Proses fisiologis dalam menghasilkan metabolit sekunder dapat dipicu oleh tekanan atau stress lingkungan Croteau et al. 2000. Hutan kerangas
merupakan komunitas tumbuhan spesifik, hanya beberapa tumbuhan tertentu yang mampu beradaptasi. Kemampuan adaptasi tumbuhan berpotensi
menghasilkan senyawa metabolit sekunder yang menjadi dasar penggunaan tumbuhan sebagai bahan pengobatan.
Permasalahan yang terjadi adalah belum ditemukan atau terbatasnya informasi mengenai penggunaan hutan kerangas sebagai sumber bahan
tumbuhan untuk pengobatan. Keterbatasan tersebut mengakibatkan upaya konservasi berbasiskan nilai manfaat yang berkelanjutan dari jenis-jenis
tumbuhan dari komunitas tumbuhan kerangas secara keseluruhan belum dapat dilakukan.
Hasil penelitian etnobotani tentang penggunaan tumbuhan dari hutan kerangas masih relatif terbatas dan merupakan bagian kecil dari laporan-laporan
penelitian ekologi dengan komunitas tumbuhan maupun penelitian ekologi mengenai satu spesies khusus. Hartini 2007 dalam penelitian ekologi
melaporkan dalam penelitian keragaman tumbuhan di hutan kerangas bahwa terdapat beberapa tumbuhan yang berkhasiat obat. Beberapa tumbuhan dari
hutan kerangas yang dikenal masyarakat untuk pengobatan yang didapat dari penelitian ekologis di antaranya seperti: Jungrahab Baeckea frutescens L
, Kantong semar Nepenthes spp., Tabat Barito Ficus deltoidea, Senduduk
Melastoma malabathricum Penelitian ini berusaha untuk mengidentifikasikan potensi tumbuhan obat di
hutan kerangas melalui pendekatan pengetahuan etnobotani masyarakat lokal. Secara khusus juga diidentifikasikan perkembangan pemanfaatan N.gracilis
maupun potensi biodiversitas tumbuhan lainnya yang berasal dari hutan kerangas. Informasi ini diharapkan dapat menjadi masukan penting sebagai
stimulus untuk aksi konservasi di hutan kerangas.
B. Metode Penelitian 1 Obyek dan Lokasi Penelitian
Obyek penelitian adalah masyarakat yang hidup di dalam dan sekitar hutan kerangas. Lokasi pengumpulan data adalah di desa Guntung Ujung yang secara
administratif terletak di Kecamatan Gambut Kabupaten Banjar Kalimantan Selatan. Lokasi referensi adalah hutan kerangas Pasir putih-Lenggana
Kabupaten Kotawaringin Timur, Arboretum Nyaru Menteng Palangkaraya
Kalimantan Tengah, dan Tanjung-Muara Kelanis Kalimantan Selatan- Kalimantan Tengah.
2 Prosedur Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data tentang penggunaan tumbuhan dari hutan kerangas sebagai bahan pengobatan dan pemanfaatan lainnya melalui metode
wawancara semi terstruktur terhadap masyarakat lokal di lapangan Rahayu et al
. 2008. Responden yang dipilih untuk studi etnobotani ini sebanyak 20 orang. Responden yang dipilih adalah penduduk lokal dengan umur di atas 15 tahun
dan memiliki pengetahuan tentang pengobatan dari hutan kerangas.
P
enelurusan literatur dilakukan untuk melengkapi data potensi penggunaan tumbuhan dari hutan kerangas.
3 Analisis Data
Analisis data dilakukan secara deskriptif dengan mempresentasikan hasil data dan informasi yang dikumpulkan tentang potensi tumbuhan obat dan
penggunaan lainnya dari tumbuhan hutan kerangas. C. Hasil dan Pembahasan
1 Potensi Tumbuhan Obat dari Hutan Kerangas
Berdasarkan hasil studi etnobotany dari masyarakat di dalam dan sekitar hutan kerangas yang dilengkapi dengan hasil tinjauan literatur, beberapa potensi
tumbuhan obat dari hutan kerangas diuraikan dalam Tabel 6.1. Tabel 6.1 Daftar jenis tumbuhan yang berpotensi sebagai bahan
pengobatan dari hutan kerangas
No Nama Jenis Penggunaan untuk pengobatan
Bagian yg digunakan
1 Agatis Agathis borneensis
Malaria daun
2 Akasia Acacia mangium
berpotensi tetapi belum tereksplorasi belum tereksplorasi 3
Alaban Vitex pubescens obat sakit perut, demam, hypertensi,
malaria daun dan kulit kayu
4 Alang-alang Imperata cylindrical
batu ginjal, hypertensi, panas dalam akar
5 Alau Dacrydium beccarii
kencing batuginjal akar dan daun, buahnya
dimakan 6
Anggrek tanah Dipodium poludosum melancarkan peredaran darah
batang dan akar 7
Bakah kuning Arcangelisia flava kencing manis, kencing batu,
sariawan, lever batang dan akar
8 Bati-bati Adina minutiflora
Sakit perut daun
9 Belangiran Shorea belangeran
malaria, diabetes, diare, pewarna Kulit batang
10 Bungur Lagerstromia speciosa antidiabetes
daun 11 Galam Melaleuca cajuputi
obat sakit perut, luka, penahan sakit daun dan buah
12 Gelagah Phragmites karka darah tinggi hypertensi
akar 13 Gumisi Syzigium tetrapterum
berpotensi obat tapi belum tereksplorasi
belum tereksplorasi 14 Jangang Gleichenia linearis
diare, sakit kepala dan luka semua bagian tumbuhan
Tabel 6.1 Daftar jenis tumbuhan yang berpotensi sebagai bahan pengobatan dari hutan kerangas lanjutan
No Nama Lokal Penggunaan untuk pengobatan
Bagian yang digunakan
15 Jambuan Syzygium sp. obat sakit perut, batuk
daun dan kulit 16 Kapur naga Callophylum lowii
pengurang rasa sakit, korengan kulit, daun
17 Kramuntingkodok Melastoma malabathricum obat sakit perut, luka, cegah ubanan,
berak darah, sakit pinggang daun, kulit batang
18 Kramunting buah Rhodomyrtus tomentosa obat sakit perut, luka
daun, buahnya dimakan 19 Kariwaya Ficus sp.
