Lembaga sosial desa Aparatur dan pamong desa Desa tradisional Desa swadaya Desa swakarya Desa swasembada

46 Nuansa Geografi SMAMA Kelas XII

d. Flora dan fauna

Potensi flora di desa adalah masih banyak tersedianya tanaman bahan makanan pokok, seperti padi, jagung, dan ketela pohon. Adapun potensi fauna berupa hewan ternak, antara lain ternak besar, ternak kecil, dan unggas. Kegiatan peternakan menghasilkan daging, telur, dan susu. Hasil pertanian dan peternakan dapat menarik penduduk lain untuk melakukan kegiatan perdagangan dengan membeli barang- barang hasil pertanian dan peternakan. Hal ini tentunya dapat mendorong kemajuan dan perkembangan desa tersebut.

2. Potensi nonfisik a. Masyarakat desa

Penduduk desa merupakan potensi bagi desa itu sendiri. Penduduk desa akan mengolah potensi sumber daya yang dimiliki desanya. Suatu wilayah desa yang mempunyai jumlah penduduk banyak dengan berbagai keterampilan akan memberikan sumbangan bagi pendapatan desa tersebut.

b. Lembaga sosial desa

Lembaga sosial desa, seperti pendidikan, adat, koperasi, dan lembaga lainnya dapat memberikan bantuan dan mendukung kegiatan penduduk desa.

c. Aparatur dan pamong desa

Aparatur yang jujur, disiplin, dan kreatif merupakan motor penggerak pembangunan di desa. Dengan Undang-Undang No. 5 Tahun 1979 akan terwujud penyelenggaraan pemerintah desa yang tertib, berdaya guna, dan berhasil guna dalam mengelola pembangunan. Berdasarkan perkembangan kemampuan masyarakat untuk memanfaatkan potensi- potensi yang dimiliki, desa dapat diklasifikasikan sebagai berikut.

a. Desa tradisional

Tipe desa tradisional terdapat di daerah-daerah pedalaman, kecenderungan penduduk desa tertutup, dan tidak adanya komunikasi karena sistem perhubungan dan sarana pengangkutan belum berkembang. Seluruh kehidupan penduduk sangat bergantung pada alam.

b. Desa swadaya

Tipe desa swadaya ditandai adanya kegiatan penduduknya untuk mencukupi kebutuhan sendiri. Kegiatan penduduk dipengaruhi keadaan alam dan kondisi geografisnya. Desa swadaya biasanya berlokasi di daerah terpencil sehingga jarang berinteraksi dengan penduduk luar, akibatnya perkembangan dari kemajuan desa terhambat.

c. Desa swakarya

Tipe desa swakarya lebih maju dibanding desa swadaya. Desa swakarya ditandai adanya perubahan untuk memanfaatkan dan mengembangkan potensi yang ada di desa sehingga mampu menjual hasilnya ke desa lain setelah memenuhi kebutuhan desanya. Pola Keruangan Desa dan Kota 47 Ciri-ciri desa swakarya adalah berfungsinya lembaga-lembaga desa, aparatur desa, dan munculnya kesadaran warga desa akan pentingnya keterampilan dan pendidikan sehingga menyebabkan beragamnya mata pencaharian penduduk.

d. Desa swasembada

Tipe desa swasembada lebih maju daripada desa swakarya. Penduduknya telah mampu mengolah potensi secara maksimal dengan alat-alat teknis. Ciri lain tipe desa swasembada adalah tersedianya semua keperluan penduduk dan interaksi dengan masyarakat lain tidak mengalami kesulitan karena sistem perhubungan dan pengangkutan sudah maju. Berdasarkan mata pencahariannya, desa dibedakan menjadi tiga sebagai berikut.

a. Desa agraris