Kawasan industri dan kawasan berikat

Konsep Wilayah dan Pusat Pertumbuhan 95 Tabel 4.1 Regional Pusat Pertumbuhan dan Wilayahnya Di Indonesia No. Regional Pusat Wilayah Meliputi Daerah-Daerah Pertumbuhan 1. A Medan I Aceh, Sumatra Utara, Pusatnya di Medan II Sumbar, Riau, Kep. Riau, Pusatnya di Pekanbaru 2. B Jakarta III Jambi, Sumatra Selatan, Bengkulu, Bangka-Belitung, Pusatnya di Palembang IV Lampung, Jakarta, Jabar, Jateng, Banten, DI Yogyakarta, Pusatnya di Jakarta V Kalbar, Pusatnya di Pontianak 3. C Surabaya VI Jatim, Bali, Pusatnya di Surabaya VII Kaltim, Kalsel, Kalteng, Pusatnya di Balikpapan dan Samarinda 4. D Ujungpandang VIII NTB, NTT, Sulsel, Sultra, Pusatnya di Makassar IX Sulteng, Sulut, Gorontalo, Pusatnya di Manado X Maluku, Maluku Utara, Papua Irian Jaya, Pusatnya di Sorong Sumber: Bappenas Pembagian tersebut dapat bermanfaat untuk menjamin tercapainya pembangunan yang serasi dan seimbang. Prinsip tersebut juga diterapkan pada skala yang lebih kecil di dalam provinsi-provinsi itu sendiri dengan memperhatikan hubungan yang saling berkaitan antara kabupaten dan kecamatan dalam satuan wilayah administrasi yang lebih kecil.

