Informan Biasa Profil Informan

47 Ketika ditanya tentang keberadaan robu mamahpah saat ini informan ini menyatakan bahwa apa yang ada saat ini sudah berbeda dengan yang aslinya. Informan ini juga menyatakan bahwa perubahan itu terjadi karena jaman yang sudah semakin maju dan banyaknya pengetahuan baru yang diperoleh masyarakat melalui pendidikan terutama dari masyarakat yang melanjutkan pendidikan di kota besar. Keadaan itu sepertinya sulit untuk di batasi karena semakin hari, manusia itu semakin pintar.

4.2.2. Informan Biasa

Dalam penelitian ini, sumber data juga diperoleh dari informan tambahan yang diperoleh dari Aparatur Desa dan masyarakat di desa tersebut, karena mereka memiliki pengetahuan dan pengalaman langsung tentang apa yang akan dibahas dalam penelitian ini. Adapaun profil dari informan tambahan tersebut adalah sebagai berikut : L. Saragihpr, 57 Tahun Informan ini adalah kepala sekolah SD Negeri di lokasi penelitian sejak tahun 1996. Sebelumnya informan ini merupakan guru kelas di sekolah tersebut. Informan ini lahir pada 17 mei 1953, dan sekarang telah berusia 57 tahun. Setelah menyelesaikan pendidikan di Sekolah Pendidikan Guru SPG pada tahun 1973 informan ini kemudian ditempatkan di desa tersebut. Dua tahun berikutnya yaitu pada tahun 1975 informan ini kemudian menikah dengan pemuda setempat dan sekarang sudah dikaruniai enam orang anak, empat orang perempuan dan dua orang laki-laki. Tiga orang anaknya, yaitu satu orang laki-laki dan dua orang peremapuan sudah berkeluarga. Dua orang anak perempuannya yang lain tidak menjadi tanggungannya lagi karena sudah bekerja. Anaknya yang paling kecil sekarang sedang duduk dibangku perkuliahan Universitas Sumatera Utara 48 bagian keperawatan. Suami dari informan ini bekerja sebagai petani. Dengan gaji Rp.2.500.000 per bulan informan ini merasakan penghasilannya tidak mencukupi untuk memenuhi setiap kebutuhan hidup mereka termasuk juga kebutuhan pendidikan anaknya. Disamping menjadi guru, informan ini juga seorang petani. Pulang mengajar rutinitasnya adalah pergi keladang. Kadang-kadang saat pekerjan diladang sedang mendesak, informan ini kemudian meninggalkan sekolah untuk mengerjakan ladangnya meskipun pada jam belajar. Pengetahuan informan ini tentang Robu mamahpah yang sudah berlangsung sejak informan ini menempati desa tersebut bukannlah tergolong sederhana lagi. Karena informan ini juga mengetahui banyak hal tentang robu mamahpah tersebut. Ketika ditanya mengenai pergeseran makna robu mamahpah, informan ini menjawab: “yah… maknanya sudah pasti bergeserlah sekarang… aku aja yang belum termasuk lama tinggal disini udah merasakan perubahan yang jelas. Baru 35 tahun nya aku disini. Waktu aku baru ditempatkan dulu disini, bukan seperti sekarng ini ritualnya. Kalo sekarang kan dengan perkembangan jaman dan teknologi ini kan semuanya serba instan. Kalo dulu jauh lebih enak daripada sekarang. Karena dulu semuanya dikerjakan dengan manual. Jadi rasa kekeluargaan dan kebersamaan itu sangat tinggi… coba kalo sekarang…. Makin sombong dan semakin tidak kenal lagi orang sekarang kan…”. wawancara Nopember 2010 P. Simaringgalk, 48 tahun Informan ini saat ini sudah berusia 48 tahun. Latar belakang keluarganya adalah sudah menikah, mempunyai satu orang istri dan tiga orang anak. Satu dari ketiga anaknya tersebut yaitu anaknya yang paling tua sudah menikah. Sementara yang lain sedang kuliah dan SMA. Dengan penghasilan rata-rata keluarga Rp.5.000.000 per bulan, mereka tetap merasa tidak bisa Universitas Sumatera Utara 49 memenuhi setiap kebutuhan hidup keluarga mereka. Hal tersebut sesuai dengan sifat manusia yang tidak pernah merasa puas dengan semua yang sudah didapatkan. Informan ini sendiri berprofesi sebagai petani. Apabila mereka sedang kekurangan dana, informan ini juga sering meminjam uang kepada orang lain. Tetapi mereka lebih sering meminjam kepada keluarga terdekat mereka baik itu keluarga dari suami maupun istri. Jika keluarga juga tidak bisa membantu mereka, barulah mereka mau meminjam kepada tetangga mereka. Dilingkungan tempat tinggalnya, informan ini dikenal sangat akrab bergaul dengan tetangganya. Interaksi didalam keluarga juga berlangsung denga baik. Meskipun mereka sering sibuk dengan pekerjaannya, tetapi mereka selalu menyempatkan waktu untuk berinteraksi dengan keluarga dan tetangganya. B. Jawak pr, 42 Tahun B. Jawak adalah seorang perempuan salah seorang penduduk Nagori Siboras. Informan berusia 42 tahun, bersuku Simalungun, bekerja sebagai petani, dan beragama Kristen Protestan. Pendidikan terakhir yang dijalani B. Jawak sampai pada tingkat SLTA Sekolah Lanjutan Tingkat Atas. Walaupun B. Jawak asli kelahiran Nagori Siboras tetapi informan ini merupakan lulusan dari salah satu SLTA Swasta di Medan. Walaupun pada akhirnya setelah lulus B.Jawak memutuskan untuk kembali ke kampung halaman. Informan menuturkan bagaimanapun tanah kelahiran sendiri itu lebih baik dari pada ditempat orang lain. Informan akhirnya memutuskan kembali ke desanya karena di kota persaingan sangat ketat. B. jawak beserta anak dan suaminya Universitas Sumatera Utara 50 juga hidup sebagai petani. Dalam keseharian nya, informan dan keluarga masih mampu mencukupi semua kebutuhan keluarganya. S. Sipayung lk, 38 Tahun S. Sipayung adalah seorang laki-laki, beragama kristen, berusia 38 tahun, bersuku simalungun dan tinggal di Nagori Siboras tepatnya di sebelah kantor Kepala Desa. Informan sudah menikah dan memiliki 4 orang anak, tiga diantaranya adalah laki-laki dan satu adalah perempuan. Informan merupakan penduduk asli dari desa tersebut yang memiliki latar belakang pendidikan lulusan SLTP Sekolah lanjutan Tingkat Pertama. Informan sangat setia mengikuti acara robu mamahpah sehingga informan tersebut mengetahui fenomena sosial yang terjadi dalam acara robu mamahpah. 4.3. Robu Mamahpah dan Kehidupan Masyarakat 4.3.1. Waktu pengadaan robu mamahpah

