Proses Pergeseran Makna Robu mamahpah Dalam Masyarakat

79 “begitu hari minggu tiba, berarti itu kan hari terakhir acara robu mamahpah itu kan..? jadi di hari itu orang penduduk nagori siboras ini mulailah mempersiapkan oleh-oleh yang bisa dibawa oleh tamunya pulang ke tempat asalnya. Oleh-oleh itu dibuat supaya terkesan acara itu sama keluarga yang datang itu. Tamu itu juga mulailah bersiap-siap untuk pulang ke tempat asal mereka. Begitu para tamu itu udah pulang, maka kami pun kembalilah melakukan rutinitas kami sehari-hari sampai acara robu mamahpah ini hadir lagi ditahun berikutnya. wawancara Nopember 2010 Gambaran diatas juga semakin dipertegas oleh J. Girsang lk, 75 Tahun : “setelah acara ini dilewati, hari minggu itu para tamu sudah mulai siap-siap itu mau pulang ke tempat asalnya. Dan keluarga mereka yang ada di Nagori siboras itu juga sibuk dengan mempersiapkan oleh-oleh yang bisa dibawa pulang sama tamunya itu.. dan setelah semua tamu itu sudah pulang, maka penduduk sini juga pulanglah kedalam rutinitas sehari-harinya kan…? Dan setelah acara robu mamahpah tahun berikutnya juga tiba, maka kembali lagi seperti itu..” wawancara Nopember 2010

