2.5.3 Dampak Seks Bebas
a. Kehamilan yang tidak diharapkan
Hubungan seks bebas atau seks pra nikah yang dilakukan remaja secara tidak bertanggung jawab terbukti telah banyak mengakibatkan kehamilan tak
diharapkan KTD. Banyak KTD diakhiri dengan aborsi. Aborsi selain dapat merusak organ reproduksi remaja perempuan juga dapat menyebabkan
kematian ibu. 1.
Menurut Prof. Biran Affandi, sekitar 2,1-2,4 juta perempuan setiap tahun diperkirakan melakukan aborsi, 30 diantaranya remaja.
2. Aborsi dikalangan remaja sering kali dilakukan dengan cara tidak aman
seperti memijat, minum jamu, dan memasukkan benda kedalam jalan lahir.
b. Penyakit menular seksual PMS dan HIV AIDS.
Hubungan seks bebas atau seks pra nikah yang dilakukan secara tidak aman terbukti telah menyebabkan infeksi atau penyakit menular seksual termasuk
HIV AIDS. Apabila PMS tidak diobati secara tepat maka dapat meningkatkan resiko kemandulan, kanker leher rahim, dan lain-lain
BKKBN, 2006.
Universitas Sumatera Utara
2.5.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Remaja dalam Menghadapi Seks Bebas
a. Perubahan-perubahan hormonal yang meningkatkan hasrat seksual libido
seksualitas remaja. Peningkatan hasrat seksual ini menyebabkan remaja membutuhkan penyaluran dalam bentuk tingkah laku seksual tertentu.
b. Penyaluran tersebut tidak dapat segera dilakukan karena adanya penundaan
usia perkawinan, baik secara hukum oleh karena adanya undang-undang tentang perkawinan, maupun karena norma sosial yang semakin lama
semakin menuntut persyaratan yang terus meningkat untuk perkawinan pendidikan, pekerjaan, persiapan mental, dan lain-lain.
c. Norma-norma agama yang berlaku, dimana seseorang dilarang untuk
melakukan hubungan seksual sebelum menikah. Untuk remaja yang tidak dapat menahan diri memiliki kecenderungan untuk melanggar hal-hal
tersebut. d.
Kecenderungan pelanggaran makin meningkat karena adanya penyebaran informasi dan ransangan melalui media massa dengan adanya teknologi
canggih Video Casette, foto copy, VCD, photo, satelit, telepon genggam, majalah, internet, dan lain-lain menjadi tidak terbendung lagi. Remaja yang
sedang dalam periode ingin tahu dan ingin mencoba, akan meniru apa yang dilihat atau didengar dari media massa, karena pada umumnya mereka
belum pernah mengetahui masalah seksual secara lengkap dari orang tuanya. e.
Orang tua sendiri, baik karena ketidaktahuannya maupun karena sikapnya yang masih mentabukan pembicaaran mengenai seks dengan anak,
Universitas Sumatera Utara
menjadikan mereka tidak terbuka pada anak, bahkan cenderung membuat jarak dengan anak dalam masalah ini.
f. Adanya kecenderungan yang makin bebas antara pria dan wanita dalam
masyarakat, sebagai akibat berkembangnya peran dan pendidikan wanita, sehingga kedudukan wanita semakin sejajar dengan pria Sarwono, 2006
Menurut para ahli, alasan seorang remaja melakukan hubungan hubungan seks diluar nikah atau seks bebas terbagi dalam beberapa faktor, yaitu:
a. Tekanan yang datang dari teman pergaulannya.
Lingkungan pergaulan yang telah dimasuki oleh seorang remaja dapat juga berpengaruh untuk menekan temannya yang belum melakukan hubungan
seks. b. Adanya tekanan dari pacarnya.
Karena kebutuhan seseorang untuk mencintai dan dicintai, seseorang harus rela melakukan apa saja terhadap pasangannya, tanpa memikirkan risiko
yang dihadapinya. c.
Adanya kebutuhan badaniah. Seks merupakan kebutuhan dasar yang tidak dapat dipisahkan dari
kehidupan seseorang termasuk remaja. d.
Rasa penasaran. Pada usia remaja rasa keingintahuannya begitu besar terhadap seks. Apalagi
jika teman-temannya mengatakan bahwa seks terasa nikmat, ditambah lagi adanya segala informasi yang tidak terbatas masuknya. Maka, rasa
Universitas Sumatera Utara
penasaran tersebut semakin mendorong mereka untuk lebih jauh lagi melakukan berbagai macam percobaan sesuai dengan yang diharapkannya.
e. Pelampiasan diri.
Faktor ini tidak hanya datang dari diri sendiri. Misalnya, karena putus asa lalu seseorang mencari pelampiasan yang akan semakin menjerumuskannya
kedalam pergaulan bebas. f.
Faktor lingkungan keluarga. Bagi seorang remaja, mungkin aturan yang diterapkan oleh kedua orang
tuanya tidak dibuat berdasarkan kepentingan kedua belah pihak orang tua dan anak. Akibatnya remaja tersebut merasa tertekan, sehingga ingin
membebaskan diri dengan menunjukkan sikap sebagai pemberontak, yang salah satunya dalam masalah seks. Dianawati, 2006
2.5.5 Tindakan yang Perlu Dilakukan dalam Menghadapi Seks Bebas Remaja