ekstrak tumbuhan N.gracilis dapat dilakukan untuk meningkatkan bioaktivitas yang akan semakin mendorong terbentuknya stimulus manfaat kuat bagi pemanfaatan lebih lanjut N.gracilis.