Hoyt Burgess Pola keruangan kota dan lokasi pusat kegiatan

Konsep Wilayah dan Pusat Pertumbuhan 89 2. Kota Kota adalah tempat pemukiman penduduk yang memiliki keragaman kegiatan ekonomi. Misalnya, pedagang, industri, pegawai negeri, dan jasa. Kota mempunyai peranan yang lebih besar karena di samping sebagai tempat pemukiman tempat tinggal penduduk, juga sebagai pusat penumpukan modal, pusat kegiatan pemasaran dan perdagangan, pusat perindustrian, pusat kegiatan sosial budaya kesenian, pendidikan, dan fasilitas-fasilitas masyarakat lebih lengkap, misalnya kesehatan, lembaga sosial, kegiatan politik, dan administrasi pemerintah. Secara fisik, kehidupan kota mempunyai ciri, di antaranya adanya pelapisan sosial ekonomi tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, jenis pekerjaan dan toleransi antarwarga kurang, selain itu masyarakat kota mudah menyesuaikan diri dengan perubahan sosial karena pengaruh keterbukaan dari daerah luar. Masyarakat kota bersifat individual, sistem pembagian kerja sangat jelas, yaitu sesuai dengan keterampilan dan keahlian masing-masing serta sangat menghargai waktu. Cara berpikir warga kota lebih rasional, bersifat ekonomis, lebih mengenal hukum negara, sedangkan pelaksanaan upacara adat hanya berlaku di lingkungan terbatas. Beberapa analisis pola keruangan di wilayah perkotaan.

a. Hoyt

Model pola keruangan menurut Hoyt sebagai berikut. 1 Terdapat kelompok wealthy people penduduk sejahtera. 2 Wealthy people adalah penduduk yang memiliki mobil pribadi atau akses kendaraan umum. 3 Lahan mempunyai daya tarik yang sama. Gambar 4.4 Pola keruangan wilayah kota menurut Hoyt Keterangan: 1. Kawasan pusat bisnis 2. Kawasan pabrik 3. Kawasan pemukiman kelas rendah 4. Kawasan pemukiman kelas menengah 5. Kawasan pemukiman kelas tinggi 90 Nuansa Geografi SMAMA Kelas XII

b. Burgess

Pola keruangan wilayah kota menurut Burgess diperkenalkan pada tahun 1924. Dasar pembagian pola keruangan kota menurut Burgess: 1 kota berada di daerah datar, 2 tiap lokasi memiliki sistem transportasi yang bagus dan murah, 3 nilai lahan yang berada di pusat kota harganya tinggi semakin ke arah luar kota harganya semakin rendah, 4 bangunan tua terdapat di pusat kota atau dekat kota, 5 kota mempunyai latar belakang etnis yang bervariasi dan kelas sosial ekonomi yang bervariasi pula. Pola keruangan kota di Indonesia

a. Pola keruangan kota dan lokasi pusat kegiatan

Penduduk kota umumnya tinggal di dalam atau di sekeliling pusat kegiatan ekonomi, pemerintahan, kesenian, dan ilmu pengetahuan. Kehidupan sosial ekonominya bergantung pada sistem mata pencaharian yang bergerak di bidang industri barang dan jasa, perdagangan, pegawai negeri, TNI dan Polri, serta pensiunan. Pekerjaan masyarakat kota pada umumnya di ruang tertutup, sesuai keahlian, dan mempunyai pembagian kerja yang jelas. Di kota-kota besar banyak terdapat industri obat-obatan, alat-alat kendaraan bermotor, tekstil, barang jadi, dan bahan-bahan kimia. Beberapa fasilitas penduduk kota, di antaranya: 1 pemukiman; 2 fasilitas pendidikan; 3 pertokoan, pasar, bank, pusat jasa, kantor pos, dan lain-lain; 4 gedung perkantoran; 5 tempat rekreasi; 6 rumah sakit; 7 tempat ibadah; Gambar 4.5 Pola keruangan wilayah kota menurut Burgess Keterangan: 1. CBD Central Business District atau kawasan pusat bisnis 2. Kawasan pabrik 3. Kawasan pemukiman kelas rendah 4. Kawasan pemukiman kelas menengah 5. Kawasan pemukiman kelas tinggi Konsep Wilayah dan Pusat Pertumbuhan 91 8 saluran air dan tempat pembuangan sampah; 9 lalu lintas, bandara, stasiun, dan pelabuhan. Apa Kota Terencana itu? Kebanyakan kota di dunia berkembang lambat selama puluhan atau ratusan tahun, tanpa rencana induk sebagai patokan pertumbuhannya. Tetapi ada kota yang dibangun dengan perencanaan cermat. Dalam pemukiman yang dikenal sebagai kota terencana, setiap segi hidup perkotaan diperhitungkan dalam suatu rancangan menyeluruh sebelum gedung pertama dibangun. Berbeda dengan tata letak banyak kota tak terencana yang mirip kisi-kisi panggangan, kota terencana lazimnya menampilkan rencana jalan berpola radial, dengan jalan-jalan raya lebar yang memusat ke taman-taman luas. Contohnya ibu kota Australia, Canberra, rancangan tahun 1911. Kota yang sudah ada pun dapat memanfaatkan pelajaran dari perencanaan sebuah kota masa depan. London, misalnya, menggunakan sebuah rencana untuk perluasan terkendali selama tahun 1930-an dan 1940-an yang mencadangkan “jalur hijau” selebar 16 kilometer untuk pertamanan di sekeliling metropolis. Sekalipun ibu kota Inggris itu berpenduduk 9,1 juta jiwa pada tahun 1991, kepadatan penduduknya hanya 4.027 jiwa per kilometer persegi 4 persennya Hong Kong. Sumber: Hamparan Dunia Ilmu: Seri Bumi dan Permukaannya

b. Sistem pengangkutan dan perhubungan