Pembelajaran Sistem Persamaan Linear Kerangka Berpikir

cita. Sedangkan Benyamin Bloom mengklasifikasikan hasil belajar yang secara garis besar dibagi menjadi tiga ranah sebagai berikut. a. Ranah kognitif Berkenaan dengan sikap hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek yaitu ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi. b. Ranah afektif Berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek yaitu penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, internalisasi. c. Ranah psikomotoris Berkenaan dengan hasil belajar kemampuan dan kemampuan bertindak. Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah nilai yang dicapai seseorang dengan kemampuan maksimal. Sejalan dengan hal tersebut maka penilaian dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP tidak hanya pada aspek kognitif, melainkan juga aspek afektif dan aspek psikomotor. Namun demikian pada pelaksanaan di SMA untuk aspek psikomotor tidak dilakukan.

L. Pembelajaran Sistem Persamaan Linear

Pada penelitian ini memilih materi pokok Sistem Persamaan Linear karena materi tersebut erat hubungannya dengan penyelesaian masalah kehidupan sehari- hari. Menurut Badan Standar Nasional Pendidikan BNSP : 2006 Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan indikatornya sebagai berikut: 1. Standar Kompetensi Memecahkan masalah yang berkaitan dengan sistem persamaan linear dan pertidaksamaan linear satu variabel. 2. Kompetensi Dasar a. Menyelesaikan sistem persamaan linear dan sistem persamaan campuran linear dan kuadrat dalam dua variabel. b. Merancang model matematika dari masalah yang berkaitan dengan sistem persamaan linear. c. Menyelesaikan model matematika dari masalah yang berkaitan dengan sistem persamaan linear dan penafsirannya. d. Menyelesaikan pertidaksamaan satu variabel yang melibatkan bentuk pecahan aljabar. e. Merancang model matematika dari masalah yang berkaitan dengan pertidaksamaan satu variabel. f. Menyelesaikan model matematika dari masalah yang berkiatan dengan pertidaksamaan satu variabel dan penafsirannya. 3. Indikator a. Menjelaskan arti penyelesaian suatu sistem persamaan b. Menentukan penyelesaian sistem persamaan linear dua variabel c. Memberikan tafsiran geometri dari penyelesaian sistem persamaan linear dua variabel. d. Menentukan penyelesaian sistem persamaan linear tiga variabel. e. Menentukan penyelesaian sistem persamaan linear dan kuadrat dua variabel. f. Menjelaskan karakteristik masalah yang model matematikanya sistem persamaan linear. g. Merumuskan sistem persamaan linear yang merupakan model matematika dari masalah. h. Menentukan penyelesaian dari model matematika. i. Memberikan tafsiran terhadap solusi dari masalah.

M. Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir atau kerangka pemikiran adalah dasar pemikiran dan penelitian yang disintesiskan dari fakta-fakta, observasi dan telaah kepustakaan Riduan, 2004:25. Matematika adalah pelajaran yang ditakuti oleh sebagian besar siswa. Untuk itu guru harus pandai meyajikan pembelajaran agar siswa termotivasi untuk menyenangi matematika dan aktif mengikuti pembelajaran matematika. Jadi guru harus dapat membuat siswa senang terhadap matematika dengan berbagai motivasi, strategi pembelajaran yang sesuai dengan materi, guru harus dapat mengaktifkan siswa dalam pembelajaran, guru harus dapat memberi contoh penggunaan matematika dalam kehidupan sehari-hari, dalam mengajar guru harus sistematis dan terstruktur dan harus ada inovasi dalam pembelajaran, misalnya menggunakan CD pembalajaran sebagai alat bantu dalam proses pembelajaran. Selain itu guru diharapkan dapat mengamati siswa dalam hal keaktifan dan ketrampilan proses dalam pembelajaran. Jika siswa aktif dalam pembelajaran dan ketrampilan dalam mengerjakan soal-soal latihan diasah terus menerus maka diduga keaktifan siswa dan ketrampilan proses siswa dalam pembelajaran dengan strategi MARTIN dapat mempengaruhi hasil belajar, serta hasil belajar siswa yang diajar dengan pembelajaran MARTIN lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang diajar dengan metode ekspositori.

N. Hipotesis