disentri, diare,demam, obat luka akar, daun
20 Kelalakai Stenochlaena palustris penambah darah, demam
daun, batang 21 Kerinyu Eupatorium palescens
obat luka, bisul, kurap daun
22 Ketapi hutan Sandoricum beccarianum ambien
buah dan kayu 23 Kujajing Pterospernum javanicum
gatalan dan disentri daun dan kulit
24 Kantong semar Nepenthes spp. batuk, asma, tetes mata, diabetes,
diare, pinggang, kebugaran, daun, batang, akar, air
dlm kantung 25 Mali-mali Leea indica
Luka, sakit kepala Daun, kulit
26 Mahang Macaranga costulata sariawan, tetes mata
getah batang 27 Manggis hutan Garcinia sp.
malaria, mag, persalinan kulit, daun
28 Mengkudu hutan Morinda sp. obat batuk
batang dan daun 29 Merapat Combretocarpus rotundatus
berpotensi obat tapi belum tereksplorasi
belum tereksplorasi 30 Mesisin Ficus delteodea
mag, jamu wanita, diabetes daun, batang
31 NipaIrat Cratoxylon arborescens demam, batuk, sakit perut, diare,
luka, pewarna pakaian daun, kulit
32 Palawan Tristaniopsis obovata obat sakit perut, lever, mag, penguat
stamina daun, kulit, akar dan air
dari batang 33 Pandan Rasau Pandanus atrocarpus
Berpotensi tetapi belum tereksplorasi belum tereksplorasi 34 Pulantan Alstonia pneumatophora
disentri dan diare, maag, dan sakit perut, malaria
daun dan kulit 35 Rambuhatap Baeckea frutescens
sakit perut, analgesik, campuran bedak jerawat
daun 36 Rukam Flacourtia rukam
diare dan disentri buah mudanya untuk obat
37 Simpur Dilenia eximia obat mata, luka
daun, buah muda 38 Suling naga Dianella nemerosa
panas dalam, persalinan, bisulan, diare, bedak jerawat
semua bagian tumbuhan 39 Uwar Syzygium sp.
sakit perut kulit batang, daun
Tabel 6.1 merupakan hasil pengolahan data yang didapat dari 4 lokasi penelitian 1 lokasi utama dan 3 lokasi referensi. Terdapat 39 jenis tumbuhan
dari hutan kerangas yang teridentifikasi di lokasi penelitian, 35 diantaranya telah digunakan sebagai bahan pengobatan oleh masyarakat. Berdasarkan tinjauan
literatur dan hasil analisis laboratorium, 4 jenis tumbuhan yang masih belum tereksplorasi melalui pengetahuan masyarakat lokal memiliki bioaktivitas sebagai
bahan pengobatan Tabel 6.2.
Tabel 6.2 Bioaktivitas beberapa jenis tumbuhan dari hutan kerangas
Nama Jenis Bioaktivitas
Keterangan
Merapat Combretocarpus rotundatus
Antioksidan dan antibakteri Hasil analisis laboratorium
Akasia Acacia mangium Antibakteri
Hasil analisis laboratorium Pandan Pandanus
atrocarpus Antibakteri
Hasil analisis laboratorium Gumisi Syzygium
tetrapterum Analogi terhadap spesies lain
dari genus sama dan memiliki bioaktivitas tertentu
Referensi literatur dan hasil survey etnobotany terhadap
genus yang sama
Ekstrak methanol daun merapat C.rotundatus berdasarkan analisis invitro
yang dilakukan memiliki kapasitas antioksidan terhadap 1,1-diphenyl-2- picrylhydrazyl DPPH dengan nilai IC50 sebesar. Ekstrak methanol daun
merapat juga memiliki kapasitas antibakteri. Pemberian ekstrak methanol daun merapat pada konsentrasi 62,5 ppm memiliki daya hambat minimal MIC
terhadap bakteri S.aureus dan MIC terhadap E.coli pada konsentrasi 250 ppm. Ekstrak methanol daun akasia A.mangium memiliki kapasitas antibakteri.