Dokumen yang terkait

Studi Kelayakan Pengembangan Packing House Komoditi Hortikultura DiDesa Siboras Kecamatan Pematang Silimahuta Kabupaten Simalungun

2 44 90

PERSEPSI MASYARAKAT KECAMATAN RAYA TERHADAP PERPINDAHAN IBUKOTA KABUPATEN SIMALUNGUN DARI PEMATANG SIANTAR KE PEMATANG RAYA.

5 13 27

FALSAFAH DAYOK BINATUR PADA MASYARAKAT SIMALUNGUN (STUDI DI PEMATANG RAYA, KECAMATAN RAYA, KABUPATEN SIMALUNGUN).

21 66 22

Analisis Efisiensi Tataniaga Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) (Studi Kasus: Desa Siboras, Kecamatan Pematang Silimahuta, Kabupaten Simalungun)

0 0 13

Analisis Efisiensi Tataniaga Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) (Studi Kasus: Desa Siboras, Kecamatan Pematang Silimahuta, Kabupaten Simalungun)

0 0 1

Analisis Efisiensi Tataniaga Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) (Studi Kasus: Desa Siboras, Kecamatan Pematang Silimahuta, Kabupaten Simalungun)

0 0 6

Analisis Efisiensi Tataniaga Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) (Studi Kasus: Desa Siboras, Kecamatan Pematang Silimahuta, Kabupaten Simalungun)

0 1 16

Analisis Efisiensi Tataniaga Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) (Studi Kasus: Desa Siboras, Kecamatan Pematang Silimahuta, Kabupaten Simalungun) Chapter III VI

0 0 23

Analisis Efisiensi Tataniaga Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) (Studi Kasus: Desa Siboras, Kecamatan Pematang Silimahuta, Kabupaten Simalungun)

0 0 2

Analisis Efisiensi Tataniaga Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) (Studi Kasus: Desa Siboras, Kecamatan Pematang Silimahuta, Kabupaten Simalungun)

0 1 17