2.1.2 Pembelajaran Matematika
Dimyati Mudjiono 2002: 157, menyebutkan pembelajaran adalah proses yang diselenggarakan oleh guru untuk membelajarkan siswa dalam belajar
bagaimana belajar memperoleh dan memproses pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Dengan demikian pembelajaran bisa diartikan sebagai pendidikan dalam
lingkup persekolahan atau proses sosialisasi individu siswa dengan sekolah, seperti guru, sumber atau fasilitas, dan teman sesama siswa. Menurut Bruner
dalam Anni 2007: 61, pembelajaran harus mampu mendorong peserta didik untuk mempelajari apa yang dimiliki. Siswa belajar melalui keterlibatan aktif
terhadap konsep dan prinsip-prinsip, sedangkan guru mendorong siswa agar memiliki pengalaman dan melaksanakan eksperimen yang memungkinkan siswa
menemukan prinsip-prinsip untuk dirinya sendiri. BSNP 2006: 146, merumuskan lima tujuan umum pembelajaran
matematika adalah: 1 memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkosep dan mengaplikasikan konsep dan algoritma, secara luwes, akurat,
efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah 2 menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi,
menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataanmatematika, 3 memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang
model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh, 4 mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain
untuk memperjelas keadaan atau masalah, 5 memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian,
dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.
2.1.3 Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif menurut Eggen dan Kauchak merupakan sebuah kelompok strategi pengajaran yang melibatkan siswa bekerja secara berkolaborasi
untuk mencapai tujuan bersama Trianto, 2011: 42. Siswa secara rutin bekerja dalam kelompok untuk saling membantu memecahkan masalah-masalah yang
kompleks. Jadi, hakikat sosial dan penggunaan kelompok sejawat menjadi aspek utama dalam pembelajaran kooperatif.
Suherman 2003: 259 mengemukakan cooperative learning atau pembelajaran kooperatif dalam matematika akan dapat membantu para peserta
didik meningkatkan nilai positif peserta didik dalam matematika. Pembelajaran kooperatif mencangkup suatu kelompok kecil peserta didik yang bekerja sebagai
sebuah tim untuk menyelesaikan sebuah masalah, menyelesaikan suatu tugas atau mengerjakan sesuatu untuk mencapai tujuan bersama lainnya. Menurut Suherman
ada beberapa hal yang perlu dipenuhi dalam pembelajaran kooperatif agar lebih menjamin para peserta didik bekerja secara kooperatif. Hal-hal tersebut meliputi:
1 Para peserta didik yang tergabung dalam suatu kelompok harus merasa bahwa
mereka adalah bagian dari sebuah tim dan mempunyai tujuan bersama yang harus dicapai
2 Peserta didik yang tergabung dalam suatu kelompok harus menyadari bahwa
masalah yang mereka hadapi adalah masalah kelompok dan bahwa berhasil
atau tidaknya kelompok itu akan menjadi tanggung jawab bersama oleh seluruh anggota kelompok itu.
3 Untuk mencapai hasil yang maksimum, para peserta didik yang tergabung
dalam kelompok itu harus berbicara satu sama lain dalam mendiskusikan masalah yang dihadapinya.
4 Peserta didik yang tergabung dalam suatu kelompok harus menyadari bahwa
setiap pekerjaan peserta didik mempunyai akibat langsung pada keberhasilan kelompoknya.
Langkah pembelajaran kooperatif Suyatno, 2009: 52, adalah sebagai berikut:
1 Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa.
2 Menyajikan informasi.
3 Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar.
4 Membimbing kelompok belajar dan bekerja.
5 Evaluasi.
6 Memberikan penghargaan.
2.1.4 Model Pembelajaran CIRC