4.5. Proses Pergeseran Makna Robu mamahpah Dalam Masyarakat

Menurut Bintaro, desa merupakan perwujudan atau kesatuan geografi ,sosial, ekonomi, politik dan kultur yang terdapat ditempat itu suatu daerah, dalam hubungan dan pengaruhnya secara timbal balik dengan daerah lain. Sedangkan menurut Paul H. Landis desa adalah pendudunya kurang dari 2.500 jiwa. Dengan ciri ciri sebagai berikut : a mempunyai pergaulan hidup yang saling kenal mengenal antara ribuan jiwa. b Ada pertalian perasaan yang sama tentang kesukaan terhadap kebiasaan c Cara berusaha ekonomiadalah agraris yang paling umum yang sangat dipengaruhi alam seperti : iklim, keadaan alam ,kekayaan alam, sedangkan pekerjaan yang bukan agraris adalah bersifat sambilan. Universitas Sumatera Utara 80 Dalam kamus sosiologi kata tradisional dari bahasa Inggris, Tradition artinya Adat istiadat dan kepercayaan yang turun menurun dipelihara, dan ada beberapa pendapat yang ditinjau dari berbagai segi bahwa, pengertian desa itu sendiri mengandung kompleksitas yang saling berkaitan satu sama lain diantara unsur-unsurnya, yang sebenarnya desa masih dianggap sebagai standar dan pemelihara sistem kehidupan bermasyarakat dan kebudayaan asli seperti tolong menolong, keguyuban, persaudaraan, gotong royong, kepribadian dalam berpakaian, adat istiadat , kesenian kehidupan moral susila dan lain-lain yang mempunyai ciri yang jelas. Dalam UU Nomor 32 Tahun 2004 disebutkan pengertian desa sebagai kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah, yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam system pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dalam buku Sosiologi karangan Ruman Sumadilaga seorang ahli Sosiologi “Talcot Parsons” menggambarkan masyarakat desa sebagai masyarakat tradisional Gemeinschaft yang mengenal ciri-ciri sebagai berikut : a. Afektifitas ada hubungannya dengan perasaan kasih sayang, cinta , kesetiaan dan kemesraan. Perwujudannya dalam sikap dan perbuatan tolong menolong, menyatakan simpati terhadap musibah yang diderita orang lain dan menolongnya tanpa pamrih. b. Orientasi kolektif sifat ini merupakan konsekuensi dari Afektifitas, yaitu mereka mementingkan kebersamaan , tidak suka menonjolkan diri, tidak suka akan orang yang berbeda pendapat, intinya semua harus memperlihatkan keseragaman persamaan. c. Partikularisme pada dasarnya adalah semua hal yang ada hubungannya dengan keberlakuan khusus untuk suatu tempat atau daerah tertentu. Perasaan subyektif, perasaan kebersamaan sesungguhnya yang hanya berlaku untuk kelompok tertentu saja.lawannya Universalisme Universitas Sumatera Utara 81 d. Askripsi yaitu berhubungan dengan mutu atau sifat khusus yang tidak diperoleh berdasarkan suatu usaha yang tidak disengaja, tetapi merupakan suatu keadaan yang sudah merupakan kebiasaan atau keturunan.lawanya prestasi. e. Kekabaran diffuseness. Sesuatu yang tidak jelas terutama dalam hubungan antara pribadi tanpa ketegasan yang dinyatakan eksplisit. Masyarakat desa menggunakan bahasa tidak langsung, untuk menunjukkan sesuatu. Dari uraian tersebut pendapat Talcott Parson dapat terlihat pada desa-desa yang masih murni masyarakatnya tanpa pengaruh dari luar. http:www.gudangmateri.com201004masyarakat-desa-dan-masyarakat-kota.html , diakses tgl 20 Maret 2010, pkl 01.37 Gambaran kondisi kehidupan masyarakat desa terlihat dalam kebudayaan robu mamahpah yaitu dalam bentuk rasa kesamaan nasib ketika masyarakat mengabaikan ritual robu mamahpah. Hal ini tergambar dari pernyataan informan yang bernama B. Jawak pr, 42 Tahun yang mengatakan : “kalo acara ini tidak diadakan, biasanya hasil pertanian dari masyarakat itu juga menurun drastis. Banyak lagi masyarakat yang menderita. Baik itu secara ekonomi, pemikiran dan sepertinya orang-orang itu seperti mau stress karna banyak masalah. Karna dulu pernah selama dua tahun acara ini ditiadakan, Maka selama dua tahun itu pula lah masyarakat disini mengalami penderitaan. Jadi maknanya itu kan sangat besar terhadap hasil pertanian masyarakat”. wawancara Nopember 2010 Hal senada diungkapkan oleh P.simaringga lk, 48 Tahun. informan ini mengatakan: Universitas Sumatera Utara 82 “Dulu kan pernah acara ini tidak diadakan selama dua tahun, jadi didalam dua tahun itu, pertanian orang-orang sini juga menurun hasilnya. Hal itu membuat kami memutuskan untuk kembali lagi mengadakan acara ini. wawancara Nopember 2010 Menurut Sztompka, masyarakat senantiasa mengalami perubahan di semua tingkat kompleksitas internalnya. Dalam kajian sosiologis, perubahan dilihat sebagai sesuatu yang dinamis dan tidak linear. Dengan kata lain, perubahan tidak terjadi secara linear. Peubahan sosial secara umum dapat diartikan sebagai suatu proses pergeseran atau berubahnya strukturtatanan didalam masyarakat, meliputi pola pikir yang lebih inovatif, sikap serta kehidupan, sosialnya untuk mendapatkan penghidupan yang lebih bermartabat. Pada tingkat makro, terjadi perubahan ekonomi, politis, sedangkan ditingkat mezzo terjadi perubahan kelompok, komunitas dan organisasi, dan ditingkat mikro sendiri terjadi perubahan interaksi, dan perilaku individual. Masyarakat bukan sebuah kekuatan fisik entity, tetapi seperangkat proses yang saling terkait bertingkat ganda Sztompka, 2004 Alfred dalam sztompka, 2004, menyebutkan mayarakat tidak boleh dibayangkan sebagai keadaan yang tetap, tetapi sebagai proses, bukan objek semu