Pola Keruangan Desa dan Kota
69 c. Teori potensi penduduk
Potensi penduduk pada dasarnya menunjukkan kekuatan potensi aliran untuk tiap- tiap tempat, artinya berapa besar kemungkinan penduduk suatu wilayah untuk
mengadakan migrasi dan berinteraksi dengan wilayah-wilayah lain di sekitarnya. Nilai potensi penduduk suatu wilayah digambarkan dengan isoplet yaitu garis-garis khayal
pada peta yang menghubungkan tempat-tempat yang memiliki nilai potensi penduduk yang sama. Peta potensi penduduk bermanfaat dalam perencanaan pembangunan suatu
wilayah.
d. Teori grafik
Faktor yang mendukung kekuatan interaksi antarwilayah di antaranya adalah transportasi. Kualitas sarana dan prasarana transportasi sangat memperlancar mobilitas
barang dan jasa dari suatu tempat ke tempat lain. Suatu wilayah dengan wilayah lain dihubungkan oleh jalur-jalur transportasi sehingga membentuk pola-pola jaringan
tertentu dalam ruang di muka bumi spatial network system.
K.J. Kansky merumuskan, untuk mengetahui kekuatan interaksi antarwilayah
dilihat dari jaringan jalan dengan rumus indeks konektivitas.
e =
E Q
E
: indeks konektivitas
e :
jumlah jaringan jalan yang menghubungkan kota-kota tersebut
Q
: jumlah kota dalam suatu wilayah
Contoh:
Kekuatan interaksi wilayah dapat dilihat pada gambar di bawah ini. A
B
A
e 3
= =
= 1 3
E Q
B
e 3
= =
= 0, 75 4
E Q
Wilayah A memiliki kekuatan interaksi lebih tinggi dibandingkan wilayah B.
3. Zona interaksi desa dan kota
Wilayah kota yang berinteraksi dengan wilayah pedesaan, kekuatannya tergantung pada jarak ke pusat kota. Makin jauh dari kota makin lemah interaksinya. Wilayah-wilayah
interaksi tersebut membentuk lingkaran-lingkaran yang dimulai dari pusat kota sampai ke wilayah pedesaan. Menurut Bintarto, wilayah-wilayah zona interaksi adalah sebagai
berikut.
70
Nuansa Geografi SMAMA Kelas XII
a. City adalah sebagai pusat kota. b. Suburban subdaerah perkotaan, yaitu suatu wilayah yang lokasinya dekat dengan
pusat kota, dan merupakan tempat tinggal para penglaju. Penglaju adalah penduduk yang melakukan mobilitas harian tanpa menginap di kota.
c. Suburban fringe jalur tepi subdaerah perkotaan, yaitu suatu wilayah yang melingkari suburban
dan merupakan peralihan antara desa dan kota. d. Urban fringe jalur tepi daerah perkotaan paling luar, yaitu suatu wilayah batas luar
kota yang mempunyai sifat-sifat mirip kota kecuali pusat kota. e. Rural urban fringe jalur batas desa – kota, yaitu suatu wilayah yang terletak antara
desa dan kota yang ditandai dengan penggunaan lahan campuran antara sektor pertanian dan nonpertanian.
f. Rural, yaitu daerah pedesaan.
Keterangan:
1. City 2. Suburban
3. Suburban fringe 4. Urban fringe
5. Rural urban fringe 6. Rural
4. Pengaruh interaksi desa dan kota
Wujud interaksi desa dan kota dalam kehidupan sehari-hari. a. Pergerakan barang dari desa ke kota atau sebaliknya.
b. Pergerakan gagasan dan informasi dari kota ke desa. c. Adanya komunikasi penduduk antara kedua wilayah tersebut.
d. Pergerakan manusia dalam bentuk rekreasi, urbanisasi, dan mobilitas penduduk.
Pengaruh positif yang timbul dari interaksi desa – kota adalah sebagai berikut. a. Tingkat pengetahuan penduduk meningkat karena telah didirikannya sekolah dasar
hingga sekolah menengah di pedesaan. b. Lancarnya transportasi desa – kota dapat meningkatkan komunikasi dan pengiriman
barang dari desa ke kota atau sebaliknya. c. Masuknya teknologi tepat guna ke pedesaan di bidang pertanian dan peternakan dapat
meningkatkan aneka produksi sehingga pendapatan masyarakat desa meningkat pula. d. Masuknya para ahli ke pedesaan bermanfaat dalam menciptakan berbagai peluang
yang berinteraksi ekonomi. e. Bantuan dari pemerintah dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas di bidang
wiraswasta.
Gambar 3.22 Zona-zona interaksi
desa dan kota
1 2 3 4 5 6
Pola Keruangan Desa dan Kota
71
f. Pengetahuan masalah kependudukan khususnya NKKBS Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera sudah tersebar ke desa-desa.
g. Berkembangnya organisasi sosial dan koperasi desa guna meningkatkan pertumbuhan ekonomi desa.
Selain pengaruh positif di atas, interaksi desa – kota dapat menimbulkan pengaruh negatif. a. Berkurangnya tenaga kerja produktif di desa karena penduduk desa berusia muda
bekerja di kota. b. Menyempitnya lahan pertanian, hilangnya kawasan hijau, dan berubahnya lahan desa.
c. Penetrasi kebudayaan kota ke desa yang kurang sesuai dengan budaya atau tradisi desa cenderung mengganggu tata pergaulan dan seni budaya desa.
d. Munculnya berbagai masalah sosial, seperti pengangguran, tunasusila, tunawisma, dan kriminalitas.
e. Munculnya daerah kumuh slum area.
5. Aspek interaksi kota a. Aspek interaksi kota di bidang ekonomi