BAB 3 KERANGKA KONSEP PENELITIAN DAN DEFINISI
OPERASIONAL
3.1. Kerangka Konsep
Berdasarkan tujuan penelitian yang telah disebutkan sebelumnya, maka kerangka konsep dalam penelitian ini adalah:
Variabel independen Variabel dependen
Gambar 3.1: Kerangka Konsep Penelitian Faktor kebiasaan yang dapat meningkatkan
risiko terjadinya miopia: 1. Melihat pada keadaan cahaya yang
suram itensitas cahaya tidak memadai. 2. Melihat pada keadaan cahaya yang
terlalu terang. 3. Melihat sesuatu dengan jarak yang
terlalu dekat. 4. Melakukan pekerjaan dekat close work
melebihi 30-40 menit tanpa diselangi rehat. 5. Sering melihat objek yang terletak lebih
tinggi dari tingkat mata. Miopia
Universitas Sumatera Utara
3.2. Definisi Operasional Definisi variabel:
1. Habituasi kebiasaan adalah penurunan respon terhadap rangsangan yang
diberikan, dan tidak dijumpai perubahan pada rangsangan lain selain dari rangsangan yang diberikan James W., 2009. Habituasi juga bermaksud terjadinya pengurangan
respon dari respon sebelumnya terjadi pada saat tidak diberikan sebarang bentuk ganjaran atau hukuman sesudah pemberian sesuatu rangsangan itu dilakukan Ganong
W., 2006. Kebiasaan yang dikaji dalam penelitian ini adalah kebiasaan semasa melihat yang
dapat meningkatkan risiko terjadinya miopia.
2. Miopia adalah kesulitan dalam melihat objek yang jauh dengan jelas. Seseorang
yang mengalami miopia dapat melihat objek yang terletak dekat dengan jelas tetapi kabur apabila melihat objek yang terletak jauh.
Jenis miopia yang ingin dinilai dalam penelitia ini adalah miopia yang tidak disertai kelainan refraksi mata lainnya seperti astigmatisme dan sebagainya.
3. Mahasiswa FK-USU angkatan 2007-2009 adalah semua mahasiswa Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatera Utara yang masih aktif dalam kegiatan akademik di Fakultas Kedokteran mulai dari tahun 2007 bagi mahasiswa FK-USU tahun
angkatan 2007, 2008 bagi mahasiswa FK-USU tahun angkatan 2008, atau 2009 bagi mahasiswa FK-USU tahun angkatan 2009.
Setiap tahun angkatan memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi responden karena jumlah responden dibataskan sebanyak 32 orang bagi setiap tahun angkatan.
Universitas Sumatera Utara
16 orang dari 32 orang responden tadi diambil dari responden yang miopia murni, manakala 16 orang lagi diambil dari responden yang tidak mengalami miopia.
Meskipun penelitian ini meneliti responden yang miopia, akan tetapi sangat diperlukan juga responden yang tidak mengalami miopia karena kelompok responden
yang tidak miopia akan berfungsi sebagai kelompok kontrol dan akan menjadi kelompok pembanding kepada kelompok penelitian.
Alat Pengukuran:
Alat pengukuran untuk megukur seberapa banyak jumlah kebiasaan semasa melihat yang dapat meningkatkan risiko miopia yang dilakukan oleh seseorang responden
adalah dengan menggunakan sebuah lembar soal yang telah dikonsultasi kepada dokter spesialis mata di RSUP H Adam Malik, Medan.
Sebelum lembar soal digunakan untuk penelitian, lembar soal ini terlebih dahulu diuji validitas dan realibilitasnya dengan menggunakan program statistik berkomputer
yaitu dengan menggunakan program SPSS for windows versi 17.0 Hasil uji validitas dan realibilitas lembar soal penelitian ini dapat dilihat di bagian
lampiran.
Cara pengukuran: Jika responden itu mempunyai kebiasaan semasa melihat yang berisiko miopia
seperti yang terdapat pada sesuatu soalan, nilai 1 akan diberikan untuk soalan tersebut dan nilai 0 diberikan jika responden tidak mempunyai kebiasaan semasa melihat yang
berisiko miopia seperti yang terdapat pada soalan tersebut.
Universitas Sumatera Utara
Untuk mengetahui seseorang itu miopia murni hanya memiliki kelainan refraksi
miopia dan tidak disertai kelainan refraksi lainnya atau tidak adalah dengan menanyakan kepada responden “jika dia seorang yang rabun jauh miopia, adakah
dia juga memiliki kelainan refraksi lainnya seperti astigmatisme dan sebagainya?” Jika seseorang responden miopia yang memiliki kelainan refraksi mata yang lain,
maka responden ini tidak akan diambil datanya meskipun datanya lengkap dan diganti dengan responden lain yang mengalami miopia murni.
Cara untuk menentukan tahun angkatan responden adalah dengan meminta responden menulis Nomor Induk Mahasiswanya NIM.
Hasil Pengukuran:
Setelah responden menjawab setiap soalan, jumlah total skor akan dihitung. Semakin tinggi nilai skor total yang diperoleh oleh responden berarti semakin banyak
kebiasaan semasa melihat yang dapat meningkatkan risiko terjadinya miopia yang dimiliki oleh responden tersebut.
Dari jumlah skor total yang diperoleh, seseorang responden itu dikategorikan ke dalam salah satu dari 3 kategori berikut:
1. Nilai skor rendah: Jika nilai skor total yang diperoleh responden adalah 0-3. 2. Nilai skor rendah: Jika nilai skor total yang diperoleh responden adalah 3-6.
3. Nilai skor rendah: Jika nilai skor total yang diperoleh responden adalah 7-9. Data dari lembar soal ini akan diambil dan akan dipresentasikan secara deskriptif
dan dikaji secara analitik.
Universitas Sumatera Utara
Data yang bersifat deskriptif soal 1-5 akan dianalisa dengan statistic frekuensi dan distribusi, manakala data yang bersifat analitik akan dianalisa dengan tabel 2x2, dan
uji hipotesa.
3.3. Hipotesis