Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

1

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan salah satu hal yang penting bagi kehidupan manusia, karena dengan pendidikan manusia diarahkan untuk mengembangkan potensi dan kemampuan yang dimilikinya untk menghadapi persoalan-persoalan yang dihadapinya. Pendidikan juga dapat menjadikan manusia menjadi berkualitas dan berakhlak mulia. Menurut Undang-Undang No.20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara Depdiknas, 2003. Salah satu bagian dalam pendidikan adalah pembelajaran. Dalam pembelajaran terdapat kemampuan-kemampuan yang harus dikembangkan peserta didik untuk mencapai keberhasilan. Salah satu kemampuan yang harus dikembangkan dalam pembelajaran matematika adalah berpikir kreatif. Menurut Parnes, sebagaimana dikutip oleh Munandar 1999:50, kemampuan berpikir kreatif matematis adalah kemampuan dalam matematika yang meliputi empat kemampuan yaitu kelancaran fluency, keluwesan flexibility, keaslian originality,elaborasielaboration. Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang standar isi telah disebutkan bahwa mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama. Kompetensi tersebut diperlukan agar siswa dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti, dan kompetitif. Menurut Munandar 2009:12, pendidikan hendaknya tertuju pada pengembangan kreativitas peserta didik yang kelak dapat memenuhi kebutuhan pribadi, masyarakat, dan negara. Kemampuan berpikir kreatif dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah model pembelajaran yang digunakan oleh guru. Model pembelajaran dimaksudkan sebagai pola interaksi peserta didik dengan guru di dalam kelas yang menyangkut strategi, pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran yang diterapkan dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di kelas. Kenyataannya dalam pembelajaran di sekolah-sekolah yang dilakukan oleh guru selama ini kurang memberikan variasi dalam proses belajar mengajar seperti menggunakan model-model pembelajaran yang inovatif. Pembelajaran matematika yang selama ini biasanya digunakan oleh guru adalah pembelajaran konvensional. Menurut Djamarah 2010: 97, pembelajaran konvensional adalah pembelajaran yang boleh dikatakan tradisional, karena sejak dulu metode ini telah dipergunakan sebagai alat komunikasi lisan antara guru dengan anak didik dalam proses belajar mengajar. Pembelajaran ini dilakukan dengan guru menjelaskan lisan secara langsung terhadap siswa. Setelah melakukan wawancara dengan guru matematika di SMP Negeri 1 Kuwarasan ternyata terdapat permasalahan bahwa peserta didik masih kesulitan dalam mengerjakan soal yang berbentuk cerita. Untuk itu perlu adanya model pembelajaran yang dapat membantu peserta didik dalam mengatasi kesulitan apabila mengerjakan soal yang berbentuk cerita. Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik dalam mengerjakan soal cerita adalah model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition CIRC. Hal ini sesuai dengan kelebihan model pembelajaran CIRC seperti yang diungkapkan oleh Slavin sebagaimana dikutip oleh Suyatno 2005: 6, yang menyatakan bahwa model pembelajaran CIRC dapat meningkatkan hasil belajar khususnya dalam menyelesaikan soal yang berbentuk uraian. Menurut Suyatno 2009: 68, sintak dalam model pembelajaran CIRC adalah : 1 memebentuk kelompok heterogen 4-5 orang, 2 guru memberikan wacana sesuai dengan materi bahan ajar, 3 siswa bekerja sama saling membacakan, menemukan kata kunci, memberikan tanggapan terhadap wacana kemudian menuliskan dalam lembar kertas, 4 presentasi hasil kelompok, 5 refleksi. Untuk mengembangkan kemampuan berpikir kreatif diperlukan juga pendekatan yang tepat. Salah satu pendekatan yang dapat digunakan dalam mengembangkan kemampuan berpikir kreatif peserta didik adalah pendekatan open-ended. Tujuan dari pendekatan open-ended menurut Nohda sebagaimana dikutip oleh Suherman 2003: 124 ialah membantu mengembangkan kegiatan kreatif dan pola pikir matematika siswa melalui problem solving secara imultan. Menurut Suyatno 2009:62, pendekatan open-ended adalah suatu pendekatan pembelajaran yang menyajikan permasalahan dengan pemecahan berbagai cara flexibility dan solusinya juga bisa beragam multi jawab. Menurut Suherman 2003: 124, pendekatan open-ended menjanjikan suatu kesempatan kepada siswa untuk menginvestigasi berbagai strategi dan cara menyelesaikan masalah yang dapat mengembangkan kemampuan berpikir matematika siswa dan saat yang sama kegiatan-kegiatan kreatif dari setiap siswa terkomunikasikan dalam proses belajar mengajar. Untuk dapat membantu masalah peserta didik dalam menyelesaikan kesulitan dalam mengerjakan soal cerita sekaligus dapat mengembangkan kemampuan berpikir kreatif matematis peserta didik maka penulid menggunakan model pembelajaran CIRC dengan pendekatan open-ended. Dengan model tersebut diharapkan dapat membantu peserta didik dalam memahami soal cerita sekaligus mengembangkan kemampuan berpikir kreatif matematis mereka. Aktivitas peserta didik juga harus diperhatikan dalam proses pembelajaran. Hal ini sesuai dengan pernyataan Sardiman 2001: 95-97, yang menyatakan bahwa di dalam belajar harus ada aktivitas, sebab prinsip belajar adalah berbuat melakukan kegiatan. Dalam model pembelajaran CIRC dengan pendekatan open- ended peserta didik dituntut untuk aktif dalam proses pembelajaran di kelas sehingga aktivitas peserta didik lebih menonjol, tercipta suasana yang nyaman dan senang untuk belajar. Hal tersebut diharapkan mampu untuk membantu peserta didik dalam mengembangkan kemampuan berpikir kreatif matematis mereka. SMP Negeri 1 Kuwarasan merupakan Sekolah yang terletak di jalan Puring Km.6 kecamatan Kuwarasan kabupaten Kebumen. Sekolah ini mempunyai fasilitas yang memadai dan lengkap. Berdasarkan laporan hasil ujian sekolah Ujian Nasional SMPMTS Tahun Pelajaran 20112012, rata-rata nilai ujian matematika adalah 7,28. Dalam hal penguasaan materi matematika, khususnya dalam hal menyelesaikan masalah yang berkaitan bangun datar adalah 37,17 tingkat sekolah, tingkat kabupaten 39,82, tingkat propinsi 29,91, tingkat nasional 31,04. Badan Penelitian dan Pengembangan Pendidikan,2012 Dalam penelitian ini penulis mengambil materi segiempat karena banyak sekali permasalahan sehari-hari yang berkaitan dengan materi tersebut. Selain itu materi ini juga merupakan materi yang cukup abstrak dan sering muncul dalam soal ujian nasional. Model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan pendekatan open-ended diharapkan dapat mengubah pemikiran peserta didik terhadap matematika yang semula menganggapnya sebagai mata pelajaran yang membosankan dan menakutkan menjadi menyenangkan dan mengasyikkan. Dengan sikap yang seperti ini diharapkan peserta didik dapat memahami konsep matematika dan menyelesaikan masalah-masalah yang berhubungan dengan soal cerita. Sehingga menambah daya pikir kreatif melalui pemecahan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “Keefektifan Model Pembelajaran Cooperative Integrated Reading And Composition CIRC dengan Pendekatan Open-Ended terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Materi Segiempat Kelas VII ”

1.2 Rumusan Masalah