Pemberian ekstrak methanol kulit akasia mempunyai nilai MIC terhadap bakteri S.aureus
pada konsentrasi 1000 ppm dan MIC terhadap E.coli pada konsentrasi 500 ppm. Mihara et al. 2005 menemukan bahwa ekstrak dari batang kayu
akasia memiliki kapasitas antioksidan. Tumbuhan bawah pandan rasau P.atrocarpus secara in vitro juga memiliki kapasitas antibakteri. Pemberian
ekstrak methanol daun pandan rasau pada konsentrasi 2000 ppm menunjukkan daya hambat terhadap jenis bakteri E.coli dan MIC bakteri S.aureus pada
konsentrasi 500 ppm. Gumisi S.tetrapterum apabila dianalogikan dengan jenis Syzigium
spp. lainnya diduga memiliki potensi bioaktivitas. Nahar et al. 2005 telah mendapatkan kapasitas antidiabetes dari jenis Syzygium cumini.
Penelitian lainnya juga mendukung khasiat dari beberapa jenis tumbuhan hutan kerangas. Cratoxylon arborescens dan Dianella nemerosa digunakan
masyarakat untuk pengobatan Uji 2003; Rahayu et al. 2007. Chew YL. 2011 juga mengungkapkan bahwa Acacia auriculiformis mempunyai potensi antibakteri
dan antioksidan. Tinjauan referensi ini memperkaya khasanah pengetahuan potensi pengobatan dari hutan kerangas.
Beberapa penjelasan yang telah dikemukakan merupakan pembuktian bagaimana hutan kerangas dapat menghasilkan potensi tumbuhan obat. Secara
umum bioaktivitas yang didapat dari tumbuhan merupakan dampak dari faktor internal tumbuhan dan faktor eksternal dari habitat kerangas yang kandungan
hara tanahnya sangat terbatas.
2 Perkembangan pemanfaatan N.gracilis dan potensi biodiversitas tumbuhan lainnya di hutan kerangas
Berdasarkan hasil studi etnobotani yang dilakukan, perkembangan pemanfaatan N. gracilis di lokasi penelitian utama dan referensi ditampilkan
dalam Tabel 6.3. Tabel 6.3 Perkembangan pemanfaatan N.gracilis
Lokasi Nama Lokal
Keterangan Penggunaan Terkini
Desa Guntung Ujung
Kab.Banjar Kalsel
Lokasi utama Ontong-ontong
Kampil warik Cairan dari kantong tertutup masih digunakan hingga
sekarang oleh sebagian kecil masyarakat untuk pengobatan batuk dan tetes mata.
Sebagian kecil dari penduduk masih menggunakan cairan kantong tertutup sebagai campuran untuk
pengobatan batu ginjal. Sebagai bahan antaran dan hiasan pengantin sudah ditinggalkan
Kantongnya digunakan untuk memasak nasi tapi sudah mulai ditinggalkan
Tumbuhan hias berlangsung sementara Tanjung-Pasar
Panas-Muara Kelanis
Kalsel-Kalteng Lanjung datu
Hambinan warik Gintuwung
Sebagian anggota masyarakat masih menggunakan akar N.gracilis untuk pengobatan diabetes.
Sebagian anggota masyarakat masih menggunakan tumbuhan N.gracilis untuk pengobatan sakit pinggang
Cairannya yang tertutup digunakan untuk asma Tempat memasak nasi insidentil
Nyaru Menteng Kota
Palangkaraya Kalteng
Kantong Bakei Kusak kameluh
Akar N.gracilis direbus untuk kebugaran badan dan sakit urat tulang supaya berigas biti an hapan
tatamba pehe uhat kahang , obat awet muda
kantongnya untuk memasak nasiketan insidentil Tumbuhan hias berlangsung sementara
Pasir putih- Lenggana
Kab.Kotim Kalteng
Telep umang Tebiku
Cairan dalam kantongnya sebagai bahan obat sakit perut pehe kena-i
Akar N.gracilis dan batang dibakar dulu, kemudian direbus dan digunakan untuk penyakit beri-beri
Kantongnya digunakan untuk memasak nasi atau ketan berlangsung insidentil
Pemanfaatan N.gracilis sebagai bahan pengobatan secara umum lebih banyak dikuasai oleh masyarakat yang berada di lokasi penelitian referensi.
Relatif terbatas penduduk yang mengetahui potensi N.gracilis sebagai bahan pengobatan di lokasi utama. Nilai sosial dan nilai religius juga lebih
teridentifikasikan oleh masyarakat yang berada di lokasi penelitian referensi dibandingkan lokasi penelitian utama. Pemanfaatan N.gracilis sebagai tempat
menanak nasi lontong hampir dikuasai oleh sebagian besar masyarakat baik di lokasi penelitian utama maupun referensi.