setiap malam dapat mengawal perpanjangan aksis axis bola mata sehingga perkembangan miopia pada anak dapat dikurangkan.
Selain dari terapi yang ditulis sebelumnya, terdapat suatu pilihan terapi lain yang dapat dipilih bagi orang-orang yang miopia yang disebabkan oleh kejangnya otot-otot
yang mengendalikan fokus mata yaitu terapi penglihatan vision therapy. Vision therapy merupakan terapi perilaku. Antara yang dapat dilakukan pasien dari
segi terapi perilaku adalah dengan melakukan berbagai senam mata dan mengelakkan dari terjadinya kelelahan mata yang berpanjangan agar pasien dapat meningkatkan
kemampuan fokus mata yang lemah dan mengembalikan penglihatan yang jelas. Penjagaan gizi juga memberikan peranan dalam mengatasi miopia. Semua anak
miopia harus diberikan makanan tambahan berupa kalsium dan vitamin D yang boleh didapati dari beberapa jenis makanan seperti produk susu, sayuran hijau, ikan dan
telur. Sebuah diet seimbang akan memperlambatkan kenaikan tahap miopia meskipun tidak mampu menghentikan peningkatan tingkat miopia.
Berbagai pilihan yang dapat diambil oleh pasien miopia untuk memperbaiki masalah penglihatan mereka dan setiap pilihan itu tergantung kepada kondisi dan
penyebab miopianya.
2.2.10 Pencegahan
Terdapat pelbagai cara yang dapat dilakukan untuk mencegah miopia sejak dari anak-anak. Selain faktor keturunan yang tidak dapat diubah, setidaknya ada dua
faktor miopia lain yang dapat dimodifikasi yaitu faktor lingkungan dan faktor gizi. Selain dari mencegah faktor-faktor risiko miopia, faktor lingkungan seperti stress
visual harus dikurangkan, antara yang dapat dilakukan adalah sering meregangkan dan menggerakkan mata dan melihat jauh pada objek yang jauh dari bahan bacaan,
Universitas Sumatera Utara
menanggalkan kacamata dan lensa kontak atau menggunakan kacamata baca ketika membaca tanpa menggunakan lensa kontak.
Selain faktor lingkungan, penjagaan gizi juga dapat membantu mencegah miopia karena mata memiliki struktur kolagen, dan mengkonsumsi zat-zat yang dapat
memperkuat kolagen juga mungkin dapat membantu mencegah bola mata menjadi memanjang. Zat-zat yang dapat digunakan untuk mencegah miopia adalah seperti
kalsium, magnesium, boron, silika, selenium, mangan dan vitamin D, vitamin C dan bioflavonoid.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Daubs 1984, rendahnya tingkat kalsium, fluorida dan selenium dapat meningkatkan risiko miopia progresif. Menurut
Politzer 1977 pula, perkembangan miopia pada anak-anak dapat diperlambat dengan
vitamin E. Selain itu, konsumsi rendah protein, lemak, vitamin B1, B2 dan C, fosfor, besi, dan kolesterol, serta kurang paparan sinar matahari, menurut Edwards 1996
kekurangan zat-zat ini juga mempunyai hubungan yang signifikan dengan miopia pada anak-anak.
Selain daripada penjagaan gizi anak, ibu-ibu disarankan agar mengambil beberapa vitamin mineral yang dapat mencegah miopia selama beberapa bulan sebelum
terjadinya kehamilan karena diet ibu sebelum dan selama kehamilan juga mungkin memainkan peran dalam kekuatan struktural mata si anak.
2.2.11 Komplikasi
Terdapat banyak komplikasi yang dapat terjadi pada pasien miopia. Diantara komplikasi miopia itu dapat menyebabkan kebutaan dan perubahan degeneratif yang
Universitas Sumatera Utara
dapat terjadi dalam kehidupan seorang dewasa setelah menderita miopia sepenuhnya sejak bertahun-tahun lamanya.
Selain itu, perdarahan dan thrombosis khoroid dapat terjadi. Perdarahan berulang mungkin saja dapat terjadi. Apabila perdarahan di daerah tengah yaitu tempat sering
terjadinya perdarahan berulang berlaku, pembentukan atau perluasan daerah atropik bekas luka dapat terjadi. Efek kumulatif dari peristiwa ini sering membawa bencana
kepada penglihatan pasien walaupun daerah atropik itu kecil dan tunggal. Apabila perdarahan besar terjadi, semakin tragislah efek yang terjadi kepada pasien.
Selain dari thrombosis dan perdarahan koroid, kekeruhan vitreous dapat juga terjadi. Kekeruhan vitreous sering terjadi pada beberapa derajat miopia tinggi.
Kekeruhan vitreous dapat meningkat secara tiba-tiba dan komplikasi serius dapat terjadi akibat kejadian seperti ini. Perlu juga diketahui bahwa kekeruhan vitreous
kadang-kadang dapat disertai dengan pengisian darah di dalamnya. Perlepasan retina merupakan salah satu komplikasi yang paling umum dari miopia,
dan inilah komplikasi yang paling ditakuti terjadi. Sir Stewart Duke-Elder menyatakan bahwa 5 dari miopia dapat terjadi perlepasan retina. Glaukoma
sederhana juga boleh terjadi, dan ini adalah komplikasi lebih lanjut dari miopia tinggi. Glaukoma sederhana terjadi dalam derajat yang lebih tinggi setelah
pertengahan usia. Sebenarnya risiko kebutaan di usia tua pada pasien-pasien ini sangat sedikit. Perlu
disadari bahwa masalah sebenar mereka dimulai pada masa anak-anak yaitu ketika kali pertama mereka dipakaikan dengan sepasang lensa korektif negatif oleh
seseorang yang mungkin tidak peduli tentang tragis yang akan terjadi akibat dampak jangka panjang pemberian lensa korektif tersebut. Setiap kali lensa pasien diperkuat,
semakin buruk keadaan mata pasien. Kondisi ini sering tidak disadari pasien, jarang sekali hal ini diberitahukan kepada pasien, dan pencegahan agar mata tidak
bertambah rusak juga jarang diberitahukan kepada pasien.
Universitas Sumatera Utara
Apabila tingkat keparahan miopia semakin meningkat dan sudah terlambat untuk melakukan pencegahan, pasien sering dijumpai di kamar bedah untuk memperbaiki
penglihatannya. Hal ini sering merupakan akibat dari kesalahan orang lain yang mencoba untuk terus menambah pemburukan pada retina pasien. Akhirnya pasien
telah menjadi korban seumur hidupnya akibat ketidaktahuannya dan menjadi korban eksploitasi dari orang yang tidak peduli tentang tragis yang akan menimpa dirinya
diri pasien.
2.2.12 Prognosis dan Tindak lanjutan Follow up