sering bekerja dengan melihat sesuatu pada jarak yang dekat dapat meningkatkan terjadinya miopia.
Selain dari faktor risiko di atas, seseorang yang tidak memakai cermin mata hitam sunglasses ketika berada ditempat melihat sesuatu yang terang sangat terang dapat
meningkatkan risiko terjadinya miopia, selain faktor risiko yang lain seperti status gizi, penyakit tertentu, kelainan genetik, dan seseorang yang lahir prematur.
2.2.6 Gejala dan Tanda
Seseorang yang miopia sering mengeluhkan gejala-gejala tertentu dan terdapat tanda-tanda klinis yang dapat menunjukkan seseorang itu mengalami miopia.
Gejala miopia adalah seperti sering mengatakan bahwa dia nyeri kepala, matanya kelelahan, mengecilkan bukaan kelopak mata untuk melihat sesuatu yang terletak
agak jauh seperti melihat tulisan di papan tulis, kelelahan mata saat mengemudi, berolahraga, atau ketika melihat sesuatu yang jauhnya lebih dari beberapa meterkaki.
Manakala tanda seseorang itu miopia adalah seseorang yang memiliki nilai kekuatan visus kurang dari 66 atau 55 tergantung kartu snellen yang digunakan
untuk pemeriksaan.
2.2.7 Pemeriksaan dan Diagnosis
Untuk mengetahui seseorang itu mendapat miopia, harus ditanyakan kepada pasien berkaitan dengan gejala yang dihadapinya secara mendalam serta dikenal pasti ada
tidaknya pasien memiliki faktor risiko miopia, riwayat penyakit yang dialami dan
Universitas Sumatera Utara
obat yang diambil pasien sebelumnya. Terdapat beberapa pengujian yang dapat dilakukuan seperti dengan menggunakan phoropter dan retinoskop.
Beberapa prosedur dalam pengujian miopia bertujuan untuk mengukur fokus mata terhadap cahaya dan untuk memperbaiki kekurangan visus penglihatan dengan
menentukan kekuatan lensa optik yang diperlukan.
Phoropter dan retinoskop
Phoropter dan retinoskop sering digunakan selama pemeriksaan mata yang dilakukan secara menyeluruh untuk menentukan lensa yang memungkinkan
penglihatan kembali menjadi jelas. Kartu Carta Snellen Snellen’s Chart merupakan sebahagian dari alat yang
digunakan untuk mendiagnosis miopia dengan pasien disuruh untuk mengidentifikasi huruf-huruf yang terdapat pada kartu tersebut. Di setiap baris terdapat pecahan-
pecahan tertentu seperti 2024 dan sebagainya. Tujian tes ini adalah untuk mengukur ketajaman visus.
Ketika tes dilakukan, pasien diminta untuk mengidentifikasi huruf-huruf bermula dari baris yang paling atas dan diikuti dengan baris-baris huruf dibawahnya. Tes
dihentikan apabila pasien sudah tidak mampu mengidentifikasi sebagian besar dari huruf-huruf yang terdapat pada sesuatu baris. Bacaan visus pasien adalah pecahan
yang terdapat pada baris yang terakhir dimana huruf pada baris tersebut dapat diidentifikasi semuanya sebagian besarnya oleh pasien dengan tanpa menggunakan
bantuan sebarang alat maupun lensa kontak. Jarak antara pasien dan kartu tes adalah 5 atau 6 meter tergantung kepada kartu snellen yang digunakan, dan pasien
diposisikan bertentangan tepat dengan kartu tes.
Universitas Sumatera Utara
Seseorang dengan ketajaman visus 2040 hanya dapat melihat sesuatu huruf objek yang jaraknya 40 meter dari pasien apabila dia berada pada jarak 20 meter dari
hurufobjek tersebut. Normal jarak ketajaman visus adalah 2020, namun kebanyakan orang juga mempunyai ketajaman visus 2015 lebih baik dari visus normal.
Dengan menggunakan phoropter, di depan mata pasien akan diletakkan serangkaian lensa dan dokter akan mengukur nilai fokus cahaya pasien dengan menggunakan
retinoskop yang dipegang oleh dokter. Selain dari cara manual tadi, dokter juga dapat memilih untuk menggunakan mesin yang dapat mengevaluasi kekuatan fokus mata
pasien secara otomatis. Setelah kekuatan fokus telah berhasil dievaluasi, daya kekuatan fokus yang telah
diditeksi oleh mesin akan disempurnakan oleh pasien, yaitu lensa yang memungkinkan penglihatan kembali menjadi jelas akan ditentukan berdasarkan
respon pasien terhadap lensa yang diletakkan dihadapan matanya. Dengan menggunakan pemeriksaan ini, tetes mata tidak perlu digunakan untuk
menentukan respon mata pasien pada kondisi normal. Tetes mata dapat digunakan jika terdapat beberapa kesulitan ketika pemeriksaan penglihatan dilakukan, antaranya
jika pasien tidak dapat merespons secara verbal, atau jika terdapat kemungkinan tersembunyinya beberapa kekuatan fokus mata. Tetes mata untuk kasus-kasus seperti
ini diberikan agar perubahan fokus mata dapat dielakkan untuk sementara waktu yaitu pada saat uji coba dilakukan.
Informasi yang diperoleh dari tes ini, bersama dengan hasil tes lainnya, dapat digunakan untuk menentukan seseorang pasien itu miopia atau tidak. Selain itu,
apapun kekuatan lensa yang diperlukan untuk mengoreksi agar penglihatan pasien kembali jelas dapat ditentukan dengan menggunakan informasi ini, sehingga pilihan
untuk pengobatan miopia juga dapat disarankan kepada pasien.
Universitas Sumatera Utara
2.2.8 Diagnosis banding