menanggapi rangsanganstimulus walaupun stimulus tersebut tidak diberikan selama beberapa minggu atau bulan sejak stimulus terakhir diberikan.
2.1.2 Mekanisme Terjadinya Habituasi
Menurut Ganong W.F. juga, apabila sesuatu rangsangan fisik atau kimia diberikan pada hujung presenaptik yang berperan dalam ingatan tanpa merangsang ujung
presenaptik yang berperan dalam sistem pensensitisasi ganjaran atau hukuman, didapati sinyal yang dihantar begitu besar untuk rangsangan kali pertama. Namun
apabila rangsangan yang sama diberikan secara berterusan pada hujung presenaptik yang sama presinaptik yang berperan dalam ingatan, didapati transmisi sinyal
semakin berkurang sehingga pada satu tahap transmisi sinyal hampir berhenti. Habituasi terjadi apabila hal seperti ini terjadi.
2.1.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Habituasi
Habituasi secara umumnya dapat mempengaruhi perilaku seseorang di dalam kegiatannya sehari-hari. Apabila kita menelusuri tentang faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi kebiasaan habituasi, kita dapati ada pelbagai pendapat di kalangan masyarakat termasuk pendapat dari kalangan ahli, guru, maupun dari tokoh agama
mengatakan bahwa kebiasaan seseorang itu dapat dipengaruhi melalui oleh beberapa faktor seperti faktor agama kepercayaan, budaya, lingkungan, keluarga, rakan-rakan
seusia, dan sebagainya.
Universitas Sumatera Utara
2.1.4 Klasifikasi Habituasi Berdasarkan Akibat
Masyarakat juga sering membagikan kebiasaan kepada dua jenis kebiasaan berdasarkan akibat yang dapat terjadi dari kebiasaan seseorang, yaitu kebiasaan yang
membawa kebaikan manfaat dan kebiasaan yang dapat merugikan seseorang.
Antara contoh kebiasaan yang merugikan adalah seperti kebiasaan merokok, kebiasaan meminum minuman keras, dan kebiasaan melihat sesuatu benda dengan
jarak yang dekat pada waktu lebih 30-40 menit tanpa diselangi dengan istirahat sehingga dapat mempengaruhi terjadinya miopia. Kebiasaan yang bersifat negatif
harus diubah meskipun dampaknya mungkin sedikit atau tidak berpengaruh sama sekali terhadap kehidupan seseorang individu maupun terhadap masyarakat
sekitarnya.
2.1.5 Habituasi yang Dapat Meningkatkan Risiko Terjadinya Miopia