5. Kawasan industri dan kawasan berikat

Menurut Keputusan Presiden Nomor 53 Tahun 1989, yang disebut kawasan industri adalah kawasan tempat kegiatan pengolahan yang dilengkapi dengan prasarana, sarana, dan fasilitas penunjang lainnya yang disediakan dan dikelola oleh suatu perusahaan kawasan industri. Tujuan pembangunan kawasan industri adalah untuk mempercepat pertumbuhan industri dan untuk mempermudah kegiatan industri. Di kawasan industri tersedia fasilitas tenaga listrik, air, komunikasi, pemadam kebakaran, dan fasilitas kebutuhan konsumsi. Kawasan industri yang telah beroperasi penuh terdapat di DKI Jakarta, Cilegon, Cilacap, Surabaya, dan Makassar. Terdapat 89 kawasan industri yang belum beroperasi penuh di Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Tengah Palu, Riau Batam, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara Bitung, Sumatra Barat, Kalimantan Timur, dan Lampung. 96 Nuansa Geografi SMAMA Kelas XII Berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 33 Tahun 1990, untuk memberi izin pembebasan tanah bagi setiap perusahaan di kawasan industri, dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut. a. Tidak dilakukan di atas lahan yang mempunyai fungsi utama untuk melindungi sumber daya alam dan warisan budaya. b. Tidak mengurangi areal lahan pertanian. c. Sesuai dengan perencanaan tata ruang wilayah yang ditetapkan oleh pemerintah daerah setempat. Adapun kawasan berikat adalah tempat penyimpanan, penimbunan, dan pengolahan barang-barang yang berasal dari dalam dan luar negeri. Contoh kawasan berikat terluas di Indonesia adalah Cilincing Jakarta dan Tanjung Emas Export Processing Zone TEPZ di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang. Tugas 1. Bagaimanakah perkembangan desakota tempat tinggal Anda berdasarkan sejarahnya? 2. Berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 33 Tahun 1990 tentang pemberian izin pembebasan tanah bagi setiap perusakan kawasan industri, bagaimanakah pendapat Anda tentang lahan pertanian yang banyak dialihfungsikan menjadi lahan industri? C Identifikasi Pusat-Pusat Pertumbuhan Menurut teori heterogenitis, segala sesuatu di muka bumi serba lain. Maksudnya hal yang terjadi di suatu tempat belum tentu terjadi di tempat lain. Demikian juga dengan pertumbuhan wilayah, tidak akan tumbuh bersama-sama. Maksudnya ada suatu wilayah yang berkembang pesat dan maju lebih cepat dari yang lain. Wilayah inilah yang dikatakan sebagai pusat pertumbuhan. Konsep dasar pusat pertumbuhan Teori pusat pertumbuhan atau pusat pelayanan central place theory dikemukakan oleh Walter Christaller, seorang ahli geografi dari Jerman. Dalam teorinya diungkapkan jika: 1. kondisi fisik suatu wilayah dan tingkat kesuburan tanah seragam, 2. tingkat hidup penduduknya seragam. Maka akan tumbuh pusat pelayanan pusat pertumbuhan yang berjarak sama. Jika dituangkan dalam pola keruangan, terlihat seperti segi enam heksagon. Konsep Wilayah dan Pusat Pertumbuhan 97 Gambar 4.6 Gambar tingkat pemukiman • Pemukiman tingkat rendah, misalnya desa • Pemukiman tingkat menengah, misalnya kecamatan 1 2 3 4 5 4 3 2 1 6 Fasilitas pelayanan di wilayah kecamatan lebih lengkap. Wilayah kecamatan merupakan pusat pertumbuhan bagi wilayah sekitarnya 1, 2, 3, 4, 5, 6. Agar dapat bertahan, setiap pusat pelayanan pusat pertumbuhan harus mempunyai jumlah penduduk minimum threshold population, jika penduduk kurang, pusat pelayanan pusat pertumbuhan tidak akan berkembang atau tumbuh. Teori lain mengenai pusat pelayanan pusat pertumbuhan dikemukakan oleh Faden seorang pakar ekonomi, disebut teori kutub. Di dalam teorinya, Faden mengkritik teori dari Christaller karena dianggap bersifat statis dan kaku. Teori Faden mengemukakan bahwa wilayah tidak dibatasi oleh garis lurus tetapi garis lengkung. Dalam kerangka pendekatan wilayah, Indonesia dibagi menjadi beberapa wilayah pembangunan yang setiap wilayahnya mempunyai sebuah kota yang menjadi pusat pertumbuhan central place yang disebut kutub pertumbuhan growth pole. Hubungan antarwilayah umumnya dalam bentuk sosial budaya serta perekonomian, misalnya perdagangan, keuangan, produksi, dan jasa. Pembagian ini bisa berubah sesuai dengan perkembangan wilayah-wilayah tersebut. Pembagian ini dimaksudkan untuk mengatasi ketimpangan pembangunan yang didasarkan pada kenyataan bahwa provinsi tertentu mempunyai kegiatan yang berhubungan erat dengan provinsi lain. Namun kenyataannya sering terjadi ketimpangan. Misalnya, Pulau Jawa padat penduduknya, namun miskin sumber daya alam. Sementara Indonesia bagian timur penduduknya sedikit padahal kaya akan sumber daya alam. Akibat dari jumlah penduduk yang sedikit, maka kegiatan ekonomi tidak maju, hal ini mengesankan pulau-pulau Indonesia bagian timur merupakan ‘daerah belakang’ hinterland dari Pulau Jawa. Beberapa faktor yang memengaruhi timbulnya pusat pertumbuhan. 1. Faktor alam, pegunungan, dataran tinggi, dataran rendah, cuaca, iklim, dan kesuburan tanah. 2. Faktor lalu lintas, jenis transportasi, kondisi jalan, serta fasilitas lalu lintas. 3. Faktor sosial, pendidikan, pendapatan, dan kesehatan. 4. Faktor ekonomi, perbedaan kebutuhan antara daerah satu dengan daerah yang lain. 5. Faktor industri, kebutuhan tenaga kerja, dan tempat tinggal. 98 Nuansa Geografi SMAMA Kelas XII Sumber: Daldjoeni, 1992 Gambar 4.7 Gambar peta wilayah pusat pembangunan di Indonesia = wilayah pembangunan utama = wilayah pembangunan tambahan Tugas 1. Amatilah daerah disekitar tempat tinggal Anda, faktor apa saja yang memengaruhi timbulnya pusat pertumbuhan? 2. Mengapa daerah di pulau Indonesia bagian timur pusat pertumbuhannya lebih lambat dari daerah di Pulau Jawa? D Menentukan Batas Wilayah Pertumbuhan

1. Wilayah pusat pembangunan secara geografis