Teori gravitasi Teori gravitasi dikemukakan oleh Sir Isaac Newton 1687 dalam hukum fisik Teori Teori titik henti

Pola Keruangan Desa dan Kota 67 2. Teori-teori interaksi a. Teori gravitasi Teori gravitasi dikemukakan oleh Sir Isaac Newton 1687 dalam hukum fisika. Teori gravitasi berkaitan dengan hukum gaya tarik menarik antara dua buah benda. Kekuatan tarik-menarik besarnya berbanding lurus dengan hasil kali kedua massa benda dan berbanding terbalik dengan kuadrat jaraknya. Rumusnya: G = g. 1 2 2 m .m d G : besarnya gravitasi antara dua buah benda g : konstanta besarnya 6.167 x 10 -8 cm 3 gram detik 2 m 1 : massa benda 1 m 2 : massa benda 2 d 2 : jarak di antara kedua massa Hukum Newton diterapkan oleh W.J. Reilly 1929 untuk menghitung kekuatan interaksi antara dua wilayah dengan memperhitungkan jumlah penduduk tiap-tiap wilayah dan jarak antarkedua wilayah tersebut. Rumusnya: I AB = A B 2 P .P k dAB I AB = kekuatan interaksi antara wilayah A dan B k = konstanta besarnya 1 P A = jumlah penduduk wilayah A P B = jumlah penduduk wilayah B dAB = jarak mutlak yang menghubungkan wilayah A – B Contoh: Misal ada tiga kota P, Q, R, jumlah penduduk P = 30.000 orang, kota Q = 10.000 orang, kota R = 20.000 orang. Jarak P ke Q adalah 100 km, jarak dari Q ke R adalah 50 km. Hitunglah besarnya kekuatan interaksi dari ketiga kota tersebut Jawab: a. Interaksi antara kota P dan Q 1 2 2 2 P P 20.000 x 10.000 200.000.000 I = = = = 80.000 2.500 d 50 b. Interaksi antara kota Q dan R 1 2 2 2 P P 20.000 x 10.000 200.000.000 I = = = = 80.000 2.500 d 50 Besarnya perbandingan interaksi antara kota P dan Q dengan Q dan R adalah 30.000 : 80.000. Kesimpulan: kekuatan interaksi Q – R lebih besar dari P – Q. 68 Nuansa Geografi SMAMA Kelas XII Rumus Reilly dapat diterapkan jika: 1 kondisi penduduktingkat ekonomi tiap-tiap wilayah relatif sama, 2 kondisi alamrelief kedua wilayah relief sama, 3 keadaan sarana dan prasarana transportasi kedua wilayah relatif sama.

b. Teori titik henti

Teori ini dimanfaatkan untuk memperkirakan lokasi garis batas yang memisahkan wilayah-wilayah perdagangan dari dua buah kota yang berbeda ukurannya. Dengan teori ini, dapat diperkirakan penempatan lokasi industri atau pelayanan-pelayanan sosial antara dua wilayah sehingga dapat dijangkau oleh penduduk kedua daerah tersebut. Rumusnya: D AB = d B K AB P 1 + P D AB = jarak lokasi titik henti d AB= jarak antara kota A dan B P B = jumlah penduduk kota yang lebih besar P K = jumlah penduduk kota yang lebih kecil Contoh: Ada tiga kota P, Q, R, penduduk P sebesar 30.000 orang, penduduk Q sebesar 10.000 orang, penduduk R sebesar 20.000 orang. Jarak P – Q adalah 100 km, jarak Q – R adalah 50 km. Tentukan lokasi titik henti antara P dan Q serta Q dan R Jawab: a. Lokasi titik henti antara P dan Q D PQ = d B K PQ 100 100 100 = = = = 36, 63 km. 1 + 1, 73 P 30.000 1 + 3 1 + 1 + 10.000 P Jadi jarak titik henti antara P dan Q adalah 36,63 km diukur dari kota Q yang penduduknya lebih kecil. b. Lokasi titik henti antara Q dan R D QR = d B K QR 50 50 50 = = = = 20, 75 km. 1 + 1, 41 P 20.000 1 + 2 1 + 1 + 10.000 P Jadi, lokasi titik henti antara Q dan R adalah 20,75 km diukur dari kota Q yang penduduknya lebih kecil. Pola Keruangan Desa dan Kota 69 c. Teori potensi penduduk Potensi penduduk pada dasarnya menunjukkan kekuatan potensi aliran untuk tiap- tiap tempat, artinya berapa besar kemungkinan penduduk suatu wilayah untuk mengadakan migrasi dan berinteraksi dengan wilayah-wilayah lain di sekitarnya. Nilai potensi penduduk suatu wilayah digambarkan dengan isoplet yaitu garis-garis khayal pada peta yang menghubungkan tempat-tempat yang memiliki nilai potensi penduduk yang sama. Peta potensi penduduk bermanfaat dalam perencanaan pembangunan suatu wilayah.

d. Teori grafik