yang kaku tetapi sebagai aliran peristiwa terus-menerus tiada henti. Diakui bahwa masyarakat kelompok , komunitas, organisasi, bangsa hanya dapat dikatakan ada sejauh dan selama terjadi sesuatu didalamnya, seperti adanya tindakan, perubahan, dan proses tertentu yang senantiasa bekerja. Dalam setiap perubahan ataupun pergeseran yang terjadi dalam masyarakat, ada proses yang dilalui secara bertahap hingga pada akhirnya perubahan maupun pergeseran tersebut dapat terlihat dan disadari secara jelas oleh pihak yang terlibat didalamnya maupun masyarakat secara umum. Universitas Sumatera Utara 83 Jika dilihat dengan apa yang menjadi makna robu mamahpah yang sebenarnya yang diungkapkan oleh informan kunci, pergeseran makna robu mamahpah telah terjadi di Nagori Siboras. Pada awalnya makna robu mamahpah lebih menekankan kepada acara sukacita, kekeluargaan dan silaturahmi dengan keluarga mereka yang datang dari daerah lain ternyata mengalami pergeseran kepada kepercayaan, dan acara silaturahmi dengan masyarakat lain yang berasal dari daerah lain meskipun orang tersebut tidak mereka kenal. informan biasa yang merupakan kepala sekolah SD ditempat tersebut yang bernama L.Saragih pr, 57 Tahun menyatakan: “kalo maknanya yang saya tau untuk memperdekat silaturahmi kita dengan banyak orang yang ada disini, termasuk juga dengan orang-orang yang berasal dari luar desa ini. Karena setiap acara ini diadakan, orang dari luar kan banyak juga yang datang itulah menurut saya kalo gak salah”. wawancara Nopember 2010 Hal senada juga diungkapkan oleh P. Simaringga lk, 48 Tahun . informan ini mengatakan : “maknanya itu supaya kita bisa memperoleh hasil pertanian yang lebih baik lagi. Selain itu, kalo kita mengadakan acara robu mamahpah ini, kita kan bisa semakin dekat dengan orang lain terutama dengan orang yang belum kita kenal.” wawancara Nopember 2010 Tidak jauh berbeda dengan kedua informan diatas, B. Jawak pr, 42 Tahun juga mengatakan: “maknanya adaalah untuk memperdekat rasa silaturahmi antar desa. Karna kalo acara robu mamahpah ini diadakan, orang- orang dari desa lain juga datang kan… jadinya kita bisa saling kenal dan semakin lama kita bisa semakin akrab. Selain itu, maknanya ini adalah supaya pertanian kita juga tetap bisa berhasil.” wawancara Nopember 2010 Universitas Sumatera Utara 84 Pergeseran makna robu mamahpah yang dialami masyarakat tidak terjadi secara mutlak dan dalam waktu yang singkat. Melainkan proses pergeseran tersebut terjadi secara bertahap dan dalam waktu yang lama. Gambaran diatas sesuai diperoleh dari A. girsang lk, 72 Tahun : “sebenarnya pergeseran makna robu mamahpah ini terjadi secara perlahan-lahan nya. Itu bukan dalam waktu yang singkat itu terjadi. Sedikit demi sedikitnya prosesnya itu terjadi.” wawancara Nopember 2010 Hal yang sama juga dijelaskan oleh S. F. Girsang lk, 68 tahun : “gak cepat itu terjadinya, gak langsung kelihatan dia perubahannya gitu. “ wawancara Nopember 2010 Pada awalnya masyarakat sangat setia dan merasakan sukacita ketika musim robu mamahpah tiba. Masyarakat masih memahami dan mengerti apa makna robu mamahpah sebenarnya. Sehingga ritual yang dilakukan masyarakat sesuai dengan apa yang menjadi harapan awal dari mereka. Kegiatan yang dilakukan dari tahun ke tahun selalu sama dan tidak ada yang berubah. Seiring berjalannya waktu, pengaruh dari dalam dan luar meghampiri keasrian budaya robu mamahah. Perkembangan zaman dan teknologi seperti barang elektronik telah mempengaruhi pikiran masyarakat untuk menciptakan suatu perubahan secara perlahan-lahan. Awalnya perubahan tersebut hanya dilakukan oleh orang atau pihak-pihak tertentu saja. Tetapi dengan interaksi rutin yang dilakukan dengan masyarakat sekitarnya, telah memperkenalkan sesuatu hal yang baru didalam masyarakat. Oleh karena manusia yang memiliki sifat rasa penasaran yang tinggi, maka timbul niat untuk mencoba sampai pada akhirnya mereka menikmati apa yang mereka lakukan. Dengan demikian, pergeseran telah terjadi secara perlahan-lahan. Selain dari makna robu mamahpah yang sudah bergeser, bentuk pergeseran yang terjadi dalam ritual robu mamahpah juga terjadi dalam penggunaan alat musik dimana pada awalnya menggunakan alat tradisional seperti gondang, sarunei dan ogung diganti Universitas Sumatera Utara 85 dengan menggunakan keyboard. Hal ini seperti yang dikatakan informan yang bernama S.F Girsang lk, 68 Tahun yaitu : “kalau dulu itu acara robu mamahpah itu menggunakan gondang, sarunei dan ogung. Tapi sekarang sudah menggunakan keyboard. Karna sekarang udah masuk listrik. Kalau dulu kan belum ada listrik. wawancara nopember 2010 Pernyataan diatas diperkuat lagi oleh D.Sipayung lk, 49 Tahun : “sebelumnya kami menggunakan alat musik tradisional simalungun nya seperti ogung, gondang dan sarunei. Tapi karna teknologi digantilah jadi keyboard. Keyboard lebih canggih kan…? wawancara Nopember 2010 D. Girsang lk, 52 Tahun juga menyatakan hal yang sama, yaitu : “sekarang ini nya udah menggunakan keyboard untuk membuka dan menutup acara robu mamahpah ini. Kalo dulu pake gondang nya. Selain itu ada sarunei dan ogung lagi.” wawancara Nopember 2010 Proses perubahan dan pergeseran makna robu mamahpah yang terjadi ditengah-tengah kehidupan masyarakat Nagori Siboras membuktikan bahwa mayarakat secara umum tidak akan pernah mengalami stagnan. Masyarakat akan selalu berubah seiring dengan berjalannya waktu.

