BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1. Hasil Penelitian
5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Fakultas Kedokteran USU yang terletak di Jalan Dr. T. Mansur 5.
Kampus USU. Medan 20155 Medan. Fakultas Kedokteran ini
merupakan sebuah Perguruan Tinggi Kedokteran negeri untuk wilayah Sumatera
Utara dan juga berperan sebagai pusat pembelajaran dan kegiatan pendidikan bagi mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Fakultas kedokteran ini
telah ditubuhkan secara resminya pada tanggal 20 Agustus
1952 dan merupakan Fakultas Kedokteran yang tertua di kepulauan Sumatera.
5.1.2. Deskripsi Karakteristik Responden
Responden dalam penelitian ini terdiri dari sebagian mahasiswa angkatan tahun 2007-2009 Fakultas Kedokteran USU. Penelitian ini telah dilakukan dengan
menggunakan teknik Proporsive Sampling dimana populasi sampel diambil dari populasi sampel yang sebelumnya sudah diketahui ciri atau sifat-sifatnya. Ciri yang
dimaksudkan itu adalah kelompok mahasiswa yang miopia dan tidak miopia dan dari hasil pengiraan untuk menentukan jumlah responden minimal yang diperlukan
dengan tingkat kepercayaan 90 digenapkan sebanyak 96 orang mahasiswa dijadikan responden dalam penelitian ini.
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk menilai ada tidaknya hubungan antara perilaku kebiasaan seseorang
dalam kejadian miopia. Untuk mencapai tujuan penelitian ini, maka diperlukan kelompok responden yang tidak mengalami miopia bertindak sebagai kelompok
Universitas Sumatera Utara
kontrol, manakala kelompok responden yang miopia bertindak sebagai kelompok penelitian. Dalam penelitian ini data responden yang menderita dan tidak menderita
miopia diambil dari lembar soal angket yang telah diisi lengkap oleh para responden.
Khusus untuk responden yang mengalami miopia, responden-responden ini diamati dalam beberapa gambaran karakteristik yaitu kejadian pertama responden itu
mengalami miopia, tingkat keparahan miopia, dan ada tidak terjadinya peningkatan tahap miopia yang dihadapi oleh responden.
Manakala bagi keseluruhan responden yang ada dapat diperoleh gambaran mengenai karakteristiknya meliputi: jenis kelamin responden, usia responden, dan
tahun angkatan seseorang responden yang secara tidak langsung dapat menggambarkan tingkat pembelajaran yang telah dilalui oleh responden tersebut di
Fakultas Kedokteran USU.
Pada penelitian ini peneliti hanya ingin melihat gambaran perilaku responden tentang penggunaan mata semasa melakukan aktivitas seharian yang terkait dengan
sistem penglihatan, peneliti juga tidak membandingkan perilaku responden berdasarkan jenis kelamin. Maka jumlah jenis kelamin laki-laki dan perempuan yang
menjadi responden tidak di batasi.
Universitas Sumatera Utara
5.1.2.1. Distribusi Frekuensi Responden Miopia dan Tidak Miopia
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Responden Miopia dan Tidak Miopia
No. Miopia atau
Tidak miopia Frekuensi
orang Persentase
1. Miopia
48 50,0
2. Tidak Miopia
48 50,0
Jumlah 96
100
Tabel 5.1 menunjukkan daripada 96 orang yang menjadi responden, jumlah responden yang miopia dan tidak miopia adalah sama. Dalam penelitian ini
jumlah responden miopia dan tidak miopia di batasi.
5.1.2.2. Distribusi Frekuensi Responden Miopia dan Tidak Miopia Berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Responden Miopia dan Tidak Miopia Berdasarkan Jenis Kelamin
Laki-laki Perempuan
Frekuensi orang
Persentase Frekuensi
orang Persentase
Miopia 19
46,3 29
52,7
Tidak Miopia
22 53,7
26 47,3
Jumlah 41
100 55
100
Universitas Sumatera Utara
Hasil penelitian menunjukkan daripada 96 orang yang menjadi responden, didapati jumlah responden jenis kelamin perempuan lebih banyak yaitu seramai 55 orang
responden 57,3 dibandingkan jumlah responden jenis kelamin laki-laki yaitu seramai 41 orang responden 42,7 .
Hasil penelitian menunjukkan juga dari 41 responden jenis kelamin laki-laki, responden yang tidak mengalami miopia lebih tinggi yaitu seramai 22 orang 53,7
, manakala responden yang mengalami miopia seramai 19 orang 46,3 . Hail penelitian juga menunjukkan bahwa dari 55 responden jenis kelamin perempuan,
responden yang mengalami miopia lebih tinggi yaitu seramai 29 orang 52,7 , manakala responden yang tidak mengalami miopia seramai 26 orang 47,3 .
5.1.2.3. Distribusi Responden Miopia dan Tidak Miopia Berdasarkan Tahun Angkatan Respoden
Tabel 5.3 Distribusi Responden Miopia dan Tidak Miopia Berdasarkan Tahun Angkatan Respoden
Miopia Tidak Miopia
Angkatan Frekuensi
orang Persentase
Frekuensi orang
Persentase
2007
16 33,3
16 33,3
2008 16
33,3 16
33,3
2009 16
33,3 16
33,3
Jumlah 48
100 48
100
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.3 menunjukkan daripada 96 orang yang menjadi responden, jumlah responden yang miopia dan tidak miopia dibagi setiap angkatan adalah sama. Dalam
penelitian ini
jumlah responden miopia dan tidak miopia bagi setiap angkatan adalah di batasi.
5.1.2.4. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur
Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kelompok Umur
Umur sampel yang paling muda adalah 18 tahun dan sampel yang tertua adalah 23 tahun. Jumlah responden yang paling banyak didapatkan pada kelompok
umur 19-20 tahun yaitu seramai 49 orang 51,0 responden. Manakala untuk responden yang paling sedikit didapatkan pada kelompok umur 18 tahun yaitu 3
orang 3,1 responden. Dalam penelitian ini
jumlah responden berdasarkan umur tidak di batasi.
No. Kelompok Umur
Frekuensi orang
Persentase
1 18 tahun
3 3,1
2 19-20 tahun
49 51,0
3 21-22 tahun
35 36,5
4 23 tahun
9 9,4
Jumlah 96
100,0
Universitas Sumatera Utara
5.1.2.5. Distribusi Frekuensi Responden Miopia Berdasarkan Tingkat Keparahan Miopia
Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Responden Miopia Berdasarkan Tingkat Keparahan Miopia
Dari tabel 5.5 didapatkan 3 kelompok responden berdasarkan tingkat keparahan miopia. Jumlah responden dengan miopia tingkat keparahan ringan
merupakan yang tertinggi dibandingkan dengan jumlah responden dengan tingkat keparahan miopia yang lain, yaitu terdapat seramai 35 orang 72,9 responden.
Manakala jumlah responden dengan miopia tingkat keparahan berat merupakan yang terendah dibandingkan dengan jumlah responden dengan tingkat keparahan miopia
yang lain, yaitu hanya terdapat seramai 4 orang 8,3 responden. Penelitian ini dilakukan dengan tidak membatasi
jumlah responden berdasarkan tingkat keparahan miopia yang dihadapi oleh seseorang responden tersebut.
No. Tingkat Keparahan Miopia
Frekuensi orang
Persentase
1 Ringan Rendah
Antara 0 D dan -3 D 35
72,9
2 Sederhana
Antara -3 D dan -6 D 9
18,8 3
Berat Tinggi -6 D dan Seterusnya
4 8,3
Jumlah 48
100,0
Universitas Sumatera Utara
5.1.2.6. Distribusi Frekuensi Responden Miopia Berdasarkan Kejadian Pertama Terjadinya Miopia
Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Responden Miopia Berdasarkan Kejadian Pertama Terjadinya Miopia
Dari tabel 5.6 diatas ini didapatkan 3 kelompok responden berdasarkan usia pertama kali responden mengalami miopia. Jumlah responden dengan kejadian pertama
terjadinya miopia pada usia antara 5-20 tahun adalah yang tertinggi dibanding dengan kejadian pertama terjadinya miopia pada usia yang lain, yaitu terdapat seramai 45
orang 93,7 responden. Manakala jumlah responden dengan kejadian pertama terjadinya miopia pada usia dibawah 5 tahun tidak dijumpai dalam penelitian ini.
No. Kejadian Pertama Terjadinya
Miopia Frekuensi
orang Persentase
1 Kurang dari usia 5 tahun
0,0 2
Antara usia 5-20 tahun 45
93,7 3
Diatas usia 20 tahun 3
6,3
Jumlah 48
100,0
Universitas Sumatera Utara
5.1.2.7. Distribusi Frekuensi Responden Miopia Berdasarkan Riwayat Terjadinya Peningkatan Keparahan Miopia
Tabel 5.7 Distribusi Frekuensi Responden Miopia Berdasarkan Kejadian Riwayat Terjadinya Peningkatan Keparahan Miopia
Dari tabel 5.7 diatas ini didapatkan 3 kelompok responden berdasarkan riwayat terjadinya peningkatan keparahan miopia. Jumlah responden dengan riwayat
terjadi peningkatan keparahan miopia pada kelompok responden dengan riwayat terjadi peningkatan keparahan miopia secara perlahan adalah yang tertinggi dibanding
dengan jumlah responden dengan riwayat terjadi peningkatan keparahan miopia pada kelompok responden yang lain, yaitu terdapat seramai 39 orang 81,2 responden.
Manakala jumlah responden dengan riwayat terjadi peningkatan keparahan miopia pada kelompok responden dengan riwayat terjadi peningkatan keparahan miopia
secara cepat dalam setahun adalah yang terendah dibanding dengan jumlah responden dengan riwayat terjadi peningkatan keparahan miopia pada kelompok responden yang
lain, yaitu terdapat seramai 3 orang 6,3 responden.
No. Riwayat Terjadinya
Peningkatan Keparahan Miopia Frekuensi
orang Persentase
1 Terjadi peningkatan keparahan
miopia secara perlahan 39
81,2 2
Terjadi peningkatan keparahan miopia secara cepat dalam setahun
3 6,3
3 Tidak terjadi peningkatan
keparahan miopia 6
12,5
Jumlah 48
100,0
Universitas Sumatera Utara
5.1.3. Hasil Analisa Data