4.6. Faktor Penyebab Pergeseran Makna Robu Mamahpah

Dokumen yang terkait

Studi Kelayakan Pengembangan Packing House Komoditi Hortikultura DiDesa Siboras Kecamatan Pematang Silimahuta Kabupaten Simalungun

2 44 90

PERSEPSI MASYARAKAT KECAMATAN RAYA TERHADAP PERPINDAHAN IBUKOTA KABUPATEN SIMALUNGUN DARI PEMATANG SIANTAR KE PEMATANG RAYA.

5 13 27

FALSAFAH DAYOK BINATUR PADA MASYARAKAT SIMALUNGUN (STUDI DI PEMATANG RAYA, KECAMATAN RAYA, KABUPATEN SIMALUNGUN).

21 66 22

Analisis Efisiensi Tataniaga Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) (Studi Kasus: Desa Siboras, Kecamatan Pematang Silimahuta, Kabupaten Simalungun)

0 0 13

Analisis Efisiensi Tataniaga Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) (Studi Kasus: Desa Siboras, Kecamatan Pematang Silimahuta, Kabupaten Simalungun)

0 0 1

Analisis Efisiensi Tataniaga Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) (Studi Kasus: Desa Siboras, Kecamatan Pematang Silimahuta, Kabupaten Simalungun)

0 0 6

Analisis Efisiensi Tataniaga Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) (Studi Kasus: Desa Siboras, Kecamatan Pematang Silimahuta, Kabupaten Simalungun)

0 1 16

Analisis Efisiensi Tataniaga Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) (Studi Kasus: Desa Siboras, Kecamatan Pematang Silimahuta, Kabupaten Simalungun) Chapter III VI

0 0 23

Analisis Efisiensi Tataniaga Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) (Studi Kasus: Desa Siboras, Kecamatan Pematang Silimahuta, Kabupaten Simalungun)

0 0 2

Analisis Efisiensi Tataniaga Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) (Studi Kasus: Desa Siboras, Kecamatan Pematang Silimahuta, Kabupaten Simalungun)